Page 23 - PANJUL DAN SAMIN
P. 23
gedeboknya yang sudah bersih. Anak pohon pisang
tersebut akan digunakan untuk bermain wayang-
wayangan seperti angan mereka ketika melihat
pertunjukan wayang kulit.
Samin bersama Panjul dan Sumari telah berada di
teras rumahnya, meletakkan wayang yang telah selesai
dibuatnya bersama. Dengan bercanda sambil berjalan,
Sugiyanto dan Jumari memanggul pohon pisang menuju
teras rumah Sumari. Sekarang mereka berlima telah siap
untuk bermain wayang-wayangan dari ranting ketela.
Mereka menggelar pentas wayang di teras rumah.
Banyak juga anak-anak kecil yang melihat permainan
wayang ketela yang dimainkan oleh Panjul dan teman-
temannya. Sebelum permainan dimulai, Panjul menata
dan meletakkan batang pisang di bawah tiang di antara
pintu rumah Joko. Wayang ketela dibiarkan bertebaran
begitu saja atau disandarkan berjajar pada batang pisang
karena tidak bisa ditancapkan.
Panjul sebagai dalang duduk bersila di depan
batang pisang. Di sebelah tempat duduknya ada kotak
kayu. Kotak kayu itu dipukul-pukul dan terdengar bunyi
"tok-tok-tok-tok-tok" yang mengisi jeda di antara ucapan
yang keluar dari mulut Panjul. Terkadang melantunkan
gending-gending pengiring dengan mulutnya. Anak-anak
kecil yang menonton senang dengan caranya mendalang
karena Panjul sangat lincah dan tangkas memainkan
wayang.
12