Page 255 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 255
SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA 244
Tampak depan Bandar Udara Frans Kaisiepo.
Sumber : Angkasa Pura I
bangsa campuran yang memiliki mobiltas pendidikan anak dalam masyarakat Biak
paling tinggi di Irian Jaya dan memiliki Numfor merupakan tanggung jawab
kekerabatan Patrilineal. Frans dilahirkan bersama antara orang tua, bibi, dan paman,
pada tanggal 10 Oktober 1921dari pasangan serta keluarga besar.
Albert Kaisiepo dan Alberthina Maker. Pendidikan formal pertama yang
Albert Kaisiepo adalah seorang kepala diperoleh Frans Kaisiepo adalah sekolah
suku yang memiliki keahlian sebagai pandai desa kelas 3 atau yang disebut dengan
besi sekaligus sosok yang dihormati oleh Dorpschool B atau Volkschool di Wardo.
para anggota sukunya. Jika terjadi perang Mata pelajaran yang diberikan di sekolah
antarsuku, Albert diberi kepercayaan untuk tersebut meliputi sejarah kitab suci,
memimpin pasukan dari Kampung Wardo. membaca, berhitung, menulis, bahasa,
Ibunya meninggal dunia ketika Frans dan menyanyi. Sejumlah mata pelajaran
Kaiseipo masih balita. Oleh ayahnya ia tersebut disesuaikan dengan kurikulum
kemudian dititipkan pada bibinya (adik sekolah dasar pada masa itu. Setelah
Alkbert Kaiseipo) dan tinggal di Numfor. menyelesaikan pendidikan di sekolah desa
Sejak kecil ia telah menunjukkan bakat kelas 3, Frans melanjutkan pendidikan ke
kepemimpinan. Hal ini nampak ketika Frans Vervolgschool atau sekolah sambungan di
bermain dengan kawan sebayanya. Setiap Korido yang berada di Kecamatan Supriori.
kali ada perselisihan di antara teman- Ia berhasil lulus dari sekolah tersebut pada
temannya Frans tampil sebagai penengah 1934 dan melanjutkan pendidikan di sekolah
untuk mendamaikan. Sebagai penganut guru di Miei. Sekolah yang terletak di
Kristen Protestan yang taat, ia mendapatkan kawasan Manokwari tersebut dikelola oleh
ajaran moral dari lingkungan keluarga, Zending. Frans menyelesaikan pendidikan
terutama dari bibinya. Pengasuhan dan di sekolah itu pada tahun 1936. Setahun

