Page 176 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 176
165 SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA
Tabanan). Setelah melakukan konsolidasi Kata-kata itu diucapkan oleh Ngurah Rai
dengan para pimpinan ekspedisi, pada 14 (29 tahun) di depan anggota pasukannya
April 1946 dibentuklah Dewan Perjuangan pada pertengahan bulan November
Rakyat Indonesia Sunda Kecil (DPRISK) di 1946. Ia cukup mempunyai alasan
Munduk Malang. Kedatangan Ngurah Rai untuk mengeluarkan kata-kata tersebut.
disambut meriah oleh para pejuang Bali. Sebagai seorang pejuang dan komandan
Mereka merencanakan penyambutan yang dari Resimen TRI (Tentara Republik
unik, yaitu melancarkan serangan umum ke Indonesia) Sunda Kecil, ia merasa kecewa
kota Denpasar pada tanggal 10—11 April terhadap hasil perundingan yang diadakan
1946. Serangan itu berlangsung semalam Pemerintah dengan Belanda. Tanggal
penuh yang mengakibatkan banyak jatuh 15 November 1946 perundingan yang
korban di pihak Belanda. diadakan di Linggajati itu telah diparaf oleh
Ngurah Rai terus lanjutkan perjuangan wakil-wakil delegasi kedua belah pihak.
menghadapi Belanda. Pada awal Juli Dalam salah satu bagian tercantum bahwa
1946 Ngurah Rai memerintahkan agar Belanda mengakui kekuatan de facto
pasukan melakukan long march mendaki RI hanya atas pulau Jawa, Madura, dan
Gunung Agung. Pasukan mengambil posisi Sumatra. Hal itu berarti bahwa daerah lain,
pada ketinggian 900 meter, sedangkan termasuk Bali, tersisihkan dari kekuasaan RI.
di selatan pada ketinggian 1.000 meter. Secara bulat-bulat pulau itu diakui menjadi
Berbekal semangat tidak mau dijajah bagian dari Negara Indonesia Timur bikinan
kembali, meskipun sudah menempuh Belanda. Posisi Ngurah Rai semakin sulit,
perjalanan yang meletihkan, serangan- tetapi sesuai dengan ucapannya ia tidak
serangan gerilya dilancarkan. Kegiatan itu mengenal kompromi.
menyadarkan Belanda bahwa perlawanan Menjelang pagi tanggal 18 November
Ngurah Rai sama sekali belum terhenti. 1946, Ngurah Rai memimpin pasukannya
Dalam keadaan yang demikian, Belanda menyerang Tabanan. Dalam penyerangan
menyodorkan usul damai kepada Ngurah itu satu detasemen polisi Belanda lengkap
Rai. Dalam surat yang dikirimkan kepada dengan senjatanya menyerah. Belanda
Ngurah Rai, Kolonel Ter Meulen, Komandan gempar, lalu mengerahkan segenap
Pasukan Gajah Merah menawarkan tempat kekuatannya dari seluruh Bali dan Lombok,
berunding di Detasemen Plaga. Tawaran bahkan dari seluruh Sunda Kecil untuk
tersebut dijawab oleh Ngurah Rai bahwa menghantam kédudukan Ngurah Rai di
“Soal perundingan kami serahkan kepada sekitar Tabanan. Pasukan gabungan itu
kebijaksanaan Pemerintah Republik terdiri atas ”Gajah Merah”, ”Anjing Hitam”,
Indonesia di Jawa. Bali bukan tempatnya ”Singa”. Di samping itu, ada polisi negara
perundingan diplomatik dan saya tidak dan polisi perintis serta tiga buah pesawat
suka kompromis. Jangan gentar, Sunda pemburu.
Kecil harus mampu berdiri sendiri. Pertempuran terakhir terjadi di desa
Lanjutkan perjuangan dengan apa yang Marga, sekitar pukul 05.30, tanggal 20
ada walaupun perhatian dari pusat kurang.” November 1946. Pasukan Belanda mulai