Page 113 - Menabung_Ebook
P. 113
Bree disebutkan bahwa surat kuasa Raja Willem tersebut berdasarkan laporan rahasia
Menteri Urusan Jajahan yang diberi tugas olehnya untuk mengajukan konsep suatu Oktroi
dan ketentuan-ketentuan bagi suatu bank yang akan didirikan di Jawa. Dalam surat kuasa
tersebut Raja Willem menguasakan kepada Menteri Urusan Jajahan untuk menyampaikan
surat kuasa tersebut kepada Komisaris Jenderal serta mengikutsertakan NHM dalam
pendirian De Javasche Bank (DJB).
Dalam Surat Keputusan Komisaris Jenderal No. 28 tertanggal 11 Desember 1827
ditetapkan Oktroi khusus bagi De Javasche Bank sebagai ketentuan dan pedoman dalam
menjalankan usahanya. Oktroi tersebut berlaku selama periode tertentu dan akan
terus diperbarui sesuai dengan kebijakan pemerintah kolonial. Oktroi pertama berlaku Menabung Membangun Bangsa
selama 10 tahun sejak 1 Januari 1828 sampai dengan 31 Desember 1837 dan kemudian
diperpanjang sampai dengan 31 Maret 1838. Sesuai dengan ketentuan Oktroi pertama,
modal dasar De Javasche Bank ditentukan sebesar 4 juta gulden terbagi dalam 8000
lembar saham, masing-masing bernilai 500 gulden. Nilai itu harus dipenuhi dalam bentuk
emas dan perak. Modal disetor untuk tahap pertama disyaratkan sebesar 50%, yaitu 2
juta gulden. Apabila modal disetor telah mencapai 25%, yaitu 1 juta gulden, bank dapat
dinyatakan berdiri dan memulai usahanya.
Setelah tercapai angka modal disetor, De Javasche Bank dinyatakan dibuka dan dapat
beroperasi sebagai bank sirkulasi. Berdasarkan perkembangan itu, Komisaris Jenderal du
Bus mengeluarkan Surat Keputusan No. 25 tertanggal 24 Januari 1828 yang menyatakan
bahwa De Javasche Bank secara resmi telah didirikan. Surat keputusan itu disebut sebagai
akta pendirian De Javasche Bank, maka tanggal 24 Januari 1828 adalah tanggal didirikannya
De Javasche Bank meskipun bank baru beroperasi pada tanggal 8 April 1828.
Sesuai dengan Ppasal 32 Oktroi De Javasche Bank, pada tanggal 11 Maret 1828
bank mencetak uang kertas untuk pertama kali senilai 1.120.000 gulden yang terdiri atas
pecahan 1000, 500, 300, 200, 100, 50, 25. Sementara itu, untuk mengeluarkan nilai yang
lebih kecil, direksi bank diwajibkan mengajukan permohonan pada gubernur jenderal
yang kemudian akan dilanjutkan ke negeri Belanda. Setelah dirasa siap untuk beroperasi,
pada tanggal 8 April 1828 De Javasche Bank mengumumkan kepada khalayak melalui surat
kabar Javasche Courant No. 43 bahwa pada hari itu bank telah dinyatakan beroperasi
secara resmi.
Pada periode selanjutnya De Javasche Bank mulai membuka kantor cabang di Jawa 103
dan luar Jawa sesuai dengan kondisi perekonomian Hindia Belanda. Selanjutnya, dikatakan
oleh Pieter Creutzberg dan J.T.M. van Laanen (1987) bahwa beberapa dekade setelahnya
di Hindia Belanda mulai bermunculan bank komersial, antara lain The Chartered Bank
of India, Australia & China (1863) di Jakarta, Rotterdamsche Bank (1864) di Jakarta,
Internationale Crediet & Handels Vereeniging Rotterdam (1864) di Semarang, Surabaya,
dan Jakarta, Nederlandsch Indische Handelsbank (1864) di Jakarta, dan Nederlandsch
Indische Escompto Mij (1857) di Jakarta.