Page 50 - E-MODUL STUDI AGAMA KONTEMPORER
P. 50

keagamaan. Pandangan kelompok ini jelas lebih mengutamakan makna substantif

                                                                                                   36
                        demokrasi dari pada pengertian formalnya yang cendrung  bersifat prosedural.

                           b. Pluralisme Agama

                             Istilah plurasime agama merupakan kata yang ringkas untuk menggambarkan

                        sebuah  tatanan  dunia  baru  yang  di  dalamnya  perbedaan  budaya,  sistem
                        kepercayaan, dannilai-nilai membangkitkan berbagai ungkapan manusia yang tidak

                        akan  kunjung  habis,  sekaligus  mengilhamkan  konflik  yang  tidak  terdamaikan.
                        Istilah pluralisme telah menjadi semacam panggilan untuk hari raya, seruan warga

                        negara  dunia  untuk  berdamai  dengan  perbedaan  meraka  yang  memusingkan.

                        Konflik abadi antara kaum Tamil dan kau Buddha, dan kekejaman terhadap warga
                        negara tidak berdosa, mendesak adanya imperatif moral yang mengakui martabat

                        kemanusiaan orang lain tanpa memandang agama, suku dan afiliasi kulturalnya
                        (Sachedina,2001:48).


                             Perbedaan antara  Islam  dengan Kristen diterima sebagai  perbedaan dalam

                        meletekkan  prioritas  antara  perumusan  iman  dengan  pengamalan  iman.  Setiap
                        agama pada dasarnya distruktur oleh dua hal: perumusan iman dan pengamalan

                        iman. Hanya, setiap agama senantiasa berkeyakinan bahwa yang satu mendahului
                        yang lain. Seperti dalam rumusan kaun Islam plurasil maka antara Islam dan Kristen

                        berbeda dalam hal merumuskan iman dengan pengamalan iman. Oleh sebab itu,
                        kaum Islam pluralis sebenernya tida menganggap bahwa tujuan yang ingin dicapai

                        di depan adalah keseragaman bentuk agama sebeb gagasan teologi di pluralis adalah

                        meletakkan  pluralitas  berdiri  di  antara  pluralitas  yang  tida  berhubungan  dan
                        kesatuan monolitik.


                             Sesungguhnya Islam dengan pluralisme dalam pandangan kaum intelektual
                        Muslim liberal merupakan sesuau yang bukan  hanya niscaya, melainkan juga suatu

                        kebutuhan.  Untuk itu, teolog-teolog Muslim liberal memandang perlu terjadinya

                        dialog  antaragama  secara  lebih  intensif  dan  produktif  untuk  menuju  saling
                        pengertian antar agama, sehingga dapat menjadi obsesi kultural. Pertentangan dan



                        36  Ibid, hal. 316



                                                              22
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55