Page 334 - Artikel Prosiding SEMNAS PGSD UMC 2022
P. 334

Keadaan  saat  ini,  keburukan,  ketidakjujuran,  ketidakpedulian,  dan  lain  sebagainya  masih
                  sering terjadi, hal ini menunjukkan bahwa problematika  moral masih terlihat dalam pendidikan di
                  Indonesia. Penurunan kualitas moral terutama di lingkungan siswa, menunjukkan akan pentingnya
                  kecerdasan  spiritual  untuk  dilaksanakan.  Sekolah  merupakan  salah  satu  wadah  yang  digunakan
                  untuk mendidik para siswanya, guna membentuk siswa yang berkecerdasan spiritual tinggi. Wahab
                  dan  Umiarso  dalam  (Jaya,  2019:60),  lingkungan  sekolah  yang  diciptakan  oleh  guru  dengan
                  kecerdasan  spiritual  berkualitas  tinggi,  siswa  pun  akan  menciptakan  pribadi yang berkecerdasan
                  spiritual tinggi atau melakukan hal-hal yang positif.
                        Menurut  Zohar  &  Marshall,  dalam  (Basuki,  2015:122),      kecerdasan  spiritual  adalah
                  kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai. Mereka mengatakan
                  kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan
                  kaya. Kecerdasan Spiritual adalah kemampuan yang dimiliki setiap manusia yang memahami dan
                  melaksanakan nilai, makna, moral serta cinta terhadap sesama makhluk hidup (Annas, 2017:137).
                        Menurut  Tasmara  dalam (Hasanah, 2018:13), merumuskan 5 indikator kecerdasan spiritual,
                  diantaranya : merasakan kehadiran allah, berdzikir dan berdoa, memiliki kualitas sabar, cenderung
                  pada  kebaikan,  dan  memiliki  empati  yang  kuat.  Indikator  kecerdasan  spiritual  tersebut  dapat
                  diterapkan dalam pembinaan kecerdasan spiritual siswa di sekolah. Pembinaan kecerdasan spiritual
                  siswa  di  sekolah  merupakan  upaya  yang  dilaksanakan  sekolah  guna  membentuk  kecerdasan
                  spiritual  siswa.  Menurut  Hadiawati  (2017:19),  mengatakan  bahwa  pembinaan  adalah  proses
                  perbuatan,  pembaharuan,  penyempurnaan,  usaha,  tindakan,  dan  kegiatan  yang  dilakukan  secara
                  terus menerus untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
                        Untuk  menanamkan  nilai  kecerdasan  spiritual  pada  siswa  dapat  dilakukan  dengan  cara
                  pembinaan siswa melalui program pembiasaan di sekolah. Pembiasaan bukanlah suatu hal yang
                  baru dalam dunia pendidikan. Menurut Wahyuni & Rasyid (2022:3036), Pembiasaan adalah proses
                  pembentukan sikap dan perilaku dilakukan secara berulang-ulang.
                        Salah  satu  sekolah  yang  melaksanakan  pembiasaan  untuk  pembinaan  kecerdasan  spiritual
                  siswa adalah SD Negeri Pancur. Pembiasaan di SD Negeri Pancur yaitu pembiasaan tadarus Al-
                  Quran. Pembiasaan tadarus Al-Quran ini dilakukan setiap hari oleh seluruh siswa sebelum memulai
                  pembelajaran  dengan  bimbingan  guru  kelasnya  kemudian  guru  kelas,  dua  kali  dalam  seminggu
                  akan  menjelaskan  mengenai  isi  kandungan  yang  terdapat  dalam  Al-Quran  yang  dibaca  secara
                  bersama-sama, agar siswa dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut (Robiansyah &
                  Asror,  2018:144),  “Menerapkan  Al-Quran  dalam  kehidupan  sangatlah  penting  karena  Al-Quran
                  merupakan pedoman untuk mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat”.  Al-
                  Quran yang dibaca oleh siswa kelas III yaitu surat an-nas sampai surat al-lahab. Menurut Zulaiha
                  (2015:3), kegiatan pembiasaan tadarus Al-Quran pengaruhnya pun sangat besar terhadap sikap dan
                  perilaku  positif  seseorang  karena  dengan  membaca  Al-Quran  diibaratkan  sedang  berkomunikasi
                  langsung dengan Allah SWT.
                        Berdasarkan pemaparan diatas, diketahui bahwa pelaksanaan pembiasaan tadarus Al-Quran
                  sangat penting karena dalam hal ini diharapkan siswa mampu menjadi manusia yang kecerdasan
                  spiritual  sangat  tinggi  di  dalam  kehidupan  sehari-hari  bukan  hanya  di  sekolah  saja  namun
                  dimanapun  siswa  berada.  Sehingga  peneliti  tertarik  melakukan  penelitian  yang  berjudul
                  “Pembiasaan Tadarus Al-Quran dan Implikasinya Terhadap Pembinaan Kecerdasan Spiritual Siswa
                  Kelas III SD Negeri Pancur”.

                  B.    METODE PENELITIAN
                        Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan penelitian
                  kualitatif.  Metode  yang  digunakan  adalah  metode  penelitian  studi  kasus.  Menurut  Yin  dalam
                  (Nur’aini,  2020:94),  studi  kasus  merupakan  suatu  proses  inkuiri  empiris  yang  menganalisis


                                                             325
   329   330   331   332   333   334   335   336   337   338   339