Page 14 - BUKU-KONTRUKSI-BAB-III
P. 14

3.3  Falsafah Perancangan Dengan Strut-and-Tie Model

             Belajar dari berbagai contoh kasus yang telah diungkapkan pada bagian
             3.1, maka perlu  dibangun suatu  falsafah perancangan di  daerah  D
             tersebut. Schlaich  dkk  [4,5]  telah  membangun  suatu  dasar philosofi
             perancangan yang konsisten pada struktur yang terdiri dari daerah B dan
             D,  yaitu perancangan  dengan strut-and-tie  model.  Dengan demikian
             keseluruhan struktur  dapat  dirancang berdasarkan strut-and-tie model.
             Tetapi dalam praktek strut-and-tie model lebih banyak diterapkan pada
             daerah  D, sedangkan  pada  B lebih dikhususkan pada perancangan
             terhadap pengaruh lentur, geser dan normal.

             Penerapan strut-and-tie model dalam perancangan beton struktural selalu
             diawali dengan penentuan  daerah D  dan B dan batas-batasnya, seperti
             yang dijelaskan pada bagian  3.2 sebagai  dasar ilmiahnya. Selanjutnya,
             kita dapat  menentukan secara cepat  daerah  D  dan B beserta batas-
             batasnya secara langsung, apabila kita sudah mengenal faktor-faktor yang
             dapat menimbulkan daerah D, yaitu akibat diskontinuitas geometri, statik,
             ataupun  kombinasi  keduanya. Khusus pada rancangan  gedung, untuk
             memenuhi kebutuhan baik dari segi arsitektur dan Mechanical Electrical
             yaitu perlunya bukaan  bukaan pada struktur, kita akan menjumpai
             berbagai variasi  rancangan struktur  yang menyebabkan pada struktur
             tersebut didominasi oleh daerah D.

             Inilah beberapa contoh  variasi  bentuk  daerah D  yang disebabkan oleh
             diskontinuitas geometri (gambar 3-14), diskontinuitas statika (gambar 3-
             15) ataupun kombinasi dari diskontinitas geometri dan statik (gambar 3-
             16).


















             Gambar 3–14:    Daerah  D(daerah  yang diarsir) di  mana distribusi regangan
             nonlinear disebabkan oleh diskontinuitas geometri.




                                                46

             46                          BAB III - Perancangan Model Strat dan Pengikat
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19