Page 79 - PANJUL DAN SAMIN
P. 79
ditempatkan di tempat yang tidak terkena panas dan
hujan.
Pagi itu Pak Saleh menyuruh Pak Wagiyo untuk
merapikan tempat bambu yang sudah tidak utuh lagi.
Rencananya laki-laki setengah baya itu disuruh untuk
menebang bambu di sawah. Memang sawah Bapaknya
Panjul terletak di pinggir sungai yang di atasnya ada
lahan yang ditanami pohon bambu.
Pak Wagiyo memang sering bekerja di rumah Pak
Saleh. Ada saja yang ia kerjakan. Mencangkul di sawah,
mengairi sawah saat tanaman padi mulai kering, bahkan
juga membersihkan tanaman-tanaman rindang di kebun
agar sinar matahari tidak tertutup oleh daun-daun,
sehingga tanaman tetap memperoleh sinar matahari.
Terkadang Pak Wagiyo juga disuruh Bapaknya Panjul
untuk membantu memanen tanaman padi dan pekerjaan
lainnya.
Pagi itu hari minggu, kebetulan Pak Wagiyo berada
di kebun untuk mencangkul taanaman ketela pohon.
Panjul mendekati lelaki itu dengan maksud meminta
tolong untuk memotong bambu yang masih bagus.
Bambu tersebut akan dibuat sebuah permainan yang
disebut egrang. Dua batang bambu yang sama ukuran
maupun besarnya, sekitar 2 meter dan di bawah kira-
kira 20 cm meter dibuat tempat berpijak kaki yang rata.
Bentuk egrang disesuaikan dengan tubuh Panjul
yang agak kecil. Bambu yang biasa dipakai adalah
68