Page 51 - E-MODUL STUDI AGAMA KONTEMPORER
P. 51
perang antaragama tidak perlu terjadi karena perbedaan pandangan tentang
perspektif teologi. Ada sebagian yang menganut teologi eksklusif-fundamentalis,
tetapi ada juga masyarakat Islam yang menganut teori pluralis dialogis. Di antara
mereka seharusnya saling bekerja sama untuk merespons masalah kemanusiaan.
Perbedaan teologis sudah seharusnya dipandang sebagai bagian dari proses sejarah
yang harus ada sebab realitasnya Tuhan manurunkan bebagai macam agama yang
akhirnya membuat pandangan teologi atas kitab suci agama-agama menjadi sangat
variatif.
Menurut Nurcholis Madjid, ada tiga sikap dialog agama yang dapat diambil.
Pertama, sikap eksklusif dalam melihat agama lain (agama-agama lainadalah jalan
yang salah,yang menyesatkan bagi pengikutnya). Kedua, sikap inklusif (agama-
agama lain adalah bentuk implisit agama kita). Ketiga,sikap pluralis yang bisa
terekspresi dalam macam-macam rumusan. Misalnya, "Agama-agama adalah jalan
yang sama-sama sah untuk mencapai kebenaan yang sama'', ''Agama-agama lain
berbicara secara berbeda, tetapi merupakan kebenaran-kebenaran yang sama sah",
atau "Setiap agama mengekspresikan bagian penting sebuah kebenaran". Nurcholis
Madjid menulis,
"Sebagai sebuah pandangan keagamaan, pada dasarnya Islam bersifat inklusif
dan merentangkan tafsirannya ke arah yang semakin pluralis. Sebagai contoh,
filsafat perennial yang sekarang semakin banyak dibicarakan dalam dialog
antaragama di Indonesia yang merentangkan pandangan pluralis dengan
mengatakan bahwa setiap agama sebenarnya merupakan ekspresi keimanan
terhadap Tuhan yang sama. Ibarat rida, pusat roda itu adalah Tuhan, da jari-jari itu
adalah jalan dari berbagai agama. Filsafat perennial juga membagi agama pada
level esoterik(batin) dan eksoterik(lahir). Satu agama berbeda dengan agama lain
dalam level eksoterik, tetapi relatif sama dengan level eksoteriknya. Oleh karena
itu, ada istilah 'satu Tuhan banyak jalan'."
Itulah sikap seorang penganut (teologi) inklusif pluralis. Menurut Nurcholis
Madjid, orang bisa masuk surga meskipun ia bukan sebagai muslim secara formal
23