Page 62 - Perdana Menteri RI Final
P. 62

mempengaruhi    posisi  politik  Indonesia.    dikembalikan kepada Belanda seperti di masa                             ENDNOTES
                           Indonesia harus berhati-hati, bermain apik     kolonial.

                           dan cerdik dalam situasi politik internasional                                                                         1   Rudolf Mrazek, Sjahrir: Politik dan Pengasingan di Indonesia   33  Ibid., hlm. 50.
                                                                          Hidup yang tidak dipertaruhkan takkan mungkin                              (Jakarta: Yayasan Obor, 1996), hlm. 40-1.
                           yang tidak memihak untuk meningkatkan                                                                                                                                 34  Hamdani, “Sutan Sjahrir”, hlm. 74.
                                                                          dimenangkan. Sjahrir telah mempertaruhkan                               2  Mrazek, Sjahrir, hlm. 52.
                           status politik Indonesia, diakui sebagai negara                                                                                                                       35  Gerry van Klinken, 5 Penggerak Bangsa yang Terlupa:
                                                                          hidupnya dengan mengambil jalan politik                                 3  Ibid.                                           Nasionalisme Minoritas Kristen (Yogyakarta: LKis, 2010),
                           berdaulat oleh dunia internasional.                                                                                                                                       hlm. 173.
                                                                          tidak populer yang telah ditempuhnya–                                   4   Hamdani, “Sutan Sjahrir di Masa Mudanya”, dalam
                                                                                                                                                     Rosihan Anwar (ed.). Mengenang Sjahrir (Jakarta:   36  Sastra, “Makna Sjahrir untuk Sastra dan Sastra untuk
                           Oleh karena itu, Sjahrir yang telah menghitung   tentu  dengan menghitung resiko-resiko dari                              Gramedia, 1980), hlm. 72.                       Sjahrir”, dalam Rosihan Anwar (ed.). Mengenang Sjahrir
                                                                                                                                                                                                     (Jakarta: Gramedia, 1980), hlm. 83. Mrazek, Sjahrir, hlm.
                           matang-matang resiko politik dalam setiap jalan   keputusan tersebut. Sejarah membuktikan                              5  Ibid.                                           73.
                           yang diambilnya memilih setapak demi setapak   bahwa apa yang telah dipertaruhkan oleh                                 6  Mrazek, Sjahrir, hlm. 61.                   37  Mrazek, Sjahrir, hlm. 72.
                           mencari dukungan internasional seluas-luasnya   Sjahrir lewat seni diplomatiknya bukanlah                              7   Ibid., hlm. 62.                            38  Abu Hanifah, Bunga Rampai Soempah Pemoeda (Jakarta:
                           dari negara-negara Asia tetangganya. Tidak     sebuah kegagalan seperti yang dituduhkan oleh                           8   Hamdani, “Sutan Sjahrir”, hlm. 71.             Balai Pustaka, 1978), hlm. 340.
                                                                                                                                                  9   Subadio Sastrosatomo, “Sjahrir: Suatu Perspektif Manusia   39  Mrazek, Sjahrir, hlm. 73.
                           mengemis dan menjilat-jilat kekuatan negara    lawan-lawan politiknya di masa lalu. Pertaruhan
                                                                                                                                                     dan Sejarah”, dalam Rosihan Anwar (ed.). Mengenang
                                                                                                                                                                                                 40  Benedict Anderson, “The Language of Indonesian Politics”,
                                                                          diplomatiknya membuahkan hasil Republik                                    Sjahrir (Jakarta: Gramedia, 1980), hlm. xi.
                           adidaya, seperti AS dan Inggris, untuk mendapat                                                                                                                           Indonesia 1 (1966), hlm. 89-116.
                                                                          yang kita nikmati hari ini sehingga kita dapat                          10  Solichin Salam, Sjahrir: Wajah Seorang Diplomat (Jakarta:
                           restu dukungan pertahanan dalam menghadapi                                                                                                                            41  Ibid.
                                                                                                                                                     Pusat Studi dan Penelitian Islam, 1990), hlm. 13.
                                                                          membantah ejekan van Kleffens di sidang Dewan                                                                          42  Anwar, Sutan Sjahrir, hlm. 36.
                           tekanan Belanda. Pelan-pelan tapi pasti jejaring
                                                                                                                                                  11  Burhanuddin, “Sjahrir yang Saya Kenal”, dalam Rosihan
                                                                          Keamanan PBB bahwa Republik bukanlah                                       Anwar (ed.). Mengenang Sjahrir (Jakarta: Gramedia, 1980),   43  Mrazek, Sjahrir, hlm. 94.
                           politik  yang  ditanam  oleh  Sjahrir  di  Kairo
                                                                                                                                                     hlm. 48.
                                                                          dibentuk hanya melalui siaran radio, melainkan                                                                         44  Anwar, Sutan Sjahrir, hlm. 37.
