Page 471 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 471

Beberapa kebijakan penting yang dikeluarkan Mendiknas Bambang Sudibyo antara lain sebagai berikut:  dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu,

 1.  Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009  sehingga pembelajaran yang dilakukan bukan terfokus pada isi materi pelajaran.
    Visi Depdiknas lebih menekankan pada pendidikan  transformatif, yang  menjadikan      Ada beberapa landasan empirik yang menjadi pertimbangan lahirnya KBK, antara lain (1)
 pendidikan  sebagai  motor  penggerak  perubahan  dari  masyarakat  berkembang  menuju   adanya berbagai ketimpangan dalam kehidupan mulai dari aspek moral, akhlak, jati diri,
 masyarakat maju. Pembentukan masyarakat maju selalu diikuti oleh proses transformasi   hingga sosial ekonomi dan politik; (2) semakin terbatasnya sumber daya dan kesempatan
 struktural, yang menandai suatu perubahan dari masyarakat yang potensi kemanusiaannya   untuk memperoleh lapangan kerja; serta (3) perkembangan ilmu pengetahuan dan
 kurang berkembang menuju masyarakat maju dan berkembang, yang mengaktualisasikan   teknologi dan dampaknya terhadap pendidikan. Secara umum hasil pendidikan belum
 potensi kemanusiaannya secara optimal. Pada masa global sekarang, transformasi berjalan   memuaskan, sehingga KBK juga merespon perkembangan teori belajar yang baru, antara
 dengan sangat cepat yang kemudian mengantarkan pada masyarakat berbasis pengetahuan   lain teori konstruktivisme. Teori ini menolak pemahaman aliran behaviorisme yang
 (knowledge based society).   berkembang sebelumnya. Dulu para behavioris meyakini bahwa pembelajaran adalah buah
    Dalam rangka komitmen global Renstra Depdiknas Tahun 2005-2009 diarahkan guna   dari pembiasaan yang dilakukan secara berulang dan konsisten, sedang kaum konstruktif
 mempercepat sasaran Konvensi Hak-Hak Anak (Convention on The Rights of them Child) yang   berpendapat bahwa siswa belajar melalui proses menemukan sendiri ilmu pengetahuan,
 menyatakan: “Setiap negara di dunia melindungi dan melaksanakan hak-hak anak tentang   dia mengkonstruksi sendiri pengetahuannya berdasar pengalaman dan pengetahuan yang
 pendidikan dengan mewujudkan wajib belajar pendidikan dasar bagi semua secara bebas”   diperoleh sebelumnya dan selama belajar. Siswa bukanlah gelas kosong yang diisi air
 (Artikel 28) dan konvensi mengenai hak asasi manusia (HAM) yang menyatakan: “Setiap   ilmu oleh gurunya. Siswa lebih mirip dengan pohon kecil yang disiram oleh fasilitator,
 orang berhak atas pendidikan. Pendidikan harus bebas biaya, setidaknya pada pendidikan   dia bertumbuh dengan sendirinya. Dengan demikian guru bukanlah satu-satunya sumber
 dasar. Pendidikan dasar harus bersifat wajib. Pendidikan teknik dan profesi harus tersedia   ilmu, melainkan lebih berperan sebagai fasilitator yang mencipta kondisi kondusif
 secara  umum  dan  pendidikan  yang  lebih  tinggi harus  sama-sama  dapat  dimasuki semua   sehingga siswa menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, atau sikap sebagai buah
 5
 orang berdasarkan kemampuan”.  Hal ini sejalan dengan pencapaian sasaran pembangunan   dari proses belajar. 6
 yang disepakati dalam Kerangka Aksi Dakar mengenai Pendidikan Untuk Semua (PUS) atau   4.  Program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan melalui Permendiknas NO 8 tahun 2009
 education for All (EFA). Adapun misi yang dikembangkan oleh Depdiknas sebagai berikut:     Program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan, yang selanjutnya disebut program Pendidikan
 a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang   Profesi Guru (PPG), adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan
 bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.  lulusan S1 Kependidikan dan S1/D-IV Non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat
