Page 35 - BKSN 2021 (1)
P. 35

murid yang mau mendekati Yesus  – mungkin juga karena ia adalah ketua
            dari para murid tersebut – meskipun dengan risiko bahwa ia akan ditelan
            gelombang. Pada awalnya, kepercayaan bahwa Yesus akan menolongnya,
            membuat Petrus mampu berjalan di atas air. Namun, di tengah jalan, ke-
            takutannya terhadap keganasan danau melumpuhkan kepercayaannya.
            Petrus mulai ragu dan tenggelam, tetapi selamat karena uluran tangan
            Yesus.
                    Belajar dari Petrus, iman kepada Allah adalah dasar utama yang
            memampukan kita melewati segala macam persoalan dalam hidup. Iman
            – sekecil apa pun asalkan masih ada – sangat penting dan perlu bagi kita
            guna  membangkitkan  harapan untuk  bertahan  hidup di tengah dunia
            yang terkadang tidak teratur. Iman ibarat tombol yang membuka pintu
            pikiran dan hati kita untuk berani masuk ke wilayah Tuhan. Iman harus
            aktif dan perlu didasari oleh kerendahan hati. Karena iman, hidup kita
            akan lebih tenang dan stabil di tengah dunia yang tidak pernah terlepas
            dari kekacauan dan ketidakteraturan, sebab dengannya kita tahu bahwa
            Tuhan selalu beserta kita.
                    Di tengah dunia ini, mungkin kita tidak perlu harus menemukan
            solusi atas persoalan dan kesulitan hidup. Bahwa kita sudah mampu me-
            lewatinya dengan selamat dan tidak tenggelam dalam persoalan tersebut,
            itu sudah  merupakan  mukjizat  bagi  kita.  Bahwa  kita akan  mengalami
            keraguan  apakah  mampu  melewati  suatu  persoalan  atau  tidak  karena
            persoalan tersebut tampaknya sudah tidak dapat ditanggung, kiranya itu
            wajar. Yang tidak wajar adalah kalau kita lebih terfokus pada persoalan
            hidup daripada pada iman dan harapan bahwa Allah akan datang me-
            nolong kita.
                    Petrus telah mengajarkan untuk tetap ingat kepada Allah ketika
            berada dalam kesulitan. Teriakannya, “Tuhan, tolonglah aku!” merupa-
            kan bukti nyata bahwa ia masih ingat akan Tuhan, atau bahwa ia ter-
            buka kepada Yesus. Terkadang, badai kehidupan yang melanda kita dapat
            menjadi sarana berkat. Maksudnya, ketika segala sesuatu berjalan tidak
            baik atau menempatkan kita di titik nadir kehidupan, pikiran kita justru
            semakin tertuju kepada Allah, dan hati kita dapat menerima Allah seka-
            lipun disertai dengan  keluhan dan  kemarahan  kepada-Nya.  Hati yang
            remuk redam dapat menjadi pintu masuk bagi Allah untuk mendatangi
            kita.




                                                      Pertemuan Pertama  33
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40