Page 468 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 468

Adhidharma, M
                                                                                                                                                                                                                                                                Dhika, Fakhry, Avlia,
                                                                                                                                                                                                                                                                dan Choirudin ,
                                                                                                                                                                                                                                                                pelajar Indonesia
                                                                                                                                                                                                                                                                yang meraih prestasi
                                                                                                                                                                                                                                                                gemilang dalam
                                                                                                                                                                                                                                                                kompetisi penelitian
                                           Pengembangan kurikulum  pendidikan di Indonesia  pada  masa  Bambang  Sudibyo  menjadi menteri                                                                                                                       sains dan teknologi
                                                                                                                                                                                                                                                                tingkat internasional
                                           pendidikan mengikuti kebijakan yang diundangkan dalam Undang-undang (UU) No. 20 Tahun 2003,                                                                                                                          bertemu dengan
                                           Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005, serta Peraturan Menteri (Permen) No. 22, 23, dan 24                                                                                                                     Menteri Pendidikan
                                                                                                                                                                                                                                                                Nasional Bambang
                                           Tahun 2006. Kurikulum mengikuti pemerintah pusat dan pengembangannya dilakukan di setiap satuan                                                                                                                      Sudibyo di Jakarta,
                                                                                                                                                                                                                                                                Selasa 26 Juni 2007
                                           pendidikan. Kurikulum diharapkan dapat mengakomodasi dua kepentingan, yaitu kepentingan nasional
                                                                                                                                                                                                                                                                (Sumber: Kompas/
                                           dan kepentingan daerah, secara baik, sinkron, dan tanpa konflik.  Kepentingan nasional diwakili oleh                                                                                                                 Ester Lince
                                                                                                     1
                                           ketetapan  mengenai kompetensi lulusan  (SKL) dan  standar  isi (SI), sedangkan  kepentingan  daerah                                                                                                                 Napitupulu)
                                           diwakili oleh keterkaitan sekolah dengan lingkungan sekitar berupa muatan lokal berdasarkan Permen
                                           Diknas No. 22 Tahun 2006 tentang SI dan Permen Diknas No. 23 Tahun 2006 tentang SKL (Hasan,
                                           2008). Atas dasar kebijakan tersebut proses pengembangan kurikulum setelah tahun 2006 mengalami
                                           penyesuaian sebagai berikut.

                                           Semangat otonomi daerah dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) terlihat pada mata
                                           pelajaran muatan lokal. Muatan lokal diadakan dan ditentukan jenisnya oleh daerah/sekolah sesuai
                                           dengan kebutuhan dan kesiapan daerah/sekolah setempat. KBK diujicobakan di sejumlah sekolah
                                           di kota-kota di Jawa dan kota besar di luar Jawa secara terbatas untuk mengetahui efektivitasnya.                            6.  Belajar sepanjang hayat.
                                           Hasilnya tak memuaskan. Oleh karena itu KBK diganti dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan                                  Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
                                           (KTSP) berdasar Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, No. 23 Tahun 2006 tentang                                   informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang
                                           Stndar Kompetensi Lulusan, dan No. 23 tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL. Dalam KTSP,
                                           setiap  sekolah  diberi  kesempatan  menyusun  sendiri  kurikulumnya,  tetapi  penyusunannya  tetap                             serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
                                           harus mengacu pada SI yang ditentukan secara nasional oleh Permendiknas. Beban belajar siswa                                 7.  Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
                                           pada KTSP tidak sepadat kurikulum sebelumnya agar peserta didik mendapat kebebasan untuk                                        Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan
                                           mengembangkan diri dan guru juga dapat lebih mengembangkan profesi, seperti menulis buku atau                                   daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
                                           melakukan penelitian. 2                                                                                                         Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan
                                                                                                                                                                           sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
                                           Sesuai dengan ketetapan Permen No. 22 tahun 2006, KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip                                 Indonesia.
                                           berikut: 3
                                                                                                                                                                  Said Hamid Hasan  mengemukakan beberapa hal mengenai KTSP sebagai berikut:
                                                                                                                                                                                  4
                                                 1.  Berpusat pada  potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan  peserta  didik  dan
                                                   lingkungannya.                                                                                                       1.  KTSP  memberi  kesempatan  untuk  membuka  pendekatan  baru  dalam  pengembangan
                                                    Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral                                 kurikulum di Indonesia. Kurikulum tidak lagi hanya peduli pada perkembangan ilmu dan
                                                   untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa                                        teknologi, tetapi juga sudah peduli pada aspek kehidupan lain manusia. Oleh karena itu
                                                   kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan                               apabila prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dengan baik dalam KTSP maka kelemahan yang
                                                   menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.                                                           terdapat pada SKL, SK, dan KD dapat diperbaiki.
                                                 2.  Beragam dan terpadu.                                                                                               2.  Dokumen KTSP harus jelas mencantumkan keterampilan yang diperlukan sehingga seorang
                                                    Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik,                                     peserta didik mampu mengembangkan dirinya di sekolah dan sesudah selesai dari pendidikan
                                                   kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya                                sekolah menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
                                                   dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.                                                              mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
                                                 3.  Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan                           serta  bertanggung  jawab. Selain itu materi yang  dapat mengembangkan rasa  ingin tahu,
                                                   atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis                               mengenal dan mengembangkan budaya dan adat istiadat setempat, kemampuan mengikuti
                                                   dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan                              dan  memanfaatkan  secara  tepat  perkembangan  ilmu  pengetahuan, teknologi, dan  seni
                                                   memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.                                           merupakan kompetensi yang secara tegas dan jelas tercantum dalam dokumen kurikulum
                                                 4.  Relevan dengan kebutuhan kehidupan.                                                                                   dan diorganisasikan menurut prinsip KBK.
                                                    Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan stakeholders ‘pemangku kepentingan’                              3.  Organisasi isi kurikulum yang mengikuti prinsip kompetensi akan memberikan kesempatan
                                                   untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya                                    kepada peserta didik untuk melatih berbagai keterampilan tersebut melalui berbagai materi
                                                   kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja.                                                                 pelajaran substantif. Waktu yang digunakan akan lama dan tidak mungkin hanya dalam satu
                                                 5.  Menyeluruh dan berkesinambungan.                                                                                      pertemuan, mungkin satu semester, satu tahun, atau selama yang bersangkutan mengikuti
                                                    Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan,                                   pelajaran di satuan pendidikan tersebut. Keberulangan dalam proses pemantapan kemampuan
                                                   dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua                                   diperlukan karena kemampuan, nilai, dan sikap yang terdapat dalam kompetensi bersifat
                                                   jenjang pendidikan.                                                                                                     “developmental”.




                             456  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  457
   463   464   465   466   467   468   469   470   471   472   473