Page 83 - MODUL_STATISTIK DESKRIPTIF
P. 83
Misalkan kita mempunyai sebuah sampel berukuran n dengan data
, , … , sedangkan rata-ratanya = dan simpangan baku = s. Dari sini kita
̅
2
1
dapat membentuk data baru , , … , dengan rumus:
2
− ̅
V(11) … = , = 1, 2, … , .
Jadi diperoleh penyimpangan atau deviasi data dari rata-rata
dinyatakan dalam satuan simpangan baku. Bilangan yang didapat makan
bilangan z. Variabel , , … , ternyata mempunyai rata-rata = 0 dan
2
simpangan baku 1.
Dalam penggunaannya, bilangan z ini sering diubah menjadi
keadaan atau model baru, atau tepatnya distribusi baru, yang mempunyai
rata-rata dan simpangan baku yang ditentukan. Bilangan yang
̅
diperoleh dengan cara ini dinamakan bilangan baku dan simpangan baku.
atau bilangan standar dengan rata-rata dan simpangan baku
̅
dengan rumus:
− ̅
̅
V(12). . . . . . . . . . . . . . . zi = + s0 ( )
Perhatikan bahwa untuk ̅̅ = 0 dan s0 = 1 , rumus V(12)menjadi rumus V(11),
̅
0
sehingga bilangan z sering pula disebut blangan standar.
Contoh :
1) Dalam psikologi, test Wechsler-Bellevue diubah ke dalam bilangan
baku dengan rata-rata = 10 dan simpangan baku = 3.
2) Test Klasifikasi Umum di Amerika Serikat biasa dijadikan bilangan
baku dengan rata-rata = 100 dan simpangan baku = 20
3) “ Graduate Record Examinator” di USA dinyatakan dalam bilangan
standar dengan rata-rata = 500 dan simpangan baku = 100.
Bilangan baku sering dipakai untuk membandingkan keadaan distribusi fenomena.
78