Page 21 - SEMINAR PENDIDIKAN
P. 21
masalah bertutur, dan hasil dari ketekunan berlatih diri. Bakat tidak banyak
ikut menentukan jika tidak disertai kesediaan belajar dan berlatih diri.
2. Retorika (Retorika) Tradisional, yaitu menyampaikan Retorika dengan cara
dan gaya tradisional atau konvensi'onal, yaitu cara-cara yang telah
digariskan oleh generasi-generasi sebelumnya. Demikian kuatnya konvensi
tersebut sehingga orang segan beranjak darinya. Dengan kata lain, konvensi
itu akhirnya menjadi tradisi turun-temurun. Retorika konvensional ini masih
sering kita jumpai dalam kehidupan modern sekarang ini. Misalnya, dalam
rapat atau pertemuan resmi lainnya, orang yang diberi kesem-patan
berbicara merasa perlu menyebut nama deretan pejabat atau tokoh-tokoh
masyarakat yang hadir, mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang
diberikan, dan sebagainya.
3. Retorika (Retorika) Terencana, yaitu Retorika yang direncana-kan secara
sadar sebelumnya untuk diarahkan ke satu tujuan yang jelas. Oleh karena
itu pembicara secara matang merencanakan isi pesannya dengan berpegang
pada prinsip-prinsip yang digariskan oleh ahli-ahli retorika atau ilmu-ilmu
lain yang menggunakan retorika dalam penerapannya.
Adapun dari segi tujuannya, Jalaluddin Rakhmat (1982: 32-34) membagi
Retorika menjadi tiga macam, yaitu:
1. Retorika Informatif, yaitu Retorika yang bertujuan untuk menambah
pengetahuan pendengar tentang persoalan yang dibicarakan.
2. Retorika Persuasif, yaitu Retorika yang bertujuan agar pendengar
memercayai, mengikuti, dan melakukan sesuatu yang disampaikan
pembicara atau agar pendengar terbakar semangat dan antusiasnya.
3. Retorika Rekreatif, yaitu Retorika yang bertujuan untuk memberikan
hiburan pada para pendengar.
Dalam praktiknya, tidak ada Retorika yang murni informatif, hanya
persuasif atau semata-mata rekreatif, sehingga mung-kin suatu Retorika bersifat
informatif sekaligus persuasif, dan seterusnya. Akan tetapi suatu Retorika harus
mempunyai tekanan atau tujuan yang khas dari berbagai sifat Retorika di atas.
17