Page 470 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 470

Beberapa kebijakan penting yang dikeluarkan Mendiknas Bambang Sudibyo antara lain sebagai berikut:                              dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu,

                                                 1.  Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009                                            sehingga pembelajaran yang dilakukan bukan terfokus pada isi materi pelajaran.
                                                    Visi Depdiknas lebih menekankan pada pendidikan  transformatif, yang  menjadikan                                       Ada beberapa landasan empirik yang menjadi pertimbangan lahirnya KBK, antara lain (1)
                                                   pendidikan  sebagai  motor  penggerak  perubahan  dari  masyarakat  berkembang  menuju                                  adanya berbagai ketimpangan dalam kehidupan mulai dari aspek moral, akhlak, jati diri,
                                                   masyarakat maju. Pembentukan masyarakat maju selalu diikuti oleh proses transformasi                                    hingga sosial ekonomi dan politik; (2) semakin terbatasnya sumber daya dan kesempatan
                                                   struktural, yang menandai suatu perubahan dari masyarakat yang potensi kemanusiaannya                                   untuk memperoleh lapangan kerja; serta (3) perkembangan ilmu pengetahuan dan
                                                   kurang berkembang menuju masyarakat maju dan berkembang, yang mengaktualisasikan                                        teknologi dan dampaknya terhadap pendidikan. Secara umum hasil pendidikan belum
                                                   potensi kemanusiaannya secara optimal. Pada masa global sekarang, transformasi berjalan                                 memuaskan, sehingga KBK juga merespon perkembangan teori belajar yang baru, antara
                                                   dengan sangat cepat yang kemudian mengantarkan pada masyarakat berbasis pengetahuan                                     lain teori konstruktivisme. Teori ini menolak pemahaman aliran behaviorisme yang
                                                   (knowledge based society).                                                                                              berkembang sebelumnya. Dulu para behavioris meyakini bahwa pembelajaran adalah buah
                                                    Dalam rangka komitmen global Renstra Depdiknas Tahun 2005-2009 diarahkan guna                                          dari pembiasaan yang dilakukan secara berulang dan konsisten, sedang kaum konstruktif
                                                   mempercepat sasaran Konvensi Hak-Hak Anak (Convention on The Rights of them Child) yang                                 berpendapat bahwa siswa belajar melalui proses menemukan sendiri ilmu pengetahuan,
                                                   menyatakan: “Setiap negara di dunia melindungi dan melaksanakan hak-hak anak tentang                                    dia mengkonstruksi sendiri pengetahuannya berdasar pengalaman dan pengetahuan yang
                                                   pendidikan dengan mewujudkan wajib belajar pendidikan dasar bagi semua secara bebas”                                    diperoleh sebelumnya dan selama belajar. Siswa bukanlah gelas kosong yang diisi air
                                                   (Artikel 28) dan konvensi mengenai hak asasi manusia (HAM) yang menyatakan: “Setiap                                     ilmu oleh gurunya. Siswa lebih mirip dengan pohon kecil yang disiram oleh fasilitator,
                                                   orang berhak atas pendidikan. Pendidikan harus bebas biaya, setidaknya pada pendidikan                                  dia bertumbuh dengan sendirinya. Dengan demikian guru bukanlah satu-satunya sumber
                                                   dasar. Pendidikan dasar harus bersifat wajib. Pendidikan teknik dan profesi harus tersedia                              ilmu, melainkan lebih berperan sebagai fasilitator yang mencipta kondisi kondusif
                                                   secara  umum  dan  pendidikan  yang  lebih  tinggi harus  sama-sama  dapat  dimasuki semua                              sehingga siswa menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, atau sikap sebagai buah
                                                                                 5
                                                   orang berdasarkan kemampuan”.  Hal ini sejalan dengan pencapaian sasaran pembangunan                                    dari proses belajar. 6
                                                   yang disepakati dalam Kerangka Aksi Dakar mengenai Pendidikan Untuk Semua (PUS) atau                                 4.  Program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan melalui Permendiknas NO 8 tahun 2009
                                                   education for All (EFA). Adapun misi yang dikembangkan oleh Depdiknas sebagai berikut:                                  Program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan, yang selanjutnya disebut program Pendidikan
                                                    a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang                                         Profesi Guru (PPG), adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan
                                                      bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.                                                                               lulusan S1 Kependidikan dan S1/D-IV Non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat
                                                    b. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia                                  menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional
