Page 473 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 473

Menteri Pendidikan
 Nasional Bambang
 Sudibyo saat
 bersama siswa
 SD Negeri 24
 Kalibone, Pangkajene
 Kepulauan,
 Sulawesi Selatan,      pendidikan yang pola pembagiannya langsung diarahkan ke sekolah-sekolah SD/SDSDLB/MI
 saat melakukan
 peninjauan program     dan SMP/SMPLB/Mata baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia, termasuk
 Bantuan Operasional    SMP Terbuka dan Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM) oleh masyarakat. Siswa miskin di
 Sekolah di akhir
 tahun 2015             tingkat satuan pendidikan SMA/SMK yang tidak mendapat BOS mendapat program bantuan
 (Sumber: Kompas,       lain berupa Bantuan Khusus Murid (BKM). Program kejar Paket A dan B juga tidak termasuk
 Rabu 30 Januari
                                            9
 2007)                  sasaran program BOS.
                        Seperti telah disinggung sebelumnya, siswa pada jenjang SMA tidak mendapat BOS, tetapi
                        mendapat  BKM. BKM  diharapkan dapat  meringankan beban siswa  miskin, menurunkan
                        potensi putus sekolah, sekaligus meningkatkan mutu pendidikan. Biaya satuan BKM adalah Rp
                        780.000,00/siswa/tahun (tahun 2007). BKM diberikan kepada 310.609 siswa SMA dan 418.161
                        siswa SMK. Total alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk BKM
                        Depdiknas tahun 2008 mencapai Rp 571,19 miliar. Berdasarkan hasil survei, BKM terbukti
                        membantu  meringankan  biaya  yang  dikeluarkan  orang  tua  siswa  hingga  sekitar  separuh
                        (51,34%-45,85%) dari total pengeluaran. BKM mampu mencegah siswa putus sekolah dengan
                        indikasi ketidakhadiran siswa dari 4-5 hari setiap bulan turun menjadi 2 hari sebulan. BKM
 6.  Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005  mampu meningkatkan kelancaran pembelajaran.
    UU No. 20 Tahun 2003 yang lahir pada masa Mendiknas Malik Fajar membutuhkan berbagai   8.  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia  No. 18 Tahun  2007 tentang
 peraturan turunan. Salah satu turunan dari UU Sisdiknas tersebut adalah Peraturan PP   Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan
 No. 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional (SPN). PP ini dikeluarkan untuk      Sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru
 menindaklanjuti Pasal 35 ayat (4), Pasal 37 ayat (3), Pasal 42 ayat (3), Pasal 43 ayat (2), Pasal   dalam jabatan. Sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diikuti oleh guru dalam
 59 ayat (3), Pasal 60 ayat (4), dan Pasal 61 ayat (4) UU Sisdiknas. Dengan adanya SPN maka   jabatan  yang  telah  memiliki  kualifikasi  akademik  sarjana  (S1)  atau  diploma  empat  (D-IV).
 dapat diketahui kriteria minimal penyelenggaraan sistem pendidikan di seluruh Indonesia.   Sertifikasi bagi guru dalam jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh
 SPN meliputi delapan standar, yaitu (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi   perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan yang
 lulusan, (4) standar  pendidik,  (5) standar  sarana  prasarana, (6) standar  pengelolaan, (7)   terakreditasi dan ditetapkan oleh Mendiknas.
 standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian. Mengingat heterogenitas situasi dan kondisi,   9.  Program Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)
 SPN berlaku secara bertahap, namun setiap tahun pendidikan wajib menyesuaikan diri      Peningkatan mutu sekolah dilakukan oleh Bambang Sudibyo dengan, salah satunya,
 dengan ketentuan PP ini paling lambat tujuh tahun. SI merupakan SPN yang mencakup lingkup   mengeluarkan peraturan tentang Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) pada tahun
 materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis   ajaran 2006-2007 untuk satuan pendidikan mulai dari SD/MI, SMP/Mata, SMA/MA,
 pendidikan tertentu. SI meliputi kerangka dasar dan struktur kurikulum, muatan kurikulum,   hingga SMK. Tujuan utama peraturan tersebut adalah upaya untuk memperbaiki kualitas
 beban belajar, KTSP, hingga masalah kalender pendidikan. 8  pendidikan nasional, khususnya eksistensi pendidikan nasional Indonesia supaya diakui
 7.  Program BOS        dunia dan memiliki daya saing dengan negara-negara maju. Landasan hukum program
    Situasi krisis masih dirasakan oleh masyarakat ketika Bambang Sudibyo menjadi Mendiknas,   SBI mengacu pada UU No. 20/2003 Sisdiknas pasal 50 ayat 3, yang menyebutkan
 sehingga terdapat sebagian masyarakat yang merasakan dampak krisis tersebut berkaitan   “Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu
 dengan pembiayaan pendidikan. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia seharusnya tidak   satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan
 boleh memporakporandakan program dan langkah pemerintah membangun dunia pendidikan.   pendidikan bertaraf internasional”.
 Oleh karena itu, meskipun dalam keadaan sulit, pemerintah tetap berusaha memberi      Pijakan  berikutnya  adalah  Kebijakan  Pokok  Pembangunan  Pendidikan  Nasional  dalam
 perhatian pada sektor pendidikan. Para siswa, terutama anak keluarga miskin, harus bisa   Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009. Butir 2 Kebijakan
 terus bersekolah. Anak-anak miskin harus diberi kemudahan mengakses pendidikan formal.   Pokok yang memaparkan masalah Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing tersebut
 Program wajib belajar 9 tahun tidak boleh terhambat. Target Angka Partisipasi Kasar (APK)   secara eksplisit menyebutkan perlunya pembangunan sekolah bertaraf internasional untuk
 95%, sebagai indikator ketuntasan wajib belajar pendidikan dasar, harus tercapai. Kebijakan   meningkatkan daya saing bangsa. Dalam hal ini pemerintah perlu mengembangkan SBI pada
 pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diluncurkan Juli bulan 2005 berperan   tingkat kabupaten/kota dengan melakukan kerja sama yang konsisten antara pemerintah pusat
 besar dalam percepatan pencapaian ketuntasan wajib  belajar. BOS merupakan program   dengan  pemerintah  kabupaten/kota  yang  bersangkutan untuk  mengembangkan  SD,  SMP,
 pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar   SMA, dan SMK bertaraf Internasional di seluruh Indonesia.  Memang tidak mudah mencapai
                                                                            10
 sebagai pelaksanaan program wajib belajar.   tahap SBI, sehingga oleh karenanya ditekankan bahwa program SBI mesti dilaksanakan secara
    Standar biaya operasi nonpersonalia adalah standar biaya yang diberlakukan untuk membiayai   bertahap dan berkesinambungan. Pemerintah menetapkan bahwa sekolah yang memenuhi
 kegiatan operasional nonpersonalia selama satu tahun sebagai bagian dari keseluruhan dana   standar minimal SNP akan diberi pendampingan, pembimbingan, penguatan, dalam bentuk
 pendidikan agar satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan pendidikan secara teratur   Rintisan SBI (RSBI). Dengan demikian untuk menuju status SBI, sekolah harus menjadi RSBI
 dan berkelanjutan sesuai standar nasional pendidikan. BOS merupakan dana kompensasi   terlebih dahulu.




 460  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  461
   468   469   470   471   472   473   474   475   476   477   478