Page 239 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 239

Lampiran: Ringkasan Temuan Lapangan     Lampiran: Ringkasan Temuan Lapangan





 No  Provinsi – Lokasi  Ringkasan Temuan & Rekomendasi dari  No  Provinsi – Lokasi  Ringkasan Temuan & Rekomendasi dari
 Subjek Penelitian
                                                                   Subjek Penelitian

 apakah teknologi  tersebut berada di bawah kewenangan BNPP   secara teknis  dan  langsung  mengenai  penggunaan  dana desa
 atau Bea Cukai. Oleh karena itu, saat pemeriksaan, hanya dilakukan   sehingga  para aparat desa tidak memiliki keraguan di tengah
 pengamatan visual dengan membuka bagasi atau mobil yang ada.   kompleksitas persoalan mengenai kemiskinan dan kesejahteraan
 Akibatnya,  pemeriksaan mendetail tidak dilakukan  pada sekujur   yang belum selesai.
 mobil  sehingga  kasus  penyelundupan  narkoba  lewat  sela-sela
 mobil tidak dapat dilakukan.  5.  Kalbar - Aruk  Temuan:
 10. Penggunaan dana desa untuk kegiatan sosialisasi seperti fasilitasi   1.  Temuan klasik dan perenial dalam konteks law enforcement: dalam
 kegiatan P4GN belum berjalan maksimal di desa-desa Kecamatan   Focus Group Discussion (FGD) Kelompok 1, yang mengundang secara
 Entikong.  Pasalnya, persoalan narkoba belum  menjadi skala   khusus  sejumlah jajaran Aparat Penegak Hukum  (APH), ternyata
 priotas di tengah banyaknya persoalan yang harus dibenahi oleh   masih saja mengangkat perselisihan argumen terkait penanganan
 pihak kelurahan di Entikong, terutama program pembangunan fisik   terhadap narkoba atau narkotika, terutama bagi para pemakai dan
 di wilayah perbatasan daripada pemberdayaan atau sosialisasi.   pecandu ketika diputuskan hukum oleh pihak Pengadilan (putusan
 Terlebih  lagi,  masyarakat  juga  tidak  siap  mengambil  resiko   Hakim), berdasarkan prinsip mens rea atau actus reus. Perdebatan
 mengancam untuk berperan aktif dalam pemberantasan narkoba   terjadi antara representatif Pengadilan Negeri Sambas (Humas dan
 meskipun diketahui  masyarakatnya  menjadi kurir dan pengedar   Hakim), Kejaksaan Negeri Sambas (Sipidum), dan Kepolisian Resor
 narkoba.                                       Sambas  (Sat.  Res  Narkoba).  Di  satu  sisi  pihak  Sat  Res  Narkoba
 11. Menurut  Nuruddin,  tokoh  masyarakat  Entikong,  hulu  masalah   Polres Sambas mempertanyakan putusan terkait durasi kurungan
 narkoba adalah problem kesejahteraan masyarakat. Dalam proses   penjara yang dinilainya ‘kurang memberikan efek jera’, sementara
 perdagangan  di  perbatasan  Malaysia,  ada  peluang  besar  paket   untuk menangkap atau mengungkap peredaran narkoba di Sambas
 narkoba dititipkan kepada masyarakat  setempat untuk  dijadikan   dibutuhkan  dua  hal  yang  sangat krusial selain pertimbangan
 kurir baik disadari secara langsung atau tidak  waktu:  energi  aparat  dan  sokongan  finansial  selama  masa
                                                pemantauan. Pihak Polres cenderung sepakat dengan Kejaksaan
                                                yang ketika persidangan kasus narkoba—seorang jaksa penuntut
                                                umum- akan diajukan tuntutan pidana maksimal penjara terhadap
 Rekomendasi:                                   terdakwa (terutama  bagi Pengedar dan Bandar), namun dalam
 1.  Peredaran narkoba  yang  masuk  melalui  PLBN  Entikong  dan   hal ini seringkali Hakim PN justru hanya memutus setengah—dan
