Page 77 - PANJUL DAN SAMIN
P. 77
tertutup daun uwi. Kedua bocah itu berteriak-teriak,
“Duk neng mata celeng, dung gung mata jagung. Duk
neng mata celeng, duk gung mata jagung.” Begitu
seterusnya Panjul dan Lina berteriak-teriak menikmati
permainan bersama ayam di belakang rumahnya.
Duk neng mata celeng
Duk gung mata jagung
Duk neng mata celeng
Duk gung mata jagung.
Duk neng mata celeng
Duk gung mata jagung
Dengan suara agak keras, kedua bocah itu terus
berteriak-teriak sambil sesekali ikut menari. Ayam jantan
itu pun tetap terus melonjak-lonjak sambil sayap dan
ekornya dikibas-kibaskan. Kedua kakak beradik itu
sangat gembira melihat ayam jantan itu melonjak-lonjak
ke kiri dan ke kanan. Sementara ayam-ayam lain seakan
tertegun melihat ayam jantan itu seperti tidak bisa
melihat. Pemandangan yang asyik jika melihat tingkah
laku kedua anak dan ayam itu. ***
66