Page 242 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 242

Lampiran: Ringkasan Temuan Lapangan                                                                                       Lampiran: Ringkasan Temuan Lapangan





            No     Provinsi – Lokasi                Ringkasan Temuan & Rekomendasi dari                                               No     Provinsi – Lokasi                Ringkasan Temuan & Rekomendasi dari
                                                                                                                                                                                           Subjek Penelitian
                                                                 Subjek Penelitian

                                             rehabilitasi  dan  pasca-rehabilitasi.  Meski  telah  didukung  oleh                                                      pula bahwa sudah beberapa kali diminta ke Pusat namun selalu
                                             terbitnya:  PERATURAN  BERSAMA  KETUA  MAHKAMAH  AGUNG                                                                    tidak kunjung ada jawabannya);
                                             REPUBLIK  INDONESIA;  MENTERI  HUKUM  DAN  HAK  ASASI                                                                  9.  Temuan selanjutnya mengarahkan kami kepada minimnya reaksi
                                             MANUSIA REPUBLIK INDONESIA; MENTERI KESEHATAN REPUBLIK                                                                    aparat kepolisian terhadap kasus narkoba di  Sambas (terutama
                                             INDONESIA; MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA; JAKSA AGUNG                                                                 di tingkatan pelaporan terhadap Polsek). Di Pemangkat misalnya,
                                             REPUBLIK  INDONESIA;  KEPALA  KEPOLISIAN  NEGARA  REPUBLIK                                                                menurut informasi narasumber yang merupakan petinggi  di
                                             INDONESIA;  KEPALA  BADAN  NARKOTIKA  NASIONAL  REPUBLIK                                                                  Dinas Perhubungan Kabupaten Sambas, yang mengatakan bahwa
                                             INDONESIA, NOMOR 01/PB/MA/III/2014 NOMOR 03 TAHUN 2014                                                                    tindakan hukum terhadap para Bandar dan Pengedar di Pemangkat
                                             NOMOR 11 TAHUN 2014, NOMOR 03 TAHUN 2014, NOMOR PER-                                                                      sangatlah  minim, sementara tindakan  terhadap  yang  terbukti
                                             005/A/JA/03/2014,  NOMOR  1  TAHUN  2014,  NOMOR  PERBER/01/                                                              hanya  Pemakai/Penyalahguna justru  sangat keras. Dibuktikan
                                             III/2014/BNN,  TENTANG  PENANGANAN  PECANDU  NARKOTIKA                                                                    melalui pelaporan beberapa kasus peredaran dan penyalahgunaan
                                             DAN  KORBAN  PENYALAHGUNAAN  NARKOTIKA  KE  DALAM                                                                         narkotika di Pemangkat, Sambas (yang ternyata juga menimpa
                                             LEMBAGA  REHABILITASI,  namun  kenyataannya  persoalan  Glory                                                             tiga anggota keluarga dari si Petinggi  Dishub  tersebut). Setelah
                                             terkait dengan  narkoba/narkotika adalah ketika “sudah  mampu                                                             beberapa kali melaporkan kondisi  tersebut, namun  pihak
                                             menangkap”, “sudah bisa mengungkap”, tanpa peduli berapa pun                                                              Kepolisian sama sekali tidak bereaksi, bahkan terkesan menutup-
                                             besaran atau berat dari penangkapan/pengungkapan  tersebut.                                                               nutupi dengan cara mengatakan bahwa “terlalu banyak, dan jika
                                             Ironi  pemahaman tentang Glory  ini  bahkan  terserap  kepada                                                             ditangkap maka penjara akan semakin penuh”. Dua hal yang bisa
                                             level  Daerah/Provinsi, level  Kabupaten/Kota,  level  Kecamatan,                                                         dijadikan perhatian:  Aparat  Kepolisian di level  Sektor/Kecamatan
                                             bahkan  ke  level  Desa, sehingga  yang  terjadi  adalah  APH  dan                                                        bisa jadi merasa bahwa  ancaman Bandar jauh  lebih  besar dan
                                             masyarakat  di  level-level  tersebut  seolah  berlomba-lomba  untuk                                                      dapat mempertaruhkan nyawa mereka sementara jumlah personil
                                             ‘mempersembahkan’  dan  ‘mendambakan’  peristiwa-peristiwa                                                                di Polsek hanyalah segelintir orang, namun demikian, juga bisa jadi
                                             penangkapan,  pengungkapan,  dan  pemberantasan.  Tugas  berat                                                            bahwa selama ini ada dugaan pelibatan oknum APH “yang bermain
                                             untuk  Pencegahan  dalam  bentuk  Rehabilitasi,  dikarenakan  efek                                                        nakal dan  terus  mengeksploitasi keuntungan  tertentu” sehingga
                                             pemberantasan sudah lebih dominan dalam ‘mempersembahkan’                                                                 akhirnya melanggengkan peredaran narkoba di Sambas;
                                             Glory sebagaimana yang disukai oleh masyarakat;                                                                        10. Narapidana bernama Euis Patmawati, terdakwa hukuman seumur