 perkampungan  disekitarnya sangat ditopang  atau justru dipasok   bahkan kurang- dari tuntutan Jaksa tersebut. Yang menjadi temuan
 pihak-pihak pemain lokal dan warga setempat yang dimanfaatkan   dalam konteks ini adalah, bahwa belum adanya ‘detail’ yang cukup
 bandar atau pengedar narkoba. Oleh karena itu, tidak cukup hanya   kuat  di  kalangan  APH/  konteks  law  enforcement—sekalipun
 menggunakan  pendekatan  represif infrastruktur  kelembagaan,   aturan  ukuran  berat  gram di  dalam  UU  tentang  Narkotika  yang
 dan  penegakan  hukum  melawan  peredaran  narkoba  di  wilayah   menetapkan  posisi  seseorang cukup  bukti  diajukan  pemidanaan
 perbatasan Entikong. Pasalnya,  problematika tersebut tidak bisa   sehingga  bisa  dijadikan  terdakwa  atau  tidak-  yang  bisa  menjadi
 dilepaskan dengan konteks sosial-kultural, ekonomi, dan psikologis   ‘jalan tengah’ bagi kepuasan para  APH yang notabene berbeda
 di dalam masyarakat perbatasan Indonesia.      instansi dan kewenangan. Selanjutnya, perdebatan argumen juga
 2.  BNN  perlu  mempertimbangkan  membangun  kantor  di  wilayah   masih ‘memukul rata’ bahwa siapa pun yang terlibat narkoba harus
 PLBN Entikong  untuk  memperkuat pengawasan  dan  koordinasi   dihadapkan kepada pidana kurungan/penjara. Hal tersebut menjadi
 peredaran gelap narkoba di wilayah PLBN Entikong dan sekitarnya.   sangat  kontra-produktif  dengan  cita-cita  yang  tertuang  di  dalam
 Pasalnya, jumlah personel masih terbatas dan lemahnya koordinasi   Undang Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang
 antar aparat yang juga masih adanya ego sektoral.  Narkotika, yang mana dalam hal Menimbang: huruf a., b., dan c.,
                                                (yang tertera di halaman awal/pembuka UU Nomor 35 Tahun 2009
 3.  Perlu adanya pengawasan dan pembangunan  sarana yang   tersebut) justru menekankan alasan utama berdirinya UU a quo
 memadai di wilayah perbatasan jalur tradisional di sekitar Entikong   adalah demi ‘mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera,
 dan Sekayam. Bangunan  portal pembatas negara tidak cukup   adil, dan makmur yang merata materiil dan spiritual, dan sekaligus
 hanya dengan bambu sebagai portal pembatas pintu masuk.  meningkatkan  derajat  kesehatan  SDM  yang  berbasis  kepada
 4.  Perlu adanya dukungan  sarana  khususnya  alat komunikasi yang   prioritas  kesehatan-nya’.  Belum  selarasnya  dan  mendalam-nya
 memadai di wilayah perbatasan Entikong dan sekitarnya. Pasalnya,   pemahaman para APH di lapangan terhadap keutamaan UU No. 35
 salah satu kendala komunikasi aparat penegak hukum di wilayah   Tahun 2009 tentang Narkotika justru kerap berisiko menempatkan
 jalur tradisional adalah lemahnya sinyal untuk  komunikasi antar   program  assessment  terhadap  kasus-per-kasus  narkoba  tak  lain
 aparat                                         sebagai determinasi ‘pemidanaan’ ketimbang ‘rehabilitasi’;
 5.  Perlu adanya pendampingan dari Pemerintah Daerah dan BNNK   2.  Dari PLBN/Perbatasan Aruk,  yang  berada  di  Kabupaten  Sambas,






 224  Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   225
                                                           Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
 Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
   234   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244