Page 43 - SEJARAH SOSIAL JAMBI
P. 43
33
Tyulip dan adiknya Kiai Singa Patih secara bersama-sama men-
dirikan pemerintahan ·· dalam pelarian. Raden Syulip berkedu-
dukan di Mangunjayo dengan gelar Sunan Sri Maharaja Batu,
biasa disebut Sunan Suto lngalogo, dan Kiai Singa Patih ber-
kedudukan di Bukit Serpeh, Marga Sumai, ctengan gelar Sunan
Abdurrahman. Ketika pemerintahan Sultan Muhammad Syah
1696-17 40 masalah pemerintahan dalam pelarian dapat disele-
saikan yakni dengan kembalinya Sunan Sri Maharajo Batu biasa
disebut Sunan Suto Ingalogo ke Jambi untuk berdamai de-
ngan Sultan Mohammad Syah, dengan ketetapan bahwa Sunan
Sri Maharajo Batu diakui sebagai sultan Jambi, namun tak lama
kemudian Sultan Sri Maharajo Batu ditangkap oleh Belanda
serta diasingkan ke Batavia. Sultan Mohammad Syah bertahta
5
kembali sampai dengan wafatnya tahun 1740. )
Sultan Sri lngalogo (isteri Ingalogo) menggantikan Sultan
Mohammad Syah pada tahun 1740. Sebagai putra dari Sultan
Sri Maharajo Batu biasa disebut Sultan Suto Ingalogo yang di-
tangkap dan diasingkan oleh Belanda di Batavia, ia berusaha
untuk mengusir Belanda dari Jambi. Dua tahun setelah naik
tahta Sultan Sri lngalogo berhasil menutup kantor serta voe di
6
Jambi. )
Dalam pada itu voe dibubarkan pada tahun 1799, dan
satu-satunya kedudukan voe di Sumatra yangjatuh ke tangan
Pemerintah Belanda ialah Palembang. Palembang kemudian
melakukan perlawanan dan akhirnya Belanda pada tahun 1825
menghapuskan Kesultanan Palembang. Karena sultan Jambi se-
lalu membantu sultan Palembang di dalam melakukan perla-
wanan terhadap Belanda, lebih-lebih pada masa pemerintahan
Raden Denting gelar Sultan Agung Sri Ingalogo biasa disebut
Sultan Mahmud Mahiddin (1812-1833 ), maka Belanda mencari
kesempatan untuk menguasai Jambi. Kesempatan bagi Belanda
untuk menguasai Iambi terbuka ketika Raden Mohammad (Pa-
ngeran Ratu) naik tahta dengan gelar Sultan Mohammad Fach-
ruddin biasa disebut Sultan Keramat pada tahun 1833 memban-
tu para bangsawan Palembang menyerang kedudukan tentara