                                                      dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.                                                  pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional pada pendidikan anak
                                                    c. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan                                   usia dini, pendidikan dasar, atau pendidikan menengah. Tujuan program PPG adalah untuk
                                                      pembentukan kepribadian yang bermoral.                                                                               menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan,
                                                    d. Meningkatkan  keprofesionalan  dan  akuntabilitas  lembaga  pendidikan  sebagai pusat                               dan menilai pembelajaran; menindaklanjuti hasil penilaian dengan melakukan pembimbingan
                                                      pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan                                 dan pelatihan peserta didik; serta mampu melakukan penelitian dan mengembangkan
                                                      standar nasional dan global.                                                                                         profesionalitas secara berkelanjutan.
                                                    e. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan                                5.  Peningkatan Kompetensi dan Kesejahteraan Guru
                                                      prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.                                                    Tidak ada murid yang bodoh, namun yang sering terjadi adalah murid tidak mendapat
                                                 2.  Dalam  hal pelaksanaan  kurikulum  sesungguhnya  masih  mengikuti kebijakan  menteri                                  kesempatan belajar dalam bimbingan guru yang mumpuni sehingga tidak bisa berkembang
                                                   sebelumnya, Malik Fajar, yakni Kurikulum 2004 yang dikenal dengan nama KBK. Pada masa                                   maksimal.  Guru  memang  memegang  peran  sentral  dalam  pendidikan.  Secanggih  apa
                                                   Bambang Sudibyo dikeluarkan KTSP 2006, yang sesungguhnya merupakan penyempurnaan                                        pun media pembelajaran, sebagus apa pun kurikulum dirancang, bila kualitas guru yang
                                                   KBK, karena pada dasarnya Kurikulum 2006 merupakan kurikulum yang juga berbasis                                         melaksanakannya tidak memadai maka proses dan hasil pendidikan juga tidak akan
                                                   kompetensi.  Dengan  demikian  hal ini mengindikasikan  bahwa  pemerintah  pusat  masih                                 memuaskan. Dengan demikian peran guru begitu sentral hingga pemerintah merasa perlu
                                                   bertanggung jawab terhadap pengembangan kurikulum, pemerintah daerah berperan                                           makin memperhatikan mereka; bahkan keberadaan guru disejajarkan dengan profesional
                                                   menjadi pengembang untuk kurikulum daerah (lokal), sedangkan sekolah menjadi penyusun                                   lain, seperti dokter, notaris, atau akuntan.
                                                   dan pengembang KTSP.                                                                                                    Guru dipandang sebagai sebuah profesi utama. Untuk itu, sebagaimana profesi lain, guru dan
                                                 3.  Penyempurnaan yang kemudian melahirkan Kurikulum 2004/Kurikulum Berbasis                                              dosen harus memiliki sertifikat profesional yang dikeluarkan resmi oleh lembaga berwenang.
                                                   Kompetensi atau KBK                                                                                                     Sertifikat  dapat  diperoleh  melalui  proses  yang  disebut  sertifikasi.  Tujuan  kebijakan
                                                    Kurikulum ini menekankan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi)                                      sertifikasi  pendidik  ini  untuk  meningkatkan  profesionalitas  pendidik  yang  pada  gilirannya
                                                   tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pendidikan sangat diharapkan                                akan meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan secara berkelanjutan. Sebagai
                                                   dapat  menyiapkan  pribadi yang  mampu  melakukan  perangkat  kompetensi yang  telah                                    keseimbangan, tujuan sertifikasi ini juga untuk meningkatkan kesejahteraan guru, sebab guru
                                                   ditentukan. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang                                  yang telah mengantongi sertifikat resmi akan mendapatkan imbalan tunjangan profesi yang
                                                   direfleksikan  dalam  kebiasaan  berpikir  dan  bertindak.  Kebiasaan  berpikir  dan  bertindak                         pantas, yaitu sebesar satu kali gaji pokok guru bersangkutan. Tunjangan profesi berlaku bagi
                                                   secara  konsisten  dan  terus-menerus  dapat  memungkinkan  seseorang  menjadi kompeten,                                guru berstatus pegawai negeri sipil ataupun nonpegawai negeri sipil. 7




                             458  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  459
   465   466   467   468   469   470   471   472   473   474   475