Page 131 - Final Sejarah Wilayah Perbatasan
P. 131
Gelar Raja Muda adalah Yang Dipertuan Muda Riau dan kedudukannya berada di
Pulau Penyengat atau Pulau Mars, di depan wilayah Belanda di Tanjung Pinang.
Penghasilannya sangat besar. Diperkirakan penghasilan yang diterimanya sebesar f
105.000 yang diperoleh dari kegiatan sebagai berikut:
1. ganti rugi pemerintah untuk pelepasan Pulau Bintan f 72.000;
2. pembayaran pemerintah untuk mencegah perompakan f 9.000;
3. pemborongan hak untuk menebang kayu f 2.600;
4. pemborongan hak untuk menebang tiang wangkang f 13.000;
5. 1/10 papan yang ditebang atau digergaji di wilayahnya f 800;
6. 1/10 batu dari penggalian batu di Tanjung Gliga f 600;
7. pajak atas ladang gambir di Galang, Mukakuning, Sembulang, dan tempat lain
f 1.000;
8. pemborongan agar-agar dan ikan laut 1/10 hasilnya f 1.000;
9. penghasilan kecil yang tidak bisa diperinci f 5.000.
Jumlah total penerimaan semuanya sebesar f 105.000. (E.Netscher, TNI, jilid 2, hlm.
157).
Betapa pun besarnya (jumlah ini dihitung sebagai angka minimum) Raja Muda
masih mengeluh tidak cukupnya penghasilan. Akan tetapi, penyebabnya terletak
pada pemborosan yang disebabkan gaya hidup Melayu dan administrasi keuangan
yang buruk. Orang kepercayaan Raja Muda, Haji Ibrahim, bisa dikatakan sebagai
satu-satunya orang yang sangat aktif. Dia adalah sosok bumiputra yang cerdas, rajin,
beradab, dan sopan memperoleh banyak pengetahuan dari perjalanannya ke Mekkah
dan Jawa. Adik Raja Muda, Raja Ali Haji adalah sosok penyair yang terkenal dan
dikagumi (E. Netscher, 1854, hlm. 159—162 ).
Orang-orang Cina di Riau dengan perkecualian Tanjung Pinang tunduk pada
kekuasaan Raja Muda Akan tetapi, dalam masalah pemborongan di seluruh Pulau
Bintan dia tunduk pada kewenangan Residen Riau. Ketika pada 1818 kekuasaan
Belanda kembali ditegakkan di Riau, orang-orang Cina di sana berada di bawah
Kapitan Tan Hoo dan dua tuhania atau panglima, yakni Tan Tiauw Goan dan Tan
Tis Sing. Sementara itu, di setiap distrik diangkat seorang abooi dan seorang tubak.
Kapitan dan tuhania diangkat oleh Raja Muda, sedangkan abooi dan tubak diangkat
oleh tuhania. Tidak ada gaji tetap yang diberikan kepada para pejabat itu, tetapi
mereka memiliki hak istimewa dari penjualan candu eceran, daging babi, arak, dan
lilin serta mengelola rumah judi. Mereka harus menyetorkan apa yang dibutuhkan
untuk merawat Raja Muda dan keluarganya. Namun, ketika pada tahun 1818 semua
sarana ini diborong oleh pemerintah, hak-hak istimewa itu tidak ada lagi dan mereka
diangkat dan digaji oleh pemerintah dengan sepengetahuan Raja Muda.
Teluk dan Pulau Mars dikelilingi benteng Kroonprins yang berdiri di atas puncak
bukit Tanjung Pinang. Bangunan ini mulai didirikan pada tahun 1824 di bawah
pimpinan Letnan Zeni Schonermark. Sebagian besar materialnya terdiri atas batu
114 Sejarah Wilayah Perbatasan Kepulauan Natuna