Page 152 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 152

Rekomendasi                                                                                                                                                                                                    Rekomendasi



          8.1.3. Re-sekuritisasi ‘Peredaran’ dari                                                                                        Dengan  menggunakan  pemodelan  ancaman  ini,  maka  bisa  dilihat  dimensi-dimensi


                       Perspektif ‘Pencegahan’                                                                                     ancaman dari narkotika itu sendiri ternyata tidaklah tunggal. Ia “menyerang” dengan banyak
                                                                                                                                   cara,  dan  oleh  banyak  agen,  dan  dengan  target  dan  dampak  yang  berbeda-beda.  Artinya,
                                                                                                                                   strategi untuk melawan, bertahan, dan memulihkan diri bisa amat beragam pula. Misalkan, di
               Dari elaborasi mengenai inspirasi strategi Pertahanan Aktif, berikut keempat paradigmanya                           lajur serangan (attack vector) persuasi, sebuah obat bisa masuk kepada targetnya melalui bujuk
          (protektif, preventif/preemtif, kuratif, dan imunitif), bagian ini mengelaborasi lebih jauh lagi                         rayu, yang notabene berada di ranah komunikasi dan interaksi sosial. Menghadapi ini, maka

          khusus dalam konteks Cegah-Edar. Untuk ini, kembali kami meneruskan estafet rekomendasi                                  bentuk pertahanan yang harus dibangun adalah juga di ranah komunikasi dan interaksi sosial.
          dari Nasmik Renstra bahwa perumusan strategi haruslah dirumuskan dari jenis dan pola                                     Strategi-strategi seperti inokulasi dan prior belief defense dalam teori-teori psikologi komunikasi
          kejahatannya: “[p]enanganan kejahatan harus mendasarkan pada proses bisnis bagaimana                                     menjadi amat penting di sini untuk menjadi benteng pertahanan psikis subjek terhadap lajur

          kejahatan itu terjadi dan diharmonisasikan dengan integrasi penanganan.”  Poin ini amatlah                               serangan di medan persuasi (mis. ajakan oleh teman, rayuan oleh kerabat, dst.).  Singkatnya,
                                                                                        190
                                                                                                                                                                                                                        192
          krusial, pasalnya pola dan mekanisme beroperasi kejahatan penyalahgunaan dan peredaran                                   setiap serangan lawan memiliki lajur, tipe, dan medan serangan yang berbeda, sehingga bentuk
          amatlah beragam. Apalagi jika analisis menelisik ke arah-arah intervensi pencegahan; analisis                            ketahanan,  pertahanan  dan  perlawanan  yang  harus  dipersiapkan  juga  harus  menyesuaikan

          harus masuk ke faktor-faktor yang memfasilitasi persuasi dan komando untuk menyalahguna                                  pola-pola serangan tersebut. Gambar dan matriks di bawah ini mengilustrasikan bagaimana
          dan untuk mengedar, yang notabene amat sangat beragam dan kompleks. Ia tidak hanya                                       kekhususan serangan dari narkotika mengambil tempat, wujud, dan jalurnya yang berbeda-beda.

          berkaitan dengan semata-mata pelanggaran hukum, melainkan masuk dalam kompleksitas
          sosioekonomi,  biopsikologi,  dan  bahkan  politik  kebijakan.  Itulah  mengapa  penting  bagi
          kebijakan untuk berlandaskan pada pembuktian ilmiah (evidence-based).

               Hanya saja, sedikit berbeda dari Nasmik Renstra, penelitian ini tidak menggunakan terma

          ‘jenis  dan pola  kejahatan’, melainkan ‘jenis dan pola  ancaman’. Penelitian ini tidak sekedar
          melihat persoalan narkotika sebagai sekedar kejahatan yang patokannya adalah koridor
          hukum, melainkan ia merupakan ancaman eksistensial yang pemaknaannya amat dinamis

          seiring dengan situasi dan kondisi (ekonomi, sosial, dan politik). Alhasil ketimbang sekedar
          melihat persoalan narkotika sebagai persoalan kriminalitas, penelitian ini mendorongnya lebih
          jauh dengan memadukan analisis-analisis strategis dan keamanan.
                                                                                191
               Dalam analisis keamanan umum (general security), setiap ancaman memiliki kekhususannya
          sendiri yang perlu diperhatikan jika kita ingin bertahan darinya, atau bahkan menyerang balik.

          Karenanya, sebuah  ancaman dapat dicacah-cacah ke dalam setidaknya empat komponen:
          1) agen ancaman (threat agent), yaitu sumber/pembawa ancaman sekaligus pelaku serangan;

          2) lajur serangan (attack vector), atau bagaimana mekanisme serangan dilakukan; 3) medan
          serangan  (attack terrain),  atau  di  tataran  mana  suatu  serangan  dilancarkan;  dan  4)  pohon
          serangan  (attack  tree)  yang  merupakan  skenario  tahapan  agen  ancaman  menyerang  titik                                             Gambar  25. Pemodelan ancaman penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika

          rawan sampai melumpuhkan/mengkompromikannya. Bersama-sama, keempat komponen ini
          membentuk apa yang disebut sebagai pemodelan ancaman (threat modelling).                                                    192   Adam S. Richards, John A. Banas, dan Yoav Magid, “More on Inoculating Against Reactance to Persuasive Health Messages: The
                                                                                                                                   Paradox of Threat,” Health Communication 32, no. 7 (2017): 890–902, http://dx.doi.org/10.1080/10410236.2016.1196410; Elias J. Duryea,
                                                                                                                                   Mary V. Ransom, dan Gary English, “Psychological Immunization: Theory, Research, and Current Health Behavior Applications,” Health Ed-
                                                                                                                                   ucation & Behavior 17, no. 2 (1990): 169–78; Bobi Ivanov et al., “Beyond Simple Inoculation: Examining the Persuasive Value of Inoculation
            190   BNN-RCCP FIA Universitas Brawijaya, Naskah Akademik Penyusunan Rencana Strategis Badan Narkotika Nasional 2020-2024, 69.  for Audiences with Initially Neutral or Opposing Attitudes,” Western Journal of Communication 81, no. 1 (2017): 105–26; W. J. McGuire dan D.
            191   Soal bagaimana analisis keamanan dan analisis kriminologi dapat berkolaborasi, lihat Didier Bigo, “Rethinking Security at the   Papageorgis, “The relative efficacy of various types of prior belief-defense in producing immunity against persuasion,” Journal of Abnormal and
          Crossroad of International Relations and Criminology,” British Journal of Criminology 56, no. 6 (November 2016): 1068–86.  Social Psychology 62, no. 2 (1961): 327–37.


            138     Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)                                                                               Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   139
                                                                                                                                                                                  Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
                    Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157