Page 41 - SEJARAH SOSIAL JAMBI
P. 41
31
semua dapat pula menjadi petunjuk betapa eratnya hubungan
kebudayaan antara daerah Jambi dengan Cina.
3.2 Zaman Kesultanan Iambi
Sejak pemerintahan orang Kayo Hi tam (1500-1515 ).
agama Islam berkembang dengan pesat clan secara resmi orang
Kayo Hitam mengumumkan agama Islam menjadi agama dalam
Kerajaan Jambi dan mengharuskan penduduk menganut agama
Islam. Sejak masa ini struktur pemerintahan, adat dan tata ke-
hidupan masyarakat bersendi kepada agama Islam.
Oleh sebab itu tidaklah mengherankan apabila gelar yang
dipakai raj a-raj a Jam bi sesudah masa ini adalah · "panembahan",
dan kemudian "sultan". Undang-undang pemerintahan yang di-
sebut "Pucuk Undang Nan Delapan" juga didasarkan atas agama
Islam. Dalam ha! adat kiranya pepatah adat: "Adat bersendi
syarak, syarak bersendi Kitabullah", menunjukkan betapa
kuatnya hubungan atau jalinan adat dan agama Islam. Di da-
lam tata kehidupan masyarakat sejak masa ini mulai tampil pe-
ranan golongan baru, para alim ulama. 2 )
Interaksi Kerajaan Jambi dengan Belanda terjadi sejak masa
pemerintahan Pangeran Kedak gelar Sultan Abdul Kahar (1615
- 1643 ). Pangeran Kedak merupakan raja pertama kerajaan
Jam bi yang memakai gelar "sultan'', dan ia pula yang menetap-
kan secara resmi Kerajaan Jambi disebut Kesultanan Jambi. Pa-
da tahun pertama pemerintahannya yakni tahun 1615, datang
rombongan Belanda yang pertama ke Jambi dipimpin oleh
Abraham Strek dengan dua kapal, Wapen Amsterdam dan de
Middelburg. Setahun kemudian Abraham Strek telah mendapat
izin dari Sultan Abdul Kahar untuk mendirikan kantor dagang
VOC di Muara Kumpeh, namun karena sulitnya memperoleh ha-
sil hutan dan lada dari penduduk terpaksa ditutup pada tahun
1625. Belanda kembali lagi membllka-kantor dagang di Jambi
pada tahun 1636, karena mengetahui adanya perselisihan an-
tara sultan Jambi dan sultan Johor yang menuntut penyerahan
Negeri Tungkal, dan ingin menarik keuntungan dari perselisihan