Page 19 - Perdana Menteri RI Final
P. 19

pada tahun 1952, kabinet ini digulingkan   Wilopo lahir dan dibesarkan di Purworejo   Ali Sastroamidjojo telah berperan aktif pada   nasional pertama pada 1955 di bawah kabinet
 atas keputusan Sukiman menerima bantuan   dengan latar belakang pendidikan pada dua   persoalan-persoalan politik luar negeri. Meskipun   Burhanuddin Harahap. Pemilu ini melibatkan
 luar negeri (mutual security aid) dari Amerika   sekolah ternama;  Rechts Hoge School (kemudian   begitu, Ali Sastroamidjojo diangkat sebagai   enam belas  wilayah  pemilihan dan dapat
 32
 Serikat.  Selain itu, di tahun yang sama,   menjadi Fakultas Hukum Universitas Indonesia)   Menteri  Pendidikan  dan  Pengajaran  di  bawah   dikatakan  unik  karena  mempertimbangkan
 kekuatan Islam pada percaturan politik nasional   dan  Technische Hoge School  (kemudian menjadi   kabinet Amir Syarifudin. Meski tidak menjabat   untuk memberikan posisi tetap untuk perwakilan
 37
 terbelah setelah keputusan Nahdlatul Ulama   Institut Teknologi Bandung).   Sejak muda,   sebagai menteri luar negeri, Ali Sastroamidjojo   minoritas; tiga kursi untuk komunitas Arab,
 meninggalkan Masyumi dan membentuk partai   Wilopo aktif dalam beberapa organisasi seperti   dipercaya oleh pemerintah RI  untuk menjadi   tiga kursi untuk komunitas Eropa, dan enam
 sendiri. 33  Partindo dan PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar   juru runding pada pertemuan Lake Success yang   kursi untuk komunitas Tionghoa/China. Pada
 Indonesia).   diadakan atas prakarsa PBB di New York. 40      pemilihan umum ini diketahui pola preferensi
 Sukiman kemudian digantikan oleh  Wilopo                      pilihan masyarakat Indonesia yang mementingkan
 seorang tokoh PNI yang digadang-gadang akan   Kejatuhan kabinet Wilopo salah satunya   Ali Sastroamidjojo yang menaruh perhatian luar   aliran (sebagai contoh; kesesuaian asal-usul dan
 membawa pembaharuan pada posisi perdana   disebabkan oleh meruncingnya konflik antara   biasa terhadap isu-isu luar negeri ternyata justru   golongan)  dibandingkan  pertimbangan  politik
 menteri setelah dua kali berturut-turut dipimpin   kabinetnya dengan pemimpin angkatan darat.   “diuji” dengan isu-isu keamanan dalam negeri.   lainnya. Pemilu 1955 menghasilkan PNI sebagai
 Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Peristiwa   Ketika Ia menjabat, isu keamanan di Aceh   pemenang diikuti oleh Partai Masyumi, Partai
 oleh tokoh Masyumi. Tidak hanya berkenaan
 dengan latar belakang politik pendahulunya,   17 Oktober 1952. Diawali dengan konflik internal   mulai menyeruak, PKI menguat, dan kekuatan   NU, dan PKI berurutan setelahnya. 43
 di dalam tubuh angkatan darat antara ex-prajurit   politik tentara justru tak menunjukkan titik lesu
 kedua tokoh Masyumi tersebut terbukti tidak
 KNIL dengan ex-prajurit PETA, peristiwa 17   setelah peristiwa Oktober  1952. Kemampuan   Meskipun berhasil menyelenggarakan pemilihan
 cakap dalam memimpin dan tidak mampu
 Oktober  1952  berujung pada  penolakan  keras   Ali Sastroamidjojo dalam mengundang negara-  umum, kemenangan PNI dan keberhasilan PKI
 menghadapi faksionalisme di dalam partainya
 sendiri. 34  para perwira atas intervensi pemimpin sipil yang   negara korban kolonialisme di Asia dan Afrika   berada di urutan ke-4 menjadi “tamparan” keras
 dianggap terlalu jauh. Puncak konflik tersebut   dalam  Konferensi  Asia-Afrika  Bandung  ke  wajah  kabinet  ini.  Para  pemenang  pemilu,
 Pada 3 April 1952, Wilopo, diangkat menjadi   adalah pengepungan Istana Negara Jakarta   dianggap tak mampu memperbaiki reputasinya. 41  PNI dan PKI memutuskan untuk tidak berada
 perdana menteri secara langsung oleh Presiden   oleh meriam-meriam dan panzer-panzer yang   di dalam kabinet dan menjadi oposisi bersama
 Sukarno. Pengangkatan langsung ini dilakukan   dimobilisasi oleh Jenderal A.H. Nasution atas   Meskipun  Ali  Sastroamidjojo  banyak  dengan satu faksi PIR. Kabinet Burhanuddin
 bantuan Mayor Kemal Idris dan Letnan Kolonel   mendapatkan  banyak  tantangan  di  era  juga dianggap tidak dapat menyelesaikan
