Page 126 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 126
115 SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA
untuk tugas operasi, bahkan juga sangat muslihat. Penerbangan dan pendaratan
berguna di bidang diplomasi. dilakukan waktu malam hari atau di pagi hari.
Pesawat-pesawat Tatcikawa Army Hubungan radio tidak dipergunakan. Jika
98 Cukiu pernah dipakai dalam suatu mereka bertugas, tidak ada seorang pun
penerbangan formasi jarak jauh yang pertama yang mengetahuinya, kecuali Suryadarma.
dari Maguwo ke Jakarta dan bertindak selaku Sementara itu, hubungan dengan luar
pilot-pilot adalah Komodor Muda Udara negeri tetap diadakan. Berkat ketangkasan
Adisutjipto, Opsir Udara II Iswahyudi, dan Komodor Muda Udara Adisutjipto, blokade
Opsir Udara III Imam Wirjosaputro. Tugas udara Belanda itu dapat diterobos.
mereka adalah membawa pimpinan AURI Adisutjipto pemah pula bertugas ke
serta Mayor Jenderal Sudibjo ke Jakarta India. Di India misi Komodor Adisutjipto
dalam rangka perundingan penyelesaian adalah mencari instruktur untuk sekolah
tawanan perang dan kaum interniran Serikat. penerbangannya. Di samping itu, ia juga
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 23 Juli berusaha untuk membeli pesawat-peséwat
1946. Satu formasi lainnya yang terdiri atas terbang. Di India, ia bertemu dengan
6 pesawat mengadakan cross-country flight Perdana Menteri Jawaharlal Nehru, yang
ke Sumatra Selatan dengan mengambil jalur memperkenalkannya dengan Patnaik,
Banten Selatan. Ketika kembali, tiga pesawat seorang industrialis India. Dalam berdiplomasi,
mengalami kerusakan dan salah satu di Adisutjipto berhasil meyakinkan Patnaik
antaranya adalah pesawat yang dikemudikan sehingga ia menyetujui akan meminjamkan
oleh Adisutjipto. Sewaktu melakukan sebuah pesawat Dakota kepada Pemerintah
pendaratan darurat di pantai Cipatuah, RI guna keperluan penerbangannya.
Tasikmalaya, roda pesawat membentur Ketika Adisutjipto berkunjung kembali
sebatang pohon kelapa yang letaknya ke India, ia pergi bersama-sama dengan dr.
melintang. Akibatnya pesawat terbalik. Abdulrachman Saleh. Menurut rencana, ia
Adisutjipto dapat menyelamatkan diri, tetapi tidak akan kembali langsung ke Indonesia,
penumpangnya, yaitu Mayor Udara Tarsono tetapi akan tinggal sementara di Singapura
Rudjito terlempar ke luar dan mengalami untuk menyelesaikan tugasnya. Sementara
patah tulang punggungnya dan wafat di itu, pers dan radio Malaya menyiarkan
rumah sakit di Tasikmalaya. bahwa sebuah pesawat Dakota VT-CLA
Agresi Militer Belanda I yang dimulai yang mengangkut obat-obatan akan menuju
pada tanggal 21 Juli 1947 ditandai dengan ke Indonesia. Obat-obatan tersebut adalah
pemboman, antara lain, atas Pangkalan sumbangan Palang Merah Internasional
Udara (PAU) Gorda, Kalijati, dan Maospati. kepada Palang Merah Indonesia. Berita
PAU Maguwo tidak berhasil dibom karena tersebut juga dimuat dalam surat kabar
terhalang oleh cuaca buruk. Pihak AURI Malayan Times. pémerintah Inggris di
pada waktu itu belum mempunyai senjata Singapura dan Belanda telah menyetujui
penangkis serangan udara dan juga belum pengiriman obat-obatan tersebut. Lebih
memiliki radar. Untuk mengelabuhi musuh, lanjut juga dikatakan bahwa tujuan perjalanan
AURI harus menggunakan berbagai tipu Dakota itu adalah Yogyakarta. Pada 29 Juli