Page 466 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 466

Bambang Soedibyo





                                                                                                                                                                  Bambang Sudibyo dilahirkan di Temanggung, Jawa Tengah, tanggal 8 Oktober 1952; anak kelima dari
                                                                                                                                                                  11 bersaudara. Orang tuanya guru agama sekaligus petani tembakau dan padi di Temanggung. Semua
                                                                                                                                                                  saudara Bambang sekolah sampai jenjang pendidikan tinggi. Oleh karena itu Bambang sangat menaruh
                                                                                                                                                                  hormat kepada orang tuanya, terutama ayahnya, karena keidealismeannyalah Bambang dan saudara-
                                                                                                                                                                  saudaranya disekolahkan sampai pendidikan tinggi meskipun ayahnya hanya guru biasa dan petani.
                                                                                                                                                                  Karier Bambang bisa dianggap meliputi politikus, ekonom, dan akademisi.

                                                                                                                                                                  Bambang Sudibyo menyelesaikan Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di
                                                                                                                                                                  Temanggung dengan mengayuh sepeda setiap pagi dari desa tempat tinggalnya ke Temanggung. Pada
                                                                                                                                                                  tahun 1972 ia melanjutkan pendidikan ke Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada
                                                                                                                                                                  (FE UGM) dan berhasil memperoleh gelar Sarjana Ekonomi tahun 1977. Selama menjadi mahasiswa
                                                                                                                                                                  ia mengembangkan hobi membaca. Tema-tema bacaannya tidak hanya terbatas pada bacaan ekonomi,
                                                                                                                                                                  tetapi juga agama, filsafat, sosial, dan budaya. Sejak tahun 1978, ia mengajar di UGM meskipun cita-
                                                                                                                                                                  cita awalnya bekerja di Bank Indonesia. Pada tahun 1979—yang juga tahun pernikahannya dengan
                                                                                                                                                                  Retno Sunarminingsih, juga berasal dari keluarga guru—ia dikirim negara mengambil program MBA di
                                                                                                                                                                  Universitas North Carolina, Amerika Serikat (AS), dan pada bulan Januari 1982 ia kembali meninggalkan
                                                                                                                                                                  tanah air untuk menempuh program doktor bidang business administration di Universitas Kentucky
                                                                                                                                                                  yang diselesaikannya pada tahun 1985.
                             Masa Jabatan
                             21 Oktober 2004 - 20 Oktober 2009                                                                                                    Bambang Soedibyo merupakan Guru Besar bidang ekonomi UGM. Ia mengajar mata kuliah Riset
                                                                                                                                                                  Akuntansi Manajemen pada Program Pascasarjana UGM 1997-1999. Pada tahun 1988 ia menjadi
                                                                                                                                                                  anggota panitia pendirian Magister Manajemen (MM) UGM dan kemudian menjadi salah satu anggota
                                                                                                                                                                  pengurus atau anggota direksi program MM UGM serta menjadi pengelola bidang program keuangan.
                                                                                                                                                                  Di samping itu pada tahun 1988 ia juga aktif di pusat studi Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan
                                                                                                                                                                  (PPSK) Yogyakarta yang diketuai Amien Rais. Tahun 1989 ia diangkat menjadi wakil direktur program
                                                                                                                                                                  dan pengelola akedemik dan tahun 1993 dipromosikan menjadi Direktur Program MM UGM sampai
                                                                                                                                                                  tahun 1999.

                                                                                                                                                                  Pada tahun 1998 Bambang menjadi komisaris Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) X
                                                                                                                                                                  ketika Tanri Abeng menjabat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebelum menjadi Menteri
                                                                                                                                                                  Pendidikan, ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan (1999-2000) pada Kabinet Persatuan
                                                                                                                                                                  Indonesia masa pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid, yang pada waktu bersamaan juga menjadi
                                                                                                                                                                  Wakil Ketua Dewan Komisaris Pertamina serta menjadi anggota Komite Kebijakan Sektor Keuangan
                                                                                                                                                                  (KKSK) yang diketuai Kwik Kian Gie.


                                                                                                                                                                  Karier politik Bambang dimulai dengan keikutsertaannya mendirikan dan menjadi anggota Majlis
                                                                                                                                                                  Amanat Rakyat (MAR) dan kemudian ikut mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN) tahun 1998
                                                                                                                                                                  meskipun sebelumnya menghindari politik praktis secara langsung sejak ada peraturan pemerintah
                                                                                                                                                                  tentang status Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam partai politik. Di PAN ia duduk sebagai Ketua
                                                                                                                                                                  Dewan Ekonomi (November 1998-April 1999). Sebelumnya, pada tahun 1990, ia ikut mendirikan
                                                                                                                                                                  Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan menjabat Ketua Bidang Ekonomi Sumberdaya
                                                                                                                                                                  1990-1995. Dalam organisasi Muhammadiyah pada rentang November 1998-April 1999 ia menjadi
                                                                                                                                                                  Ketua Dewan Ekonomi, tahun 2000-2005 menjadi Bendahara, dan tahun 1995-2000 menjadi anggota
                                                                                                                                                                  Dewan Pakar Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Pada tahun 2001-2004 ia menjadi anggota Majelis
                                                                                                                                                                  Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Fraksi Utusan Golongan mewakili Ikatan
                                                                                                                                                                  Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).




                             454  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  455
   461   462   463   464   465   466   467   468   469   470   471