                                          7.  Di Kabupaten Sambas, terdapat sebuah Desa bernama Desa Tebas,                                                            hidup yang membawa 30 kg narkotika jenis sabu, justru menjalani
                                             Kecamatan Pemangkat, yang  diklaim  serupa  dengan  Kampung                                                               hukuman  kurungan  penjara-nya  di  Rumah  Tahanan  Kelas  II,
                                             Beting  di  Pontianak.  Desa  Tebas  dan  Pemangkat  merupakan                                                            Sambas, dan bukannya  ditempatkan di dalam penjara dengan
                                             wilayah-wilayah yang menjadi basis peredaran ke seluruh pelosok                                                           keamanan  maksimum/  selevel  Lapas.  Saat  di-wawancarai,  Euis
                                             Sambas;                                                                                                                   mengaku  bahwa  barang  sabu  30  kg  yang  dibawanya  bukanlah
                                          8.  Pusat Rehabilitasi Swasta yang seharusnya berada di bawah lingkar                                                        yang pertama kalinya dirinya membawa masuk ke Indonesia,
                                             koordinasi/  binaan  Kementerian  Sosial  belum  mendapatkan                                                              melainkan tidak jauh dari sebelum dirinya tertangkap, dia sudah
                                             pembinaan yang maksimal, kecuali dalam hal rutinnya pemberian                                                             pernah membawa masuk paket sabu yang diantarkannya sampai
                                             alat  tes  narkoba  (test  pack)  kepada  Pusat-Pusat  rehab  swasta                                                      ke Pontianak. Euis ditangkap oleh pihak Satgas Pamtas Aruk, berita
                                             tersebut. Di sejumlah Pusat Rehabilitasi swasta, yang para Ketua-                                                         awalnya, menurut Wawan Gunawan, seorang informan yang juga
                                             nya berhasil diwawancarai, mereka mengaku bahwa untuk modul                                                               berprofesi  sebagai  jurnalis  perbatasan/ jurnalis  kantor  berita
                                             rehabilitasi dan konseling mereka masih dapatkan dari lembaga/                                                            Tribun  Pontianak,  mengaku  bahwa  berita  penangkapan  tersebut
                                             organisasi swasta internasional yang bernama Mental Health yang                                                           awalnya menyebutkan  bahwa barang bukti sabu seberat sekitar
                                             bermarkas Pusat di Australia dan Selandia Baru. Sementara untuk                                                           51 kg, namun ketika ditimbang kembali oleh Polda Kalbar, ternyata
                                             posisi sebagai Konselor Adiksi, Pusat Rehabilitasi swasta tersebut                                                        hanya  seberat  30  kg.  Wawan  mengakui  bahwa  yang  menaikkan
                                             cenderung  menggunakan  pengalaman  para eks.  Pecandu  yang                                                              berita  ’51,923  kg  sabu’  di  awal  penangkapan  Euis  Patmawati
                                             telah pulih (wawancara mendalam terkait hal ini dilakukan dengan                                                          justru  adalah  kantor  berita  Antara, yang  notabene  kepemilikan
                                             dua Ketua lembaga Rehabilitasi swasta, yakni: lembaga/ organisasi                                                         Pemerintah—yang akhirnya juga dilakukan  oleh kantor berita
                                             “Geratak” di Sambas, dan “Kesatu” di Singkawang). Ironisnya, temuan                                                       Tribun.  Terlepas  dari  adanya  kekeliruan  penimbangan—atau
                                             di lapangan semakin lengkap ketika salah seorang informan FGD,                                                            alasan belum dikalibrasi, baik yang dilakukan di level Satgas Pamtas
                                             dari  kelompok  2  FGD  Sambas, yang  sekaligus  berposisi  sebagai                                                       TNI  maupun  level  Polda,  namun  hal  ini  akan  menjadi  preseden
                                             PNS pada Dinas Sosial di Kabupaten Sambas mengatakan apabila                                                              tidak baik dan berpotensi memunculkan dugaan, asumsi, dan
                                             kekurangan saat ini adalah Konselor dalam bidang Adiksi Narkotika/                                                        kecurigaan publik menjadi semakin liar (apalagi dengan kusutnya
                                             Narkoba, yang sebaiknya segera dikirimkan untuk menanggulangi                                                             lilitan asumsi-asumsi ‘miring’ publik yang menghubungkan antara
                                             cukup besarnya permintaan rehabilitasi di Sambas (yang dikatakan                                                          narkoba dengan APH selama ini);






            228     Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)                                                                               Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   229
                                                                                                                                                                                  Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
                    Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247