Page 124 - Final Sejarah Wilayah Perbatasan
P. 124
bernama Tengku Lebar mencapai usia 80 tahun. Keduanya begitu sehat dan masih
bertahan selama beberapa tahun.
Berdasarkan laporan serah terima jabatan Residen Riau di Pulau Senggarang (Bintan)
ada suatu tambang yang mengandung sejenis batu bara yang ditambang oleh orang
Cina. Batu bara ini banyak diekspor ke Jawa. Di Pulau Singkep, sebelah selatan
Lingga, ditemukan sejumlah besar kandungan timah yang logamnya juga ditemukan
di Kepulauan Karimun Pada jalan masuk Selat Malaka pada periode sebelumnya
pernah digarap oleh orang-orang Cina.
Hasil laut yang dikonsumsi adalah tripang dan agar-agar dari rumput laut yang
komoditasnya bisa dijual di pasar Singapura dengan harga yang bagus. Keresidenan
Riau dan sekitarnya yang makin lama makin ramai ditempati oleh beberapa suku
bangsa seperti berikut:
1. Melayu;
2. Bugis;
3. Cina;
4. orang Benua, orang Barut, dan orang Tambus (suku liar, penduduk asli);
5. orang Keling dari Pantai Koromandel;
6. orang Jawa;
7. orang Eropa;
8. suku-suku yang menghuni kepulauan di Laut Cina selatan. (E. Netscher, 1854.
ENI, No. 2 hlm. 126).
Dengan memanfaatkan penelitian yang dilakukan oleh Letnan laut H.D.A. Smits,
diduga bahwa penduduk di Keresidenan Riau dan sekitarnya berjumlah 150.000,
antara lain seperti berikut ini:
orang Melayu di Sumatra dan pulau-pulau 100.000
orang Bugis 15.000
orang Cina 14.000
orang Benua, Barut, dan Tambus 1.000
orang Keling 200
orang Jawa 100
orang Eropa dan keturunannya 50
penduduk kepulauan Laut Cina Selatan 25.000
Jumlah semuanya 155.350
Penduduk di bagian Sumatra yang termasuk Keresidenan Riau tidak melebihi jumlah
50 ribu sehingga untuk Kesultanan Lingga dan sekitarnya jumlahnya sekitar 100 ribu
orang.
Penduduk Melayu asli seperti halnya di Sumatra terbagi dalam beberapa suku. Suku
yang termasuk Kepulauan Riau adalah Riau, Mantang, Kelong, Tambus, Sebung,
Mutiara di Ujung Utara 107