Page 57 - Menabung_Ebook
P. 57
wadah istimewa. Asumsi terhadap anggapan ini didasarkan atas fakta bahwa
himpunan benda berharga dijumpai bertumpuk dalam wadah dalam suatu
temuan yang tidak sengaja. Temuan yang paling spektakuler adalah tumpukan
harta dari Desa Wonoboyo di Jawa Tengah. Benda-benda berharga itu berupa
mata uang emas, perak, dan wadah-wadah berhias yang juga terbuat dari
perak dan emas.
Milik siapakah benda-benda berharga ini dan untuk tujuan apa benda-
benda ini tertumpuk dalam satu himpunan besar? Dari segi pemiliknya
tentunya hanya bisa dihubungkan dengan golongan elite pemerintahan.
Untuk kepentingan apa? Tidak ada jawabannya kecuali suatu dugaan bahwa Menabung Membangun Bangsa
benda itu disimpan sebagai milik pribadi atau sebagai sarana upacara yang
digunakan kaum elite kerajaan.
Harta atau kekayaan tidak hanya diwakili oleh permata yang berharga,
tetapi juga barang-barang lainnya, di antaranya adalah kain, baik yang
biasa dikenakan oleh laki-laki maupun perempuan. Hal itu tecermin dalam
upacara penetapan sima. Upacara itu menggambarkan kegiatan pembagian
hadiah kepada para pejabat kerajaan dari pusat hingga daerah, termasuk
penduduk desa yang hadir sebagai saksi. Adapun yang memberikan hadiah
adalah pejabat desa yang sebelumnya mendapat anugerah dari raja, yaitu
tanah miliknya yang diubah statusnya menjadi sima, yaitu tanah yang
diberi keringanan dalam pajak serta kebebasan pimpinan komunitas untuk
mengelola sendiri wilayahnya.
Data prasasti dari akhir abad ke-9 hingga pertengahan abad ke-10 (masa
Balitung dan Sindok) mencatat bahwa bentuk hadiah (dikenal dengan sebutan
pasek-pasek) yang paling sering disebut adalah emas (mas), perak (pirak),
pakian laki-laki (wdihan) dan pakaian perempuan (bisa juga untuk laki-laki)
yang disebut kain (ken).
Dalam bukunya yang berjudul Patterns of Trade in Western Indonesia:
Ninth through Thirteenth Centuries A.D (1982) Christie menyebutkan berbagai
jenis kain yang masuk ketegori wdihan, yaitu sebagai berikut:
(1) ganjar haju patra sisi, (2) ganjar patra sisi, (3) ganjar haji, (4) ganjar 47
patra, (5) jaro haji, (6) jaro, (7) buat kling putih, (8) bwat pinilai, (9) pinilai,
(10) bwat lwitan, (11) kalyaga, (12) pilih angsit, (13) rangga, (14) tapis,
(15) siwakidang, (16) bira/wira, (17) jaga, (18) hamawaru, (19) takurang,
(20) alapnya sularikuning, (21) ragi, (22) pangalih, (23) ambay-ambay, (24)
lunggar, (25) bwat waitan, (26) cadar, (27) lwir mayang, (28) putih, (29) raja
yoga, (30) pamodana, (31) ron paribu, (32) suswan, (33) prana, (34) sulasih,
(35) tadahan, (36) syami himi-himi.