Page 135 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 135

terakhir ini merupakan seoarang   Perkembangan Komunitas-  akibat persaingannya dengan kerajaan-  Barat, seperti dari Italia, Persia, Arab,
 pangeran yang berasal dari Kerajaan   Komunitas Muslim  kerajaan lain (antara lain Majapahit yang   dan India yamg dalam perjalanan
 Pagaruyung. Raja Baguinda sampai   berpusat di Jawa Timur), konflik internal,   menuju ke Nusantara bagian timur
 di Sulu setelah selama sepuluh tahun   Perkembangan jalur pelayaran   dan semakin kuatnya pengaruh Islam.   dan ke kota-kota pelabuhan di Cina.
 menyebarkan agama Islam di Kepulauan   maritim yang menghubungkan Asia   Dengan runtuhnya Sriwijaya, fungsi   Kerajaan Pasai menerapkan kebijkan
 Zamboanga dan Basilan. Berkat upaya   dan Eropa mendorong munculnya   pusat kerajaan ini sebagai emporium   perdagangan terbuka dan itu dibuktikan
 Raja Baguinda maka raja Maguindano,   berbagai emporium di berbagai tempat   digantikan oleh beberapa kota niaga   oleh catatan yang ditulis Ibn Batutah.
 yaitu Kabungsuan Maguindano bersedia   di sepanjang jalur pelayaran tersebut.   lain, yaitu Pidie atau Pedir, Samudera,   Sekitar tahun 1345-1346 Batutah telah
 untuk memeluk agama Islam. Raja   Pada sekitar abad ke-7 di sekitar Selat   dan Pasai. Keruntuhan Sriwijaya juga   dua kali berkunjung ke Samudera-Pasai
 Kabungsuan kemudian menggunakan   Malaka muncul satu emporium besar   mendorong munculnya pusat-pusat   dan ia menyatakan telah mendapat
 gelar sultan dan memberlakukan sistem   yang menjadi tempat persinggahan   perniagaan baru di sepanjang Pantai   sambutan yang hangat dari penguasa
 hukum Islam.  kapal-kapal yang datang dari arah   Timur dan Barat Sumatra Semenanjung   Pasai, Sultan Malikuz Zahir. Ketika itu
 Samudera Hindia ataupun Laut Cina   Melayu. Pusat-pusat perniagaan baru itu   Pasai telah bergabung dengan kerajaan
 Setelah berdiri Kesultanan Maguindanao,   Selatan. Emporium tersebut adalah   adalah bagian dari jaringan perdagangan   Samudera, sehingga namanya adalah
 pusat politik Islam berikutnya yang   Sriwijaya. Meskipun hingga sekarang   Islam yang menurut catatan Tome Pires   Samudera –Pasai. Kerajaan ini menjadi
 berdiri di wilayah Filipina Selatan   letak pasti dari Sriwijaya masih menjadi   pada awal abad ke-16 sebagian besar   pusat kegiatan perdagangan dan pusat
 adalah Kesultanan Sulu. Penduduk asli   bahan perdebatan di antara para sarjana,   masih berdiri. Kota-kota di pantai   komunitas Islam di Selat Malaka.
 Sulu adalah suku Tausog. Berdirinya   tetapi dapat diperkirakan bahwa pusat   Timur dan Barat Sumatra antara lain;
 kesultanan Sulu menandai babak penting   kerajan yang juga merupakan sebuah   Kerajaan Aceh, Lamuri, Arkat, Rupat,   Berkembangnya kegiatan perdagangan
 dari perkembangan pengorganisasian   emporium tersebut berada di pesisir   Siak, Kampar dan Indragiri.  Sedangkan   jarak jauh menjadikan Samudera-Pasai
                                     22
 politik di kalangan masyarakat suku   timur Pulau Sumatra, tepatnya di   kota-kota yang ada di Semenanjung   sebagai kota perdagangan yang makmur.
 Tausog. Kesultanan Sulu secara resmi   bagian selatan Selat Malaka. Selama   Melayu ialah Klang, Bernas dan Perak,   Samudera-Pasai mencapai masa puncak
 berdiri di tahun 1450 di bawah pimpinan   berabad-abad (Abad 7–abad 12) Sriwijaya   dan Malaka.  kejayaannya di abad 14 dan awal
 Sultan Syarif Abu Bakar. Kesultanan ini   menjalankan fungsi sebagai emporium   abad ke-15, yaitu ketika Malaka mulai
 mampu mempertahankan kedaulatannya   di Asia Tenggara. Peranan kunci yang   Salah satu komunitas muslim awal yang   muncul sebagai sebuah emporium di
 ketika hampir seluruh wilayah Filipina   dijalankan oleh kerajaan yang para raja   muncul di Selat Malaka pada abad ke-13   Semenanjung Malaya. Menurut standar
 berada dibawah kekuasaan pemerintah   dan masyarakatnya beragama Buddha   adalah Pasai. Kota pelabuhan ini terletak   kota-kota masa modern awal (abad ke-16
 kolonial Spanyol. Masa kekuasaan   ini menyebabkannya dapat menguasai   di barat laut Pulau Sumatera, menghadap   dan 18), kota pelabuhan Pasai termasuk
 kesultanan Sulu berlangsung cukup   kegiatan perdagagan maritim di   ke Selat Malaka. Pasai telah menjadi   kota yang memiliki penduduk cukup
 panjang, yaitu lebih dari 400 tahun.   Kepulauan Nusantara bagian Barat. 21  tempat berkumpulnya para pedagang   besar. Dalam catatan Tome Pires, ketika
 Kesultanan Sulu baru berakhir pada   dari India paling tidak sejak tahun 1250.   ia berkunjung ke Pasai, penduduk kota
 tahun 1915 sebagai akibat dari tekanan   Pada sekitar abad ke-12 Sriwijaya   Karena posisinya yang sangat strategis   pusat kerajaan ini diperkirakannya
 politik yang dilakukan oleh pemerintahan   mengalami kemerosotan dan kemudian   Pasai telah menjadi tempat persinggahan   berjumlah sekitar 20.000 orang.
                                                                                23
 kolonial Amerika Serikat di Filipina.  runtuh di awal abad ke-13 sebagai   bagi kapal-kapal yang datang dari arah   Kesaksian lainnya datang dari De Barros



 122  Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   123
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140