                           membuahkan hasil. Diplomasi politiknya kepada
                                                                                                                                                  12  Mrazek, Sjahrir, hlm. 69.
                                                                          melalui kepercayaan diri, strategi yang hati-hati,                                                                     45  Ignas Kleden, “Sutan Sjahrir: Etos Politik dan Jiwa Klasik”,
                           Liga Arab yang begitu berpengaruh di Timur
                                                                                                                                                  13  Ibid., hlm. 65.                                dalam Rosihan Anwar, Sutan Sjahrir: Demokrat Sejati,
                                                                          dan ketajaman intelektual yang telah terasah dari                                                                          Pejuang Kemanusiaan (Jakarta: Penerbit Buku Kompas,
                           Tengah membuat Mesir, Suriah, Irak, Lebanon,                                                                           14  Ibid.
                                                                          para pendiri bangsa.                                                                                                       2010), hlm. 18.
                           Arab Saudi, dan Yaman mengirim sinyal                                                                                  15  Ibid.
                                                                                                                                                                                                 46  Ibid., hlm. 18-9.
                           pengakuan terhadap  kemerdekaan  Indonesia.                                                                            16  Ibid., hlm. 68.
                                                                                                                                                                                                 47  J.D. Legge, Kaum Intelektual dan Perjuangan Kemerdekaan:
                           Selain Kairo, salah satu pusat dari pembangunan                                                                        17  Ibid., hlm. 69.                                Peranan Kelompok Sjahrir (Jakarta: Grafiti, 1993), hlm. 47.
                           jaringan politik internasional Indonesia adalah                                                                        18  Hamdani, “Sutan Sjahrir”, hlm. 75.         48  Ibid.
                           New Delhi. Melalui kerjasama diplomatik                                                                                19  Mrazek, Sjahrir, hlm. 67.                  49  Benedict Anderson, “Pendahuluan”, dalam Sjahrir,
                                                                                                                                                                                                     Perjuangan Kita (Jakarta: Pusat Dokumentasi Politik
                                                                                                                                                  20  Hamdani, “Sutan Sjahrir”, hlm. 75.             Guntur 49, 1994) hlm. 6. Sol Tas, “Kenangan pada Sjahrir”,
                           dengan India, Indonesia mengirimkan beras
                                                                                                                                                                                                     dalam Rosihan Anwar (ed.). Mengenang Sjahrir (Jakarta:
                                                                                                                                                  21  Sastrosatomo, “Sjahrir”, hlm. xii-xiii.
                           untuk ditukar dengan tekstil dan kebutuhan                                                                                                                                Gramedia, 1980), hlm. 236-7.
                                                                                                                                                  22  Ibid., hlm. xiii.
                           lainnya. Diplomasi beras ke India bukan                                                                                                                               50  Mrazek, Sjahrir, hlm. 98.
                                                                                                                                                  23  Ibid.
                           hanya misi kemanusiaan dari Indonesia yang                                                                                                                            51  Sastrosatomo, “Sjahrir”, hlm. xiv.
                                                                                                                                                  24  Rosihan Anwar, Sutan Sjahrir: Demokrat Sejati, Pejuang
                           empati terhadap India yang diserang bencana                                                                               Kemanusiaan (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2010), hlm.   52  Tas, “Kenangan”, hlm. 237.
                                                                                                                                                     35.                                         53  Ibid., hlm. 238.
                           kelaparan, tapi juga memiliki misi politik untuk
                                                                                                                                                  25  Hamdani, “Sutan Sjahrir”, hlm. 73.         54  Mrazek, Sjahrir, hlm. 101.
                           membuktikan kepada Belanda bahwa Indonesia
                                                                                                                                                  26  Mrazek, Sjahrir, hlm. 80.                  55  Tas, “Kenangan”, hlm. 238. Sastrosatomo, “Sjahrir”, hlm.
                           mampu menembus blokade yang disusun Belanda                                                                                                                               xiv.
                                                                                                                                                  27  Ibid., hlm. 81.
                           mengepung Indonesia. Melalui diplomasi                                                                                                                                56  Anwar, Sutan Sjahrir, hlm. 37.
                                                                                                                                                  28  Ibid.
                           beras  tersebut,  Indonesia  membuktikan  kepada                                                                                                                      57  Mohammad Hatta, “Kenang-Kenangan Masa Lampau
                                                                                                                                                  29  Burhanuddin, “Sjahrir”, hlm. 49.
                                                                                                                                                                                                     dengan Sjahrir”, dalam Rosihan Anwar (ed.). Mengenang
                           dunia bahwa mereka mampu mengelola negara
                                                                                                                                                  30  Mrazek, Sjahrir, hlm. 83.                      Sjahrir (Jakarta: Gramedia, 1980), hlm. 11.
                           dan membantah asumsi bahwa Indonesia                                                                                   31  Burhanuddin, “Sjahrir”, hlm. 49.           58  Mrazek, Sjahrir, hlm. 119.
                           adalah negara tidak berdaya yang lebih pantas                                                                          32  Ibid.                                      59  Ibid.
                           50    PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959                                                                                                                  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  51
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67