Page 39 - BKSN 2021 (1)
P. 39

berikut menjelaskan gagasan tersebut, “Tidak seorang pun yang pernah
            melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa,
            Dialah yang menyatakan-Nya” (Yoh. 1:18).
                    Salah  satu  cara  yang  dilakukan  Yesus  untuk  memperkenalkan
            Allah adalah dengan membuat mukjizat – atau dalam bahasa Injil Yo-
            hanes disebut “tanda” (Yoh. 2:11; 4:54; 6:2, 14; 12:18). Dalam arti tertentu,
            mukjizat adalah  tanda  untuk  melegitimasi  sebagai  bukti  bahwa Yesus
            memiliki kekuatan dan otoritas ilahi (bdk. Yoh. 3:2; 7:31; 9:16). Ada yang
            percaya kepada Yesus karena mukjizat (Yoh. 2:11, 23; 4:53-54), tetapi ada
            pula yang tidak (Yoh. 11:47; 12:37). Mukjizat adalah tanda, sebab menun-
            jukkan secara simbolis tentang siapa Allah dan apa yang sedang Allah
            kerjakan. Melalui mukjizat, Allah mengubah sesuatu yang biasa menjadi
            luar biasa (Yoh. 2:1-11) dan memberikan kesehatan kepada manusia (Yoh.
            4:46-54), kebutuhan hidup (Yoh. 6:2-14) dan kehidupan (Yoh. 11:38-44;
            12:17-18).
                    Selain itu, Injil Yohanes menekankan pentingnya menjalin relasi
            dengan Yesus Kristus. Relasi ini seharusnya hidup dan mendalam. Jika
            orang mengklaim dirinya sebagai murid Yesus, percaya kepada Yesus se-
            bagai Dia yang telah bangkit dari kematian tidak cukup (bdk. Yoh. 20:24-
            29), tetapi orang itu harus juga mengasihi-Nya (Yoh. 8:42; 14:15, 21, 23;
            16:27; 21:15-17) dan tinggal di dalam Dia (Yoh. 6:56; 15:4-10). Mereka yang
            percaya disatukan dengan Yesus Kristus dalam relasi spritual yang me-
            nguatkan (Yoh. 1:2). Mereka yang berada dalam relasi dengan Yesus di-
            ajak  untuk  terus-menerus  memelihara  keterikatan  dengan  sabda-Nya
            dan membiarkan sabda itu tinggal dalam dirinya (Yoh. 15:7), serta men-
            jaga perintah-Nya (Yoh. 15:10), terutama perintah untuk saling mengasihi
            satu sama lain (Yoh. 15:12, 17).
                    Injil Yohanes mengartikan kasih bukanlah pertama-tama seba-
            gai sebuah perasaan, tetapi sebuah tindakan. Yesus memberikan teladan
            kasih ini dengan melayani satu sama lain dengan rendah hati (Yoh. 13:3-
            15; 15:13). Mereka yang mengalami dan menunjukkan kasih semacam ini
            akan tetap tinggal dalam relasi yang erat dengan Yesus Kristus dan meng-
            alami sukacita (Yoh. 15:11; 17:13). Karena relasi ini, apa pun yang mereka
            minta akan diberikan (Yoh. 15:7). Mereka mampu melakukan pekerjaan
            yang diperintahkan Yesus, sebab sebenarnya Dia sendirilah yang sedang
            melakukan pekerjaan itu melalui diri mereka (Yoh. 14:12-13). Mereka lan-
            tas menjadi satu dengan-Nya, dengan Allah, dan dengan satu sama lain
            (Yoh. 17:20-23).

                                                       Pertemuan Kedua   37
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44