Page 157 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 157

Rekomendasi                                                                                      Rekomendasi




 satu variabel capaian adalah dapat diukur dengan suatu indikator luaran. Lalu antara   dikategorikan sebagai “population at risk”. 194

 capaian hasil kerja dengan dampak perubahan, harus ada terdapat  theory of change   Indeks  prevalensi  ini  bisa  juga  diselingi  dengan  indeks-indeks  proksimal,  seperti
 (teori perubahan) yang memberikan landasan pemikiran mengapa suatu capaian hasil   indeks-indeks yang sudah ada semisal Indeks Kota Tanggap Narkotika, Indeks Ketahanan
 diyakini dapat membawa dampak pada perubahan. Perubahan yang dimaksud tentunya   Diri Remaja, Indeks Ketahanan Keluarga, dan kedua indeks yang sedang digodok, yaitu

 adalah perubahan dalam koridor lintasan menuju tercapainya visi.   indeks  P4GN  dan  indeks  rehabilitasi.  Dengan  kata  lain,  mengacu  pada  triadik  luaran-
 Dalam  konteks  BNN  dan  cegah-edar  narkotika,  permasalahan  mendasarnya   capian-dampak (output-outcome-impact), maka kita bisa mendudukkan Indeks Prevalensi

 sebenarnya bukanlah di sisi suplai. Sebaliknya, akar permasalahan utamanya adalah di   sebagai indeks pengukur dampak;  kemudian indeks-indeks proksimal seperti
 sisi permintaan. Tanpa ada permintaan, maka tidak akan ada bisnis dan industri adiksi   IKOTAN, IKDR, IKK, dst., sebagai  indeks pengukur capaian; dan akhirnya indeks
 ilegal narkotika dan turunan-turunannya sampai hari ini. Problem demand, karenanya   P4GN, juga LAKIP, dipakai sebagai indeks pengukur kinerja lembaga-lembaga terkait.

 harusnya diukur juga di  sisi  demand. 193   Untuk  itu  kami  merekomendasikan  untuk   Harapannya, dengan BNN menginternalisasikan lebih jauh lagi upaya dan kesadarannya
 menggunakan  target prevalensi  sebagai  indikator  utama. Lebih  khususnya,  kami   dalam mengindeks yang sudah sering dilakukan, maka niscaya BNN akan lebih mampu

 mendorong BNN untuk memantapkan hati untuk berani dan lantang mendeklarasikan   mengarahkan gerak langkahnya dengan marka yang jelas dan terukur.
 visi P4GN sebagai prevalensi nol (zero prevalence). (Nilai nol tentu tidak harus berarti sama
 sekali tidak ada; melainkan ia bisa juga diartikan sebagai <0.5 , yang apabila dibulatkan

 akan menjadi 0).   8.1.5. Adiksi sebagai Landasan Intervensi
 Prevalensi merupakan indikator penting menjadi ukuran kinerja. Dalam perspektif

 pasar, ketika narkotika telah dikonsumsi secara nyata (aktual, bukan potential), keadaan   Jika  dirunut  kembali  ke  akar  terdalam  dari  persoalan-persoalan  di  seputar  dan
 ini mencerminkan suatu equilibrium—pertemuan supply dan demand—karena harga dan   karena narkotika, sebenarnya biang permasalahan paling hakiki bukanlah obat, atau
 kuantitas telah bertemu pada suatu titik yang disepakati antara supplier dan demander.   prekursor, atau kartel, atau kebijakan tembak di tempat. Sumber dari segala musibah

 Dengan kata lain, pengalaman mengkonsumsi oleh anggota masyarakat menunjukkan   narkotika ini sesungguhnya adalah adiksi. Kalau saja konsumsi ganja, shabu, atau
 “how common” narkotika di(salah)gunakan.  Semakin banyak anggota masyarakat  yang   ekstasi tidak menimbulkan adiksi, maka narkotika tidak akan menjadi persoalan runyam

 memiliki pengalaman konsumsi, semakin “common” narkotika berada di tengah-tengah   seperti saat ini. Andai saja pengguna narkotika tidak ketagihan, dan terus menerus
 masyarakat. “How common” ini mencerminkan suatu sebaran, seberapa luas narkotika   membeli obat tersebut, tentulah tidak akan ada “pebisnis-pebisnis” narkotika seperti
 dikonsumsi di tingkat masyarakat, seberapa banyak anggota masyarakat yang memiliki   Escobar, El Chapo, Khun Sa, dan Sam Gor. Jika saja adiksi tidak mengganggu fungsi-

 pengalaman konsumsi.  fungsi kognitif dan developmental dari perkembangan otak, dan karenanya sang addict

 “Sebaran” atau “how common” ini mencerminkan kondisi (status) di tingkat masyarakat.   bisa  berpikir  jernih  menapaki  karir  sebagai  warga  negara  yang  baik  dan  produktif,
 Kondisi (status) masyarakat adalah ultimate outcome dari suatu kebijakan; dalam hal ini   maka sudah barang tentu negara tidak perlu repot-repot melarang dan memerangi
 P4GN. Dengan kata lain, prevalensi adalah ukuran substantif, bukan administratif, kinerja   penggunaan  narkotika.  Hingar-bingar  pemberitaan  soal  narkotika  dan  hiruk-pikuk

 P4GN. Karena ini menyangkut  “how common”, jargon alternatif yang dapat diusulkan   implementasi  kebijakan  anti-narkotika  yang  kompleks  agaknya  telah  menyamarkan
 adalah “tingkat narkodemi” (narcodemic). Ini adalah tingkat epidemi penyalahgunaan   kenyataan bahwa adalah adiksi yang menjadi awal mula dari segala persoalan
 narkotika dalam perspektif biostatistika. Indikator lain yang potensial dapat digunakan   kenarkotikaan ini. Gambar di bawah merupakan ilustrasi kami soal bagaimana adiksi

 sebagai alternatif atau pelengkap  adalah  incidence,  morbidity, bahkan  mortality yang   sebagai pusat permasalahan.
 secara langsung  dikaitkan  dengan  penyalahgunaan  narkotika  dalam masyarakat yang


               194   Literatur dasar biostatistika mengulas secara teknis hal-hal ini. Lihat, misalnya,  U.S. Department of
            Health and Human Services (2012). Principles of Epidemiology in Public Health Practice:  An Introduction to Applied
 193   Dolliver, “A supply-based response to a demand-driven problem: a fifteen-year analysis of drug interdiction in Poland.”  Epidemiology and Biostatistics. Third Edition. SELF-STUDY Course SS1978


 142  Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   143
                                                           Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
 Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162