Page 7 - Informasi_Anomali_Akrual_dalam_Pembentuk
P. 7
Jurnal Akuntansi dan Bisnis
Vol.10, No. 1, Februari 2010: 25-42
memiliki asosiasi dengan tingkat akrual yang rendah pada perusahaan yang kecil, yakni
tinggi ke dalam estimasi mereka. Secara perusahaan yang hanya memiliki beberapa
keseluruhan Bradshaw et.al melihat hasil analist, dan perusahaan yang tidak terlalu besar
penelitian mereka sebagai bukti lanjutan yang untuk dimiliki oleh suatu institusi. Mereka
memperkuat inferensi pada ketidakmampuan menginterpretasikan temuan tersebut sebagai
pasar untuk menginterpretasikan informasi akrual kontradiksi atas hasil studi Sloan (1996) dan studi
secara benar. lanjutan setelahnya, yakni kesalahan proses
Barth dan Hutton (2001) juga menjelaskan informasi akan meningkatkan return yang
aturan analist dalam menginterpretasikan akrual. dihasilkan dengan strategi akrual.
Pertama, konsisten dengan Bradshaw et.al (2001) Untuk studi kategori keempat, terdapat
mereka menyatakan bahwa mayoritas para analist beberapa penelitian terdahulu yang menarik
tidak bereaksi atau memberikan respon terhadap untuk diulas. Pertama, studi yang dilakukan oleh
informasi terbaru perihal akrual. Hanya sejumlah Collins dan Hribar (2000a). Penelitian mereka
25% analist yang memperbaharui prediksinya menyatakan bahwa anomali akrual dan
sebagai tindak lanjut informasi baru akrual pengumuman post-earning adalah berbeda satu
tersebut dan para analist ini disebutnya sebagai sama lain. Mereka memaparkan strategi yang
analist aktif. Kedua, mereka menyatakan bahwa mengeksploitasi informasi pada keduanya
para investor tidak menyertakan revisi informasi (kejutan akrual dan earning). Hasil temuannya
analist aktif yakni investor terlihat mengabaikan adalah strategi kombinasi akan menghasilkan
para analist. Hasilnya adalah strategi hedging return yang lebih tinggi dibanding strategi
yang mengkombinasikan informasi akrual individual. Kedua, Fairfield et.al (2001)
dengan informasi mengenai analist aktif berpendapat bahwa anomali akrual adalah sub-set
menghasilkan kejutan sebesar 27% pada satu pada anomali yang lebih luas dan berkorelasi
tahun berikutnya setelah implementasi. Sebagai pada ketidakmampuan investor memproses
tambahan atas analisis mereka, Bradshaw et.al informasi mengenai pertumbuhan dengan benar.
(2004) menginvestigasi perilaku para auditor. Ketiga, Desai et.al (2002) menyatakan bahwa
Mereka menyatakan bahwa meski perusahaan anomali akrual dan anomali “nilai-glamour” yang
dengan tingkat akrual tinggi menimbulkan diproksikan dengan rasio arus kas terhadap harga
enforcement-action regulator yang frekuentif, saham mengalami overlap.
para auditor perusahaan tersebut tidak secara Dari uraian yang dipaparkan diatas dapat
otomatis memberikan qualified opinion. Hal ini disimpulkan bahwa anomali akrual adalah
berarti, bahwa para auditor juga tidak terlihat penting baik untuk para peneliti keuangan dan
terpengaruh atas implikasi dari tingkat akrual akuntansi serta praktisi untuk beberapa alasan: 1)
yang tinggi. hasil penelitian yang reaktif terhadap paradigma
Pada penelitian kategori ketiga, Ali et.al efisiensi pasar menyarankan agar abnormal
(2000) mengeksplorasi beberapa karakteristik return dapat dihasilkan dengan
cross-section pada anomali akrual. Mereka mengimplementasikan strategi straightforward
menduga bahwa kalau anomali akrual adalah secara fair berdasarkan publikasi informasi yang
manfestasi atas ketidakmampuan investor dalam tersedia; 2) anomali menyoroti pentingnya
memproses informasi laporan keuangan secara insentif bagi para manajer untuk terlibat dalam
benar. Selanjutnya proksi untuk derajat earning management. Hal ini menunjukkan
kesempurnaan investor harus berhubungan bahwa manipulasi earning dapat memiliki
dengan return yang dihasilkan dengan strategi pengaruh ekonomi yang riil dan para manajer
akrual. Secara khusus, return terhadap strategi tersebut berpotensi untuk mempengaruhi harga
akrual diharapkan lebih tinggi pada perusahaan saham melalui pemilihan metode alternatif
yang memiliki asosiasi rendah dengan tingkat akuntansi. Secara tradisional tindakan manipulasi
kesempurnaan investor yang rendah. Variabel tersebut bahkan transparan terhadap investor dan
penelitian yang digunakan dalam penelitiannya karenanya tidak memberikan keuntungan bagi
adalah size, kepemilikan institusi, dan analist para manajer; 3) Tingginya asosiasi earning dan
coverage sebagai proksi untuk kesempurnaan return saham dibanding asosiasi arus kas dengan
investor. Hasil penelitiannya bertolak belakang return telah diteliti oleh beragam peneliti
dengan apa yang diharapkan pada hipotesis akuntansi selama kurang lebih 40 tahun mungkin
investor naif. Temuan lainnya adalah return yang membutuhkan cara sudut pandang yang berbeda
29