Page 13 - Emodul Perpajakan
P. 13
b. Menurut Sifat
Pajak menurut sifat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1) Pajak Subjektif, merupakan pajak yang pengenaannya memperhatikan
keadaan wajib pajak.
Contoh: Pajak Pengahasilan (PPh). Dalam pengenaan PPh memperhatikan
keadaan Wajib Pajak apakah memiliki status perkawinan, jumlah anak, dan
tanggungan lainnya. Keadaan pribadi Wajib Pajak tersebut akan
menentukan besarnya penghasilan tidak kena pajak.
2) Pajak Ojektif, adalah pajak yang memperhatikan objeknya, tanpa
memperhatikan kondisi dari Wajib Pajak.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
c. Lembaga Pemungutan
Menurut Lembaga pemungutan terbagi atas dua, yaitu:
a) Pajak Negara (Pajak Pusat), adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah
pusat dan digunakan untuk pembiyaan rumah tangga negara.
Contoh: PPh, PPN, dan PPnBM
b) Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerah. Pajak Daerah diatur
dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.
Contoh: Pajak hiburan, Pajak Reklame, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB), Pajak Bumi dan Bangunan sektor perkotaan dan
pedesaan (PBB P2).
7. Perlawanan Terhadap Pajak
Perlawanan atas pajak terbagi atas perlawanan pasif dan perlawanan aktif
a) Perlawanan Pasif, adalah perlawanan berupa hambatan yang mempersulit
proses pemungutan pajak dan berkaitan erat dengan struktur ekonomi.
b) Perlawanan Aktif, adalah perlawanan secara nyata pada semua usaha dan
perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada pemerintah, tujuannya adalah
menghindari pajak.
8. Asas Pemungutan Pajak
Terdapat tiga jenis asas pemungutan pajak, diantaranya adalah:
a) Asas Domisili (Asas Tempat Tinggal)
Asas domisili menyatakan bahwaasanya negara memiliki hak mengenakan
pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal
diwilayahnya, yakni penghasilan dalam negeri maupun luar negeri.
6
E-Modul Perpajakan Nita Sofia, S.Pd, M.Pd.E