Page 132 - Final Sejarah Wilayah Perbatasan
P. 132
hitam bekas benteng di Malaka. Bangunan itu berbentuk bangunan persegi panjang
dengan beberapa kubu menonjol dan dikelilingi oleh parit yang lebar dan dalam,
tetapi karena letak benteng, parit itu tidak bisa mengalirkan air. Selain berfungsi
untuk kepentingan militer, benteng ini juga berfungsi sebagai gudang uang dan
penjara sipil. Di kubu sebelah barat orang bisa menikmati pemandangan daerah Selat
Riau yang terbentang dengan dikelilingi oleh pulau-pulau itu mirip sebuah danau
lebar. Garnisun di Riau dilayani oleh 200 orang infanteri dan beberapa orang artileri
di bawah perintah seorang kapten infanteri sebagai komandan militer. Ia memiliki
rumah yang letaknya strategis di luar benteng.
Dari angkatan laut di sana, ditempatkan sebuah kapal layar pemburu di bawah
perintah seorang letnan laut klas-1 sebagai komandan pangkalan di samping enam
perahu pemburu bersenjata yang Raja Muda wajib untuk menambah empat perahu
lagi. Pengadaan awak dan perlengkapan perahu dari Raja Muda masih jauh tertinggal
jika dibandingkan dengan perlengkapan milik pemerintah kolonial.
Kepala pemerintahan daerah di Riau adalah residen. Para pegawai lain terdiri atas
seorang komis, seorang kepala gudang, seorang kepala pelabuhan, seorang kepala
keamanan, dan seorang sipir. Sejak tahun 1785 di Riau ditempatkan para residen
berikut ini:
De Ruhde 1785—1788;
C.G. Baumgarten 1788—1789;
G. Pungel 1789—1792;
Mr. J. Van Kal 1792;
A.J. Schade (scriba) 1792—1795;
G.E. Koningsdorffer 1819—1822;
L.C. von Ranzow 1822—1826;
C.P.J. Elout 1826—1830;
H. Cornets de Groot 1830—1836;
C.F. Goldman 1836—1839;
A.L. Andriesse 1839—1848;
A.F. van den Berg 1848—1849;
D.L. Baumgardt 1849-1851;
C.J. de Lamnnoij 1851-1853;
T.J. Willer 1853 .
Untuk menegakkan aturan hukum di Riau, didirikan dua pengadilan, yakni satu
pengadilan keresidenan dan satu pengadilan hakim. Berhubung keduanya memiliki
kewenangan yang tumpang tindih, pada tahun 1832 dua pengadilan ini dilebur
menjadi pengadilan keresidenan yang diserahi menangani perkara perdata dan pidana
menurut aturan yang berlaku saat itu. Pengadilan ini terdiri atas residen sebagai ketua
dan dua pejabat sipil yang ditempatkan di Riau sebagai anggota dibantu oleh komis
keresidenan sebagai panitera. Kantor kehakiman dijabat oleh seorang fiskaal dalam
menangani perkara yang melibatkan orang Cina. Kedua Kapitan Cina ikut duduk
Mutiara di Ujung Utara 115