Page 37 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid II
P. 37

Tempat penyimpanan: keropakan, asal:
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   salinan lontar milik I Goesti Poetoe
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Majoen, Negara, Djembrana, keadaan:
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   baik, ukuran: 49,9 cm x 3,8 cm, ruang
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   tulisan: 42,5 cm x 3,7 cm, tebal: 76
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   lembar, jumlah halaman: 152 halaman,
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   jumlah baris per halaman: 4 baris,
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   aksara: Bali, cara penulisan: digurat
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   dari kiri ke kanan, bahan: daun lontar,
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   bahasa: Kawi, bentuk teks: kidung,
                                     RINGKASAN ISI BABAD                                                                                                                                                                                                                                                                                           subjek: babad, umur: 90 tahun.

                                     Babad ini menceritakan tentang seorang raja yang berkuasa di wilayah   ahli dalam strategi. Selain itu, beliau juga memiliki  kaki tangan bernama                                                                                                                                                             Keterangan lain: pada lembar 1 recto
                                     pulau Jawa. Raja ini diibaratkan bagai Dewa karena ia memimpin dengan   Tumenggung Wirakreti yang gagah dan pandai menaklukkan musuh-                                                                                                                                                                         bagian kanan terdapat tulisan tangan
                                     bijaksana sehingga tak ada yang menandinginya di seluruh pulau Jawa. Raja   musuhnya. Ketiga orang kepercayaan tersebut sangat taat dengan perintah                                                                                          2.                                                               berhuruf Latin ditulis dengan pensil
                                     tersebut bergelar Bhaṭara Narasingha yang dianggap sebagai penjelmaan   sang raja. Seluruh rakyat kerajaan juga berharap bahagia dan tidak mendapat                                                                                                                                                           “Bali Sañcaya (1-75) ditoeroen dari
                                     Dewa Wisnu. Istananya begitu megah dan agung  di Singhasari di timur   gangguan di dunia berupa hama tanaman maupun ancaman. Hal tersebut                                                                 BABAD BALI SANCAYA VB/153                                                                           rontal kepoenjaan I Goesti Poetoe
                                     Kawilangu seperti kediaman Dewa Kama di dunia. Diceritakan Dewa Kama   terjadi pada masa pemerintahan Raja Kreta Rajasa yang senang berkelana                                                                                                                                                                 Majoen, Negara, Djembrana, ditoelos
                                     yang menjelma sebagai Tuan Kretanagara yaitu seorang arya yang gagah   menciptakan puisi yang menggambarkan tentang keindahan pantai dan                                                                                                                                                                      oleh Dewa Poetoe Arka, Liligoendi.”
                                     dan baik, dengan tujuan mencari saudaranya. Beliau didampingi oleh patiḥ   gunung. Adapun kisah dari pertapaan beliau banyak dituliskan dalam karya                                                                                                                                                           Pengarang/penyalin: Dewa Poetoe
                                     Raganatha yang sangat cekatan dan cerdas serta Demang Wiraraja yang   sastra berbentuk kidung dan disuratkan di atas daun lontar.                                                                                                                                                                             Arka.

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Kolofon: <75v> °iti bali śañcaya, holiḥ
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   hanurun ṣakiŋ lontar padrĕweyan
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   hi gusti putu mahyun∙ sakiŋ n:garā
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   jĕmbraṇnā // pupu-<76r>-t∙ sinurat riŋ
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   rahinā, bu, wa, wara, laṅkir, titi, paŋ,
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   piŋ, 6, śaśiḥ jyeṣṭā, raḥ 1, tĕ, 5, °isaka,
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   1851. kasurat hantuk tityaŋ hi dewa
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   putu °arkkā, sakiŋ bañjar liliguṇḍī,
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   siṅhārāja // 0 // 0 //













                 26                  KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                                                                                                                                                                                      KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         27
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42