Page 127 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 127
SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA 116
1947, pesawat Dakota tersebut mengitari dalam usia yang masih muda, yaitu 31 tahun.
lapangan terbang Maguwo dan bersiap-siap Ucapannya yang selalu dikenang adalah
akan mendarat. Akan tetapi, tiba-tiba dari ”Jadilah penerbang yang ulung dan berjiwa
arah utara muncul dua pesawat pemburu pahlawan agar selalu dapat mengabdi kepada
Belanda Kittyhawk yang melepaskan nusa dan bangsa Indonesia.”
tembakan ke arah pesawat Dakota, yang tidak Untuk menghormati jasa para pejuang
bersenjata, dan tembakan itu tepat mengenai yang gugur dalam penembakan pesawat
sasarannya. Keseimbangan pesawat hilang. Dakota VTCLA, sejak tahun 1955 peristiwa
Pendaratan darurat harus dilakukan, tetapi itu diperingati sebagai ”Hari berkabung” AURI
pesawat itu terbentur pada sebatang pohon dan sejak tahun 1962 hari itu diperingati
sehingga patah dan terbakar. Hanya ekomya sebagai ”Hari Bakti” AURI, yaitu hari untuk
yang masih utuh karena tersangkut tanggul mengenang sumbangsih dan bakti para
sawah. pejuang yang gugur dalam menjalankan
Peristiwa yang sangat menyedihkan ini tugas dalam peristiwa penembakan pesawat
terjadi di dekat Desa Ngoto, tiga km sebelah Dakota. Pangkalan Udara Maguwo diubah
selatan kota Yogyakarta. Semua awak namanya menjadi Pangkalan Udara
pesawat tewas, termasuk penumpangnya, Adisutjipto untuk memperingati jasa-jasanya.
yaitu Komodor Adisutjipto dan dr. Abdul Persmian perubahan nama tersebut dilakukan
Rahman Saleh. Sementara awak kapal yang pada 16 Agustus 1955.
terdiri atas A.N Constantine (pilot), R Hazelhurt Sebagai penghargaan atas jasa-
(co-pilot), Adisumarmo Wiryokusumo (juru jasanya, pemerintah menganugerahkan
radio), Bhida Ram (juru teknik), beserta para Bintang Garuda dan Bintang Mahaputra
penumpangnya, yaitu Ny. Constantine, Zainal Tingkat V kepada Adisutjipto. Penghargaan
Arifin (wakil perdagangan RI) tewas, kecuali lain, Adisutjipto dinaikkan pangkatnya menjadi
seorang yang masih hidup, yakni R.A. Gani Laksamana Muda Udara Anumerta dan
Handonotjokro. dianugerahi gelar pahlawan nasional pada
Komodor Udara Adisutjipto dimakamkan tahun 1974.
di makam Kuncen, Yogyakarta. Beliau gugur
Marsda TNI Mas Agustinus Adisucipto (1916-1947).
Sumber : Perpustakaan Nasional RI

