Page 116 - Menabung_Ebook
P. 116
3. Postspaarbank
Dalam kondisi perekonomian Hindia Belanda yang makin lebih baik daripada
abad sebelumnya, barulah muncul bank komersial yang mulai menghimpun
dana masyarakat dalam bentuk tabungan. Pada masa kolonial pada awal
abad ke-20 ini mulai terlihat usaha mengenalkan bentuk tabungan modern
kepada mvasyarakat Hindia Belanda. Sebagaimana kita ketahui, masyarakat
Indonesia telah mengenal budaya menabung atau menyimpan suatu modal
untuk bekal yang dapat digunakan pada waktu yang akan datang dalam
bentuk tradisional, yaitu celengan dalam berbagai macam bentuknya. Perlu
kita garis bawahi bahwa dua cara menabung itu, yang bersifat tradisional
(celengan) dan yang bersifat modern (tabungan bank), terus berlangsung
secara beriringan hingga masa sekarang.
Berdasarkan Koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897,
Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Postspaarbank atau Bank Tabungan
Pos, di Batavia. Dijelaskan oleh Francien van Anrooij (2014) bahwa status
bank ini berada di bawah binaan Burgerlijke Openbare Werken (Departemen
Pekerjaan Umum Sipil disingkat BOW. Semua tugas yang ditambahkan
setelah tahun 1872―kecuali tugas untuk Departemen Angkatan Laut―di
Menabung Masa Prakemerdekaan (Departemen Perusahaan Pemerintah) yang baru (1907).
kemudian hari akan dialihkan ke Departement van Gouvernements-bedrijven
Tujuan utamanya adalah untuk mendidik masyarakat agar gemar
menabung, sekaligus memperkenalkan lembaga perbankan pada masyarakat.
Sejak tahun 1931, peranan Postspaarbank dalam menghimpun dana
masyarakat terus meningkat. Postspaarbank berusaha membungakan dana
dalam bentuk surat berharga, seperti obligasi, promes. Sampai akhir tahun
1939, dana yang berhasil dihimpun berjumlah 54 juta rupiah.
Pada 1934 terbit Besluit Gubernur Jendral Hindia Belanda No. 27 tahun
1934 dengan nama Postspaarbank Bank Ordonantie (Stbl N.I 653 tahun
1934) yang berlaku tanggal 1 Januari 1935. Pemerintahan memberikan
persekot yang dapat dikembalikan dan Postspaarbank telah dapat membiayai
106 diri sendiri serta membentuk dana cadangan. Pada tahun 1940, bersamaan
dengan penyerbuan Jerman ke Netherland, terjadi pengambilan dana
secara besar-besaran oleh nasabah Postspaarbank. Sebanyak 11 juta rupiah
dibayarkan pada para nasabah. Tahun 1941, kepercayaan nasabah tumbuh
kembali sehingga dana yang dihimpun meningkat menjadi 58,8 juta rupiah.
Selanjutnya, pada masa pendudukan Jepang tahun 1942, tentara
pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan kolonial Belanda dan