Page 11 - AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh Salam sehat dan tetap semangat
P. 11

REFLEKSI MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF






                                                                                                                      POSISI KONTROL GURU



           Dalam upaya menegakkan disiplin di lingkungan sekolah guru dituntut untuk mengontrol perilaku siswa yang menyimpang. Menurut Diane Gossen ada

           lima  posisi  kontrol  yang  diterapkan  oleh  guru,  yaitu:  posisi  kontrol  sebagai  penghukum,  posisi  kontrol  sebagai  pembuat  rasa  bersalah,  posisi  kontrol

           sebagai teman, posisi kontrol sebagai pemantau dan posisi kontrol sebagai manajer.




           Penghukum

           Pada posisi penghukum, guru melibatkan tindakan fisik maupun verbal. Guru memerlukan sistem atau alat yang lebih menekan siswa yang indisipliner

           agar jera dan tidak mengulangnya kembali. Guru menggunakan emosi marah yang ditandai dengan suara tinggi, mata melotot dan jari telunjuk menuding/

           menghardik dan menyalahkan siswa atas tindakan indisiplinernya. Siswa dalam hal ini akan marah, merasa sakit hati, benci dan menaruh dendam pada


           guru, sebagian yang lainnya akan lebih agresif atau bahkan pesismis, mereka membenci atauran dan hukuman yang diterapkan pada mereka.




           Pembuat Rasa Bersalah

           Pada posisi ini, guru akan bersuara lembut/ halus/ sedih, merapat pada anak, lesu, dan menciptakan suasana hening sehingga siswa merasa tidak nyaman

           dan rendah diri. Guru juga bisa berkata “Bapak sangat kecewa dengan perbuatanmu “ atau “Kalau orangtuamu tahu perbuatan seperti ini, apa mereka

           tidak malu, coba kamu pikirkan Nak “. Sebagai akibatnya siswa akan merasa tidak berharga dan merasa mengecewakan orang-orang yang disayanginya.

           Ini akan berdampak buruk terhadap penilaian diri siswa itu sendiri.




           Teman

           Pada  posisi  kontrol  sebagai  teman,  guru  akan  membuat  alasan  –  alasan  yang  mendorong  murid  untuk  tidak  mengulangi  pelanggarannya  atau

           menyelesaiakan konflik atas pelanggarannya. Guru tidak akan menyakiti siswa, tetapi tetap melaksanakan tugas sebagai pengontrol bagi siswanya melalui


           tindakan yang persuasif. Sebagai contoh guru mengajak siswanya dengan berkata “ Ayo bantulah, demi ibu ya”. Pada posisi ini bisa terjadi hubungan

           negatif dan juga positif antara guru dengan siswanya. Negatifnya bila suatu saat guru tidak membantunya maka siswa merasa dikecewakan dan tidak mau

           lagi berusaha atau murid hanya akan berperilaku baik hanya dengan guru tertentu. Positifnya hubungan baik antara guru dan murid akan terjalin sehingga

           guru akan mudah untuk mempengaruhi siswa agar bersikap dan berperilaku sesuai dengan aturan yang ada di sekolah.
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16