 oleh presiden setelah formateur yang seharusnya
 38
 D.I. Panjaitan.    kepemimpinannya, Ia adalah satu-satunya tokoh   beberapa persoalan politik dan ekonomi seperti
 menjadi tim transisi dari kabinet Sukiman
               yang dapat duduk di posisi perdana menteri      menangani pergolakan Darul Islam di Aceh
 kepada kabinet Wilopo menyerah setelah hampir
 Pengganti  Wilopo,  Ali Sastroamidjojo  adalah   sebanyak dua kali. Kabinet Ali Sastroamidjojo   yang awalnya dijanjikan akan selesai dengan
 sembilan belas hari berdebat untuk mencari
 pejabat perdana menteri dengan  portfolio  di   pertama dapat bertahan selama kurang lebih   djalan  lain.  Kabinet Burhanuddin juga tidak
 perdana menteri baru. Sedianya,  formateur
 bidang politik luar negeri terbanyak. Selain   dua tahun (1953-1955) dan Kabinet Ali   mampu menyelesaikan persoalan ekonomi
 kabinet  ini  adalah  Sidik  Djojosukarto  (PNI)
 pernah menjabat duta besar RI di Perserikatan   Sastroamidjojo  yang kedua  berlangsung  pada   berupa keterbatasan pangan meskipun telah
 dan Prawoto Mangkusasmito (Masyumi). Sidik
 Bangsa Bangsa New York dan duta besar   tahun 1956-1957. Tak dapat dipungkiri bahwa   mengusahakan import beras. 44
 Djojosukarto tetap pada pendirian awal bahwa
 Republik Indonesia di Washington DC,   kepemimpinan Ali Sastroamidjojo  termasuk
 dirinya tak akan menunjuk diri sendiri menjadi
 Amerika  Serikat,  pemikiran-pemikirannya  bertahan lama jika dibandingkan dengan   Kabinet Burhanuddin kemudian digantikan
 perdana menteri namun tak pula menginginkan
 turut mendorong terlaksananya Konferensi Asia   pendahulu-pendahulunya.   oleh Ali Sastroamidjojo untuk kedua kalinya.
 35
 perwakilan Masyumi terpilih kembali.
 Afrika di Bandung pada 1955.                                  Pada periode ke-2 ini, kabinet kembali disusun
               Di antara dua kabinet Ali Sastroamidjojo, terdapat   atas kekuatan partai-partai besar yaitu PNI,
 Wilopo berhasil memimpin kabinetnya relatif
 Ali Sastroamidjojo adalah rekan satu almamater   kabinet yang dipimpin oleh tokoh Batak-Muslim   Masyumi, dan partai baru yang langsung
 lebih lama dibandingkan dengan kabinet-
 dari Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, dan M.   bernama Burhanuddin Harahap. Burhanuddin   mendapatkan perolehan suara cukup tinggi
 kabinet sebelumnya. Salah satu prestasi kabinet
 Natsir di Universitas Leiden, Den Haag, Belanda.   Harahap adalah seorang tokoh Masyumi dengan   dalam pemilu 1955, yaitu: Partai NU. Kabinet
 ini adalah perbaikan di bidang ekonomi yang
 Semasa perkuliahannya, Ali Sastroamidjojo   latar belakang pendidikan ilmu hukum di   ini bertahan selama kurang lebih satu tahun dan
 dibuktikan  dengan  keberhasilannya  dalam
 tidak hanya aktif dalam Perhimpunan Indonesia   universitas pertama yang dimiliki oleh Republik   kemudian digantikan oleh menteri perencanaan
 membujuk  kementerian-kementerian  untuk  sebagaimana tiga rekannya. Ia juga kerap   Indonesia yang merdeka; Universitas Gadjah   negara sekaligus satu-satunya orang Sunda yang
 mampu menghadapi pemotongan anggaran.
 menghadiri  konferensi-konferensi  di  bidang   Mada. Pada kabinet Burhanuddin Harahap,   pernah menjabat; Djuanda Kartawidjaja.
 Beberapa  menteri  di  dalam  kabinet  Wilopo   perdamaian atau solidaritas negara-negara   terdapat suatu peristiwa amat penting yaitu
 yang berasal dari kalangan praktisi (non-partai   terjajah.    pemilihan umum berskala nasional pertama. 42  Djuanda Kartawidjaja atau Djuanda telah
 39
 dan disebut sebagai  zaken kabinet) berhasil                  bergabung dalam pemerintahan RI sejak awal
 membuat rencana-rencana jangka panjang dalam   Sejak bergabung dalam Dewan Pertahanan   Setelah pelaksanaan pemilu 1949 di Yogyakarta,   kemerdekaan yaitu tahun 1946. Raden Djuanda
 menyelesaikan masalah negara. 36  Negara di  Yogyakarta  sebagai  delegasi  PNI,   Pemerintah RI mengadakan pemilu berskala   Kartawidjaja yang merupakan anggota keluarga
 6  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959             PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  7
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24