Page 16 - SEMINAR PENDIDIKAN
P. 16

Jalaluddin  Rakhmat  (1982:19)  memberikan  analisis  pembicara  sebagai
                        komunikator  dengan  menyatakan  bahwa  pembicara  harus  menganalisis  dirinya

                        sebagai  penyampai  pesan.  Pembicara  meneliti  kembali  pengetahuan,  sikap  dan
                        keyakin-annya pada bahan yang akan diberikan. Perlu diketahui juga sejauh mana

                        jarak  atau  perbedaan  latar  belakangnya  dengan  latar  belakang  khalayaknya,

                        bagaimanakah  pandangan  khalayak  terhadap  pembicara  yang  meliputi
                        kepribadiannya, kompetensi dan maksudnya, bagaimana posisi dan peranan sosial

                        pembicara dibandingkan dengan pendengar pada umumnya.


                               Pembicara  sebagai  sumber  utama  informasi  akan  berhasil  menyodorkan
                        gagasan  atau  pendapatnya  apabila  ia  dapat  menguasai  dan  menarik  perhatian

                        pendengar  ketika  ia  me-nyampaikan  Retorika.  Untuk  itu,  pembicara  harus
                        memperhati-kan bagaimana harus berbicara, apa yang akan dibicarakan, dan siapa

                        lawan bicaranya (Dipodjojo, 1984: 32).


                        2. Tutur Atau Isi Pembicaraan


                               Isi  Retorika  haruslah  disesuaikan  dengan  jarak  intelektualitas  pembicara
                        dan pendengar. Jika tidak, maka Retorika tidak akan bisa dipahami oleh pendengar.

                        Pembicara harus merumuskan jenis pesan, cara penyusunan dan gaya bahasanya
                        secara tepat sesuai dengan latar belakang pembicara dan pendengar serta situasi

                        komunikasi. Harus ditetapkan terlebih dahulu apakah pesan itu bernada rasional

                        atau emosional, kontemplatif atau persuasif, apakah penyusunan atau organisasi
                        pesannya mengikuti urutan kronologis, topikal atau spasial (Rakhmat, 1982: 20).

                        Oleh  karena  itu,  seorang  pembicara  harus  mengadakan  persiapan  yang  matang
                        dalam hal perumusan pesan dengan bahasa yang lebih baik dan mudah diterima

                        oleh pendengar.


                               Sebetulnya menyampaikan Retorika sama halnya dengan menyajikan suatu
                        pertunjukan. Keberhasilan suatu pertunjukan ditentukan oleh matangnya persiapan

                        dengan percobaan yangberulang-ulang. Demikianjuga, dalam hal menyampaikan

                        suatu  pesan  Retorika.  Orang  harus  menyiapkannya  dengan  saksama,  mencoba
                        berulang-ulang,  mengubahnya,  dan  melakukan  latihan  berkali-kali.  Alangkah








                                                              12
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21