Page 240 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