Page 469 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 469

Adhidharma, M
                                                                                                             Dhika, Fakhry, Avlia,
                                                                                                             dan Choirudin ,
                                                                                                             pelajar Indonesia
                                                                                                             yang meraih prestasi
                                                                                                             gemilang dalam
                                                                                                             kompetisi penelitian
 Pengembangan kurikulum  pendidikan di Indonesia  pada  masa  Bambang  Sudibyo  menjadi menteri              sains dan teknologi
                                                                                                             tingkat internasional
 pendidikan mengikuti kebijakan yang diundangkan dalam Undang-undang (UU) No. 20 Tahun 2003,                 bertemu dengan
 Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005, serta Peraturan Menteri (Permen) No. 22, 23, dan 24            Menteri Pendidikan
                                                                                                             Nasional Bambang
 Tahun 2006. Kurikulum mengikuti pemerintah pusat dan pengembangannya dilakukan di setiap satuan             Sudibyo di Jakarta,
                                                                                                             Selasa 26 Juni 2007
 pendidikan. Kurikulum diharapkan dapat mengakomodasi dua kepentingan, yaitu kepentingan nasional
                                                                                                             (Sumber: Kompas/
 dan kepentingan daerah, secara baik, sinkron, dan tanpa konflik.  Kepentingan nasional diwakili oleh        Ester Lince
 1
 ketetapan  mengenai kompetensi lulusan  (SKL) dan  standar  isi (SI), sedangkan  kepentingan  daerah        Napitupulu)
 diwakili oleh keterkaitan sekolah dengan lingkungan sekitar berupa muatan lokal berdasarkan Permen
 Diknas No. 22 Tahun 2006 tentang SI dan Permen Diknas No. 23 Tahun 2006 tentang SKL (Hasan,
 2008). Atas dasar kebijakan tersebut proses pengembangan kurikulum setelah tahun 2006 mengalami
 penyesuaian sebagai berikut.

 Semangat otonomi daerah dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) terlihat pada mata
 pelajaran muatan lokal. Muatan lokal diadakan dan ditentukan jenisnya oleh daerah/sekolah sesuai
 dengan kebutuhan dan kesiapan daerah/sekolah setempat. KBK diujicobakan di sejumlah sekolah
 di kota-kota di Jawa dan kota besar di luar Jawa secara terbatas untuk mengetahui efektivitasnya.   6.  Belajar sepanjang hayat.
 Hasilnya tak memuaskan. Oleh karena itu KBK diganti dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan      Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
 (KTSP) berdasar Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, No. 23 Tahun 2006 tentang   informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang
 Stndar Kompetensi Lulusan, dan No. 23 tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL. Dalam KTSP,
 setiap  sekolah  diberi  kesempatan  menyusun  sendiri  kurikulumnya,  tetapi  penyusunannya  tetap   serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
 harus mengacu pada SI yang ditentukan secara nasional oleh Permendiknas. Beban belajar siswa   7.  Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
 pada KTSP tidak sepadat kurikulum sebelumnya agar peserta didik mendapat kebebasan untuk      Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan
 mengembangkan diri dan guru juga dapat lebih mengembangkan profesi, seperti menulis buku atau   daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
 melakukan penelitian. 2  Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan
                        sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
 Sesuai dengan ketetapan Permen No. 22 tahun 2006, KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip   Indonesia.
 berikut: 3
               Said Hamid Hasan  mengemukakan beberapa hal mengenai KTSP sebagai berikut:
                               4
 1.  Berpusat pada  potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan  peserta  didik  dan
 lingkungannya.      1.  KTSP  memberi  kesempatan  untuk  membuka  pendekatan  baru  dalam  pengembangan
    Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral   kurikulum di Indonesia. Kurikulum tidak lagi hanya peduli pada perkembangan ilmu dan
 untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa   teknologi, tetapi juga sudah peduli pada aspek kehidupan lain manusia. Oleh karena itu
 kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan   apabila prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dengan baik dalam KTSP maka kelemahan yang
 menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.   terdapat pada SKL, SK, dan KD dapat diperbaiki.
 2.  Beragam dan terpadu.  2.  Dokumen KTSP harus jelas mencantumkan keterampilan yang diperlukan sehingga seorang
    Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik,   peserta didik mampu mengembangkan dirinya di sekolah dan sesudah selesai dari pendidikan
 kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya   sekolah menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
 dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.   mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
 3.  Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan   serta  bertanggung  jawab. Selain itu materi yang  dapat mengembangkan rasa  ingin tahu,
 atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis   mengenal dan mengembangkan budaya dan adat istiadat setempat, kemampuan mengikuti
 dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan   dan  memanfaatkan  secara  tepat  perkembangan  ilmu  pengetahuan, teknologi, dan  seni
 memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.  merupakan kompetensi yang secara tegas dan jelas tercantum dalam dokumen kurikulum
 4.  Relevan dengan kebutuhan kehidupan.  dan diorganisasikan menurut prinsip KBK.
    Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan stakeholders ‘pemangku kepentingan’   3.  Organisasi isi kurikulum yang mengikuti prinsip kompetensi akan memberikan kesempatan
 untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya   kepada peserta didik untuk melatih berbagai keterampilan tersebut melalui berbagai materi
 kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja.   pelajaran substantif. Waktu yang digunakan akan lama dan tidak mungkin hanya dalam satu
 5.  Menyeluruh dan berkesinambungan.  pertemuan, mungkin satu semester, satu tahun, atau selama yang bersangkutan mengikuti
    Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan,   pelajaran di satuan pendidikan tersebut. Keberulangan dalam proses pemantapan kemampuan
 dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua   diperlukan karena kemampuan, nilai, dan sikap yang terdapat dalam kompetensi bersifat
 jenjang pendidikan.    “developmental”.




 456  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  457
   464   465   466   467   468   469   470   471   472   473   474