Page 222 - SEJARAH WAJIB KELAS X_Neat
P. 222

nenek moyang. Mereka dikenal dengan masyarakat  Badui.
                       Mereka hidup  mengisolir  diri di tanah yang disebut tanah
                       Kenekes. Mereka menyebut dirinya orang-orang Kejeroan.


                            Dalam bidang kebudayaan, seni bangunan mengalami
                       perkembangan. Beberapa jenis bangunan yang masih tersisa,
                       antara lain, Masjid  Agung  Banten, bangunan  keraton dan
                       gapura-gapura.


                            Pada masa akhir pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa
                       timbul konflik di dalam istana. Sultan Ageng Tirtayasa yang
                       berusaha menentang VOC, kurang disetujui oleh Sultan Haji
                       sebagai raja muda. Keretakan di dalam istana ini dimanfaatkan
                       VOC dengan politik devide et impera. VOC membantu Sultan
                       Haji untuk mengakhiri kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa.
                       Berakhirnya kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa membuat
                       semakin kuatnya kekuasaan VOC di Banten. Raja-raja yang
                       berkuasa berikutnya, bukanlah  raja-raja yang kuat. Hal ini
                       membawa kemunduran Kerajaan Banten.


                       d. Kesultanan Cirebon
                              Menurut berita Tome Pires sekitar 1513 diberitakan
                       Cirebon sudah termasuk ke daerah Jawa di bawah kekuasaan
                       Kerajaan Demak. Penguasa di Cirebon ialah Lebe Usa sebagai
                       bawahan Pate Rodim. Cirebon terutama mengekspor beras
                       dan banyak bahan makanan lainnya. Kota ini berpenduduk
                       sekitar 1.000 orang. Menurut Tome Pires Islam sudah hadir di
                       kota Cirebon 40 tahun sebelum kehadiran Tome Pires sendiri.


                            Perkiraan kehadiran Islam di kota Cirebon menurut
                       sumber lokal  Tjarita Purwaka Tjaruban  Nagari  karya
                       Pangeran Arya  Cerbon pada  1720 M,  dikatakan bahwa
                       Syarif  Hidayatullah datang ke  Cirebon pada 1470 M,  dan
                       mengajarkan Islam di Gunung Sembung, bersama-sama Haji
                       Abdullah Iman atau Pangeran Cakrabumi. Syarif Hidayatullah





                                                                                  Sejarah Indonesia  213
   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227