Page 112 - Menabung_Ebook
P. 112
serta mengikut-sertakan Nederlandsche Handelmaatschappij (NHM) dalam pendirian De
Javasche Bank (DJB).
Sejak awal tahun 1800, setelah bubarnya VOC, pemerintah merasakan beratnya beban
kegiatan perekonomian Hindia Belanda, termasuk kesulitan dalam pengaturan keuangan
pemerintah, yang tanpa adanya bank sirkulasi harus dilakukan sendiri oleh pemerintah.
Seiring dengan tuntutan waktu, pemerintah kewalahan dalam menjalankan kebijakan
moneter dan kebijakan fiskal secara bersamaan tanpa bantuan lembaga lainnya. Selain
itu, dalam hubungan ekspor-impor antara Hindia Belanda dan negeri Belanda, dibutuhkan
emas dan perak guna menutupi nilai defisit dalam neraca perdagangan. Kedua alat bayar
itu harus selalu didatangkan dari negeri Belanda yang tentunya lebih mudah jika dilakukan
melalui fasilitas perbankan.
Kondisi itulah yang akhirnya memicu gagasan pendirian bank sirkulasi untuk Hindia
Belanda. Pada tahun 1816 di negeri Belanda, dalam upacara penyerahan kembali Hindia
Belanda dari Inggris. Gagasan pendirian bank sirkulasi untuk wilayah koloni itu menjadi
pembicaraan hangat antarpejabat Belanda. Salah seorang Komisaris Jenderal Hindia
Belanda, yaitu C.T. Elout adalah salah seorang pejabat yang melontarkan gagasan itu. Pada
saat yang sama, di negeri jajahan, yaitu Hindia Belanda, juga muncul desakan kuat dari
kalangan pengusaha agar segera didirikan lembaga bank guna memenuhi kepentingan
Menabung Masa Prakemerdekaan Oktober 1820 berhasil membuat suatu konsep bank van Leening yang pada masa VOC
bisnis mereka, terutama untuk fasilitas pendanaan dan perdagangan luar negeri. Namun,
gagasan itu lama menguap tanpa tindak lanjut yang jelas.
Dalam masa pemerintahan van der Capellen, Hoofd-Directie van Financien pada 10
juga pernah didirikan. Namun, sayangnya van der Capellen tidak memberikan perhatian
yang cukup terhadap niat pendirian bank itu. Para pengusaha di Hindia Belanda terus
berupaya untuk menyusun konsep suatu bank, tetapi tak kunjung terealisasi meskipun
pada 16 Juli 1823 negeri Belanda mengirimkan rancangan oktroi untuk suatu bank yang
akan dinamakan de Nederlandsche oost-Indische Bank menyusul kemudian.
Baru kemudian Raja Willem I turun tangan ketika pada 1825 ia sendiri lagi-lagi
mengambil inisiatif awal untuk pendirian suatu bank di Hindia Belanda. Menurut Raja, bank
tersebut adalah bank swasta yang diharapkan dapat membantu mengatasi kekurangan
persediaan mata uang di Hindia Belanda. Gayung bersambut, di Hindia Belanda, Menteri
102 Urusan Jajahan J.C. Baud pada tahun 1826 meminta agar pimpinan Nederlandsche
Handelmaatschappij (NHM) membantu pemerintah dalam mendirikan bank sirkulasi.
Sebenarnya, NHM lebih suka jika di Batavia didirikan suatu bank (kredit) pertanian yang
lebih dibutuhkan di Hindia Belanda daripada bank sirkulasi.
Pada 29 Desember 1826 Raja Willem I mengirimkan Surat Kuasa No. 85 kepada
Komisaris Jenderal Hindia Belanda untuk segera merundingkan dengan Pemerintah
Hindia Belanda tentang pembentukan suatu bank di Jawa berdasarkan oktroi, yaitu
pemberian wewenang dan hak tunggal dari Pemerintah dengan jangka waktu. Oleh L. De