 b. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia   menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional
 dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.  pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional pada pendidikan anak
 c. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan   usia dini, pendidikan dasar, atau pendidikan menengah. Tujuan program PPG adalah untuk
 pembentukan kepribadian yang bermoral.  menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan,
 d. Meningkatkan  keprofesionalan  dan  akuntabilitas  lembaga  pendidikan  sebagai pusat   dan menilai pembelajaran; menindaklanjuti hasil penilaian dengan melakukan pembimbingan
 pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan   dan pelatihan peserta didik; serta mampu melakukan penelitian dan mengembangkan
 standar nasional dan global.  profesionalitas secara berkelanjutan.
 e. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan   5.  Peningkatan Kompetensi dan Kesejahteraan Guru
 prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.     Tidak ada murid yang bodoh, namun yang sering terjadi adalah murid tidak mendapat
 2.  Dalam  hal pelaksanaan  kurikulum  sesungguhnya  masih  mengikuti kebijakan  menteri   kesempatan belajar dalam bimbingan guru yang mumpuni sehingga tidak bisa berkembang
 sebelumnya, Malik Fajar, yakni Kurikulum 2004 yang dikenal dengan nama KBK. Pada masa   maksimal.  Guru  memang  memegang  peran  sentral  dalam  pendidikan.  Secanggih  apa
 Bambang Sudibyo dikeluarkan KTSP 2006, yang sesungguhnya merupakan penyempurnaan   pun media pembelajaran, sebagus apa pun kurikulum dirancang, bila kualitas guru yang
 KBK, karena pada dasarnya Kurikulum 2006 merupakan kurikulum yang juga berbasis   melaksanakannya tidak memadai maka proses dan hasil pendidikan juga tidak akan
 kompetensi.  Dengan  demikian  hal ini mengindikasikan  bahwa  pemerintah  pusat  masih   memuaskan. Dengan demikian peran guru begitu sentral hingga pemerintah merasa perlu
 bertanggung jawab terhadap pengembangan kurikulum, pemerintah daerah berperan   makin memperhatikan mereka; bahkan keberadaan guru disejajarkan dengan profesional
 menjadi pengembang untuk kurikulum daerah (lokal), sedangkan sekolah menjadi penyusun   lain, seperti dokter, notaris, atau akuntan.
 dan pengembang KTSP.      Guru dipandang sebagai sebuah profesi utama. Untuk itu, sebagaimana profesi lain, guru dan
 3.  Penyempurnaan yang kemudian melahirkan Kurikulum 2004/Kurikulum Berbasis   dosen harus memiliki sertifikat profesional yang dikeluarkan resmi oleh lembaga berwenang.
 Kompetensi atau KBK    Sertifikat  dapat  diperoleh  melalui  proses  yang  disebut  sertifikasi.  Tujuan  kebijakan
    Kurikulum ini menekankan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi)   sertifikasi  pendidik  ini  untuk  meningkatkan  profesionalitas  pendidik  yang  pada  gilirannya
 tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pendidikan sangat diharapkan   akan meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan secara berkelanjutan. Sebagai
 dapat  menyiapkan  pribadi yang  mampu  melakukan  perangkat  kompetensi yang  telah   keseimbangan, tujuan sertifikasi ini juga untuk meningkatkan kesejahteraan guru, sebab guru
 ditentukan. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang   yang telah mengantongi sertifikat resmi akan mendapatkan imbalan tunjangan profesi yang
 direfleksikan  dalam  kebiasaan  berpikir  dan  bertindak.  Kebiasaan  berpikir  dan  bertindak   pantas, yaitu sebesar satu kali gaji pokok guru bersangkutan. Tunjangan profesi berlaku bagi
 secara  konsisten  dan  terus-menerus  dapat  memungkinkan  seseorang  menjadi kompeten,   guru berstatus pegawai negeri sipil ataupun nonpegawai negeri sipil. 7




 458  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  459
   466   467   468   469   470   471   472   473   474   475   476