Page 145 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 145

SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA                                                                      134







































                                              Bandar Udara Juanda Terminal 2.
                                                 Sumber : Angkasa Pura I

             dari kelas V langsung ke kelas VII. Djuanda       menamatkan pendidikannya di HBS pada
             memang seorang yang rajin, tekun, cerdas,         1929 dengan nilai yang sangat bagus
             teliti, dan cermat. Ia suka sekali membaca        dan lulus dengan gemilang (schitterend

             buku. Di samping gemar membaca, la juga           geslaagd). Ia langsung diterima sebagai
             menyukai olahraga, terutama berenang,             mahasiswa      pada     Technische      Hoge
             polo air, dan mendaki gunung. Pada                School (sekarang ITB) di Bandung dengan
             tahun 1924, Djuanda tamat dari ELS dan            memperoleh beasiswa. Djuanda memilih

             meneruskan ke pendidikan menengah                 Fakultas llmu Teknologi yang mempelajari
             umum, Hogere Burger School (HBS) di               tehnik pengairan dan jalan (Wegen en
             Bandung. Pada tingkat pendidikan ini,             Waterbouwkunde).        Angkatanya       ada
             Djuanda tetap menjadi anak yang pandai,           sebanyak 39 orang mahasiswa yang terdiri

             terutama pada mata pelajaran ilmu pasti           atas 18 mahasiswa Indonesia, 2 keturunan
             dan ilmu alam.                                    Cina, dan 19 orang Belanda.
                   Selama menuntut ilmu di HBS, Djuanda             Selama menuntut ilmu di ITB, Djuanda
             pulang pergi ke sekolah dari Cicalengka ke        senantiasa belajar dengan sungguh-

             Bandung dengan menggunakan kereta api.            sungguh dan tidak banyak membuang-
             la harus berangkat pada waktu subuh dan           buang waktu. la juga aktif di organisasi
             pulang sesudah asar. Djuanda baru tinggal         lndonesische     Studenten     Vereeninging
             di Bandung ketika ia duduk di kelas IV. Ia        (Perkumpulan Mahasiswa Indonesia) yang

             memilih untuk tinggal di asrama agar lebih        bersifat kebarat-baratan. Awalnya, Djuanda
             mahir penguasaan berbahasa Belanda,               belum tertarik pada perjuangan politik
             lnggris, Jerman, dan Perancis. Djuanda            walaupun  setiap kali membaca mingguan
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150