Page 55 - Atlas Sejarah Kebudayaan Islam
P. 55
Atlas Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Teori Kedatangan Islam dan Pengislaman Nusantara
Proses pengislaman di wilayah
Kisah yang Ada dalam Hikayat Banjar Kutai, Kalimantan Timur
Masyarakat Anduhum, Dalam Salasilah Kutai, cerita lisan
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menyebutkan bahwa penyebaran Islam
percaya bahwa nenek moyang di Kalimantan Timur terjadi pada
mereka dahulu memeluk Islam masa Kerajaan Kutai, yaitu pada masa
karena ada salah seorang anak pemerintahan Raja Mahkota
yang telah lama tertarik terhadap (1575 – 1610 M).
keyakinan tersebut.
Dalam Hikayat Banjar, muncul
sebuah mitos yang menjelaskan aja Mahkota adalah raja keenam yang
bahwa pengislaman di Banjarmasin memerintah di Kerajaan Kutai dan
telah dimulai pada era Pangeran Rbelum memeluk agama Islam. Dalam
Samudra yang pada awal abad Salasilah Kutai disebutkan bahwa agama Islam
masuk ke Kerajaan Kutai dari Makassar. Islam
ke-16 membangun keraton baru di dibawa dua tokoh agama dari Minangkabau
Banjarmasin. yang bernama Tuan Haji Bandang dan
Tuan Haji Tunggang. Mula-mula mereka
mengislamkan Kerajaan Makassar. Setelah
Islam berkembang di Makassar, keduanya
melanjutkan dakwahnya ke Kerajaan Kutai.
Namun, saat itu mereka bersepakat bahwa
salah seorang dari mereka harus tetap di
Makassar guna mengawasi perkembangan
Islam di sana untuk memeluk Islam
Alhasil, Tuan Haji Bandang tetap tinggal di yang amat besar. Seketika Tuan Tanggang
Makassar. Sementara itu, yang bertugas menciptakan hujan lebat yang mampu
melakukan dakwah di Kutai adalah Tuan Haji memadamkan api tersebut. Atas kesaktian Tuan
alam Hikayat Banjar disebutkan bahwa Ketika dinyatakan bahwa Pangeran bersedia Tunggang yang oleh penduduk setempat Tanggang tersebut, Raja Mahkota mengaku
pengislaman di Banjar terjadi setelah memeluk Islam, dikirimlah prajurit bantuan beserta dikenal dengan nama Tuan Tunggang kalah dan akhirnya memeluk Islam. Semua babi
DPangeran Samudra memberontak melawan seorang tokoh Islam yang bertugas melaksanakan Parangan. Suatu ketika Tuan Tunggang yang ada di rumahnya beserta segala pekasam
pamannya, Pangeran Temanggung, yang bertahan pengislaman yang bernama Khatib Dayyan. Parangan menemui Raja Mahkota dan yang ada di dalam tempayan dihabisinya.
di Negaradaha, guna menuntut haknya menjadi raja mengutarakan maksud kedatangannya. Ia Selanjutnya, Raja Mahkota dibimbing untuk
sesuai dengan wasiat kakeknya, yang mewariskan Pangeran Samudra yang memeluk Islam dan diiringi meminta Raja Mahkota untuk masuk Islam. mengucapkan dua kalimat syahadat dan rukun
kerajaan untuknya. Sesuai dengan saran pembantu- oleh para pembantunya serta setelah menaklukan Saat itu Raja Mahkota bersedia masuk Islam yang kemudian diikuti oleh rakyatnya.
pembantunya, Pangeran Samudra mengirim utusan Negaradaha, dinobatkan sebagai Sultan Suriansyah, Islam dengan sebuah syarat Tuan Tunggang Sejak itu, Raja Mahkota menjadi raja Islam
ke Jawa untuk meminta bantuan tenaga perajurit sebagai sultan pertama yang beragama Islam. Parangan mampu mengalahkannya dalam yang kuat imannya. Semua raja yang belum
dari Kesultanan Demak, yang memang bersedia adu kesaktian. Maka, terjadilah adu kesaktian masuk Islam ditaklukkannya untuk kemudian
membantu apabila Pangeran Samudra bersedia di antara mereka. Kala itu terciptalah api diarahkan untuk memeluk Islam
memeluk Islam.
44 45