Page 259 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 259
SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA 248
berbeda haluan dengan pemerintah menyelesaikannya pada 1954.
kolonial Belanda. Ia tidak mau didikte untuk Kendati hanya ditugaskan di distrik-
berbicara sesuai dengan maksud dan distrik terpencil, Frans Kaisiepo tetap
keinginan pemerintah kolonial Belanda. semangat dalam memperjuangkan
Ia bahkan menolak untuk menjadi Ketua kemerdekaan Irian Barat. Pada tahun 1961
Delegasi Nederlands Guinea dalam ia mendirikan partai politik “Irian Sebagian
Konferensi Meja Bundar. Akibatnya, ia Indonesia”(ISI) yang bertujuan menuntut
ditugaskan pemerintah kolonial Belanda di penyatuan kembali Nederlands Nieuw
sejumlah distrik terpencil, seperti Ransiki Guinea ke dalam Negara Republik Indonesia.
(Manokwari), Ayamu-Taminabuan (Sorong), Kemudian pada masa perjuangan Trikora ia
dan di Timika (Fak-Fak). aktif memberikan bantuan dan melindungi
Di tengah upaya pengucilan dirinya para pejuang Indonesia yang didaratkan
oleh Pemerintah Kolonial Belanda, di Mimika sehingga pendaratan para
Frans Kaisiepo tetap aktif menuntut ilmu pejuang itu tidak dapat diketahui oleh pihak
pemerintahan. Kariernya di pemerintahan Belanda. Perjuangan Trikora telah membuat
berlanjut hingga diangkat menjadi Kepala kepanikan pihak Belanda dan sekutu-
Distrik Supiori Selatan, Biak Numfor pada sekutunya, terutama Amerika Serikat yang
1951—1952. Satu tahun kemudian Frans melihat permasalahan Indonesia—Belanda
mendapat kesempatan mengikuti aplikasi dalam kerangka Perang Dingin.
pada Bestuur School. Setelah tamat, Setelah melalui proses perundingan
ia kemudian melanjutkan pendidikan di panjang, persetujuan untuk mengakhiri
Sekolah Pendidikan Kantor Pamong Praja sengketa Irian Barat ditandatangani oleh
di Kotabaru atau Abepura pada 1952 dan Indonesia dan Belanda pada tanggal
Adam Malik (kiri), menteri luar negeri RI, dalam percakapan dengan Frans Kaisiepo Gubernur Irian Barat.
Sumber : geheugenvannederland.nl

