Page 254 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 254
243 SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA
Ruang tunggu Bandar Udara Frans Kaisiepo.
Sumber : Angkasa Pura I
wilayah adat Sorido dan Burokub. Kaisiepo terus memainkan fungsi penting
Ketika perang berakhir, Belanda sebagai bandar udara internasional. Pada
mengambil alih semua fasilitas militer masa itu, terdapat rute penerbangan
di Ambroben. Untuk kepentingan Jakarta—Denpasar—Biak—Honolulu—
penerbangan, Belanda awalnya hanya Los Angeles dan rute penerbangan
menggunakan lapangan terbang Burokub, Jakarta—Denpasar—Biak—Seattle. Rute
yang jaraknya sekitar 1,5 kilometer dari itu terpaksa ditutup pada 1990-an akibat
lapangan terbang di Desa Ambroben. ketidakmampuan. Sejak saat itu, berakhirlah
Sekitar tahun 1947 Belanda menggunakan peranan Bandar Udara Frans Kaisiepo
lapangan terbang di Ambroben. Sejak sebagai bandar udara internasional.
saat itu, Lapangan Terbang Ambroben Bandar Udara Frans Kaisiepo diprediksi
dikenal sebagai Mokmer, sesuai dengan akan semakin memainkan peran penting
nama kampung tempat lapangan terbang sebagai pusat mobilisasi transportasi udara
ini berada. Bandar udara ini oleh tentara di Pulau Biak seiring dengan dijadikannya
sekutu dijadikan tempat pertahanan mereka pulau ini sebagai Kawasan Pengembangan
dengan Jenderal Douglas McArthur sebagai Ekonomi Terpadu (KAPET) di kawasan
panglimanya. timur Indonesia dan hingga kini pengelolaan
Pada 9 Mei 1984, nama Pelabuhan Bandar Udara Frans Kaisiepo berada pada
Udara Mokmer diganti menjadi pelabuhan PT Angkasa Pura I.
udara Frans Kaisiepo. Kaisiepo adalah
salah satu tokoh integrasi Papua ke Kiprah dan Perjuangan Frans Kaisiepo
Indonesia. Kaisiepo-lah yang mengusulkan Frans Kaisiepo berasal dari suku Biak
nama “Irian” untuk menyebut Papua. Numfor yang mendiami wilayah di Teluk
Pada tahun 1990-an, Bandar Udara Frans Cendrawasih. Suku ini merupakan suku

