Page 191 - Perilaku Konsumen - Mashur Razak
P. 191
variabel tunggal menggunakan hanya satu variabel sosial ekonomi
untuk menilai keanggotaan kelas sosial. Beberapa variabel
digunakan antara lain : Pekerjaan, Pendidikan dan Penghasilan.
Variabel Lain, yang digunakan sebagai sebuah indeks kelas sosial
adalah barang yang dimiliki, seperti fasilitas mebel, hiasan di ruang
tamu dan keadaan ruangan serta fasilitas lain yang dimiliki
seseorang. Indeks gabungan secara sistematis menggabungkan
sejumlah faktor sosial ekonomi untuk membentuk satu ukuran
kedudukan kelas sosial yang menyeluruh. Indeks ini sangat menarik
untuk diteliti karena dapat menggambarkan dengan lebih baik,
kompleknya kelas sosial dibandingkan indeks variabel tungggal.
Dua indeks gabungan yang paling penting adalah Indeks
karakteristik status dan Skor status sosial ekonomi.
Struktur kelas variabel bervariasi dari sistem dua kelas
sampai sembilan kelas. Sistem klasifikasi yang sering digunakan
terdiri dari enam kelas: atas-atas, atas-bawah, menengah-atas,
menengah-bawah, bawah-atas, dan bawah-bawah. Profil semua
kelas ini menunjukkan bahwa perbedaan sosial ekonomi antara
berbagai kelas tercermin dalam perbedaan sikap, kegiatan hiburan,
dan kebiasaan konsumsi. Inilah sebabnya mengapa segmentasi
berdasarkan kelas-sosial sangat menarik bagi para pemasar. Selain
itu saat ini beberapa pemasar telah mencoba pengelompokan
geodemografis sebagai alternatif dari tipologi kelas-sosial yang
ketat. Peneglompokan geodemo-grafis merupakan teknik yang
menggabungkan faktor-faktor geografis dan sosial ekonomi untuk
menemukan konsentrasi para konsumen yang mempunyai sifat-sifat
tertentu.
Salah satu focus pemasar sekarang ini ditujukan kepada para
konsumen kaya, yang mewakili segmen yang paling cepat
berkembang dalam populasi kita; tetapi, beberapa pemasar
merasakan melayani berbagai kebutuhan para konsumen yang tidak
kaya sangat menguntungkan. Penelitian telah mengungapkan adanya
perbedaan kelas sosial dalam kebiasaan berpakaian, dekorasi rumah,
dan kegiatan hiburan maupun dalam kebiasaan menabung,
178 | Perilaku Konsumen