Page 30 - BKSN 2021 (1)
P. 30
kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku
kepadamu.” Ungkapan bahasa Ibrani dari “AKU ADALAH AKU” adalah
ehyeh asyer ehyeh, yang secara harfiah berarti “Aku (akan) ada yang Aku
(akan) ada”. Meskipun sangat sulit untuk dimengerti maksudnya, tetapi
pewahyuan nama Tuhan ini hendak menegaskan bahwa Tuhan akan se-
lalu menyertai umat yang dikasihi-Nya. Begitu pula dalam Yesaya 43:10
dikatakan, “Kamu inilah saksi-saksi-Ku … dan hamba-Ku yang telah Ku-
pilih, supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa
Aku tetap Dia” (Yes. 43:10).
Sejumlah ahli Kitab Suci berpendapat bahwa penyataan diri Ye-
sus dalam ungkapan “Aku ini” adalah pusat dari kisah ini. Dengan meng-
ucapkan nama yang diucapkan Allah dalam Perjanjian Lama, Yesus
menyatakan identitas sejati-Nya sebagai Anak Allah (Mat. 4:3, 6; 8:29;
14:33; 26:63; 27:40, 54). Pada saat yang sama, Dia menegaskan diri seba-
gai Imanuel, Allah beserta kita (Mat. 1:23). Arti yang terakhir ini penting
untuk dicermati, sebab secara tidak langsung mencerminkan situasi dan
kondisi orang kristiani pada saat Injil ini ditulis.
Kisah ini ditulis ketika orang kristiani, jemaat penginjil Matius,
sedang dihantam oleh “badai” pengejaran dan penganiayaan dari pe-
nguasa atau pihak-pihak yang membenci kehadiran mereka. Orang kris-
tiani bukanlah pemberontak. Sebaliknya, mereka adalah umat beriman
yang setia melayani Tuhan. Kisah para murid yang ketakutan di tengah
Danau Galilea mencerminkan situasi tersebut. Dengan mengatakan “Aku
ini”, atau secara lebih luas “Aku beserta kalian”, Yesus secara tidak lang-
sung memberikan kekuatan bagi orang kristiani yang sedang mengalami
penderitaan. Dia yang hadir di tengah badai dan memberi semangat bagi
para murid-Nya akan melakukan hal yang sama kepada orang kristiani
yang mengalami situasi serupa. Ia akan menenangkan, memberi sema-
ngat, dan membebaskan mereka dari badai penganiayaan.
Jangan takut. Perkataan Yesus ini sekali lagi bukanlah suatu te-
guran, melainkan pemberi semangat. Hanya dua figur yang mengatakan
ungkapan ini dalam Injil Matius. Pertama, malaikat ketika meyakinkan
Yusuf untuk mengambil Maria sebagai istri (Mat. 1:20) dan meneguh-
kan para perempuan di makam Yesus yang kosong (Mat. 28:5, 10). Kedua,
Yesus sendiri. Selain dalam peristiwa ini, Yesus menggunakan ungkapan
“jangan takut” untuk meyakinkan kedua belas rasul ketika mereka hen-
dak pergi mewartakan Kerajaan Allah (Mat 10:26, 28, 31) dan ketika se-
dang berada di gunung pada saat peristiwa transfigurasi (Mat. 17:7).
28 Gagasan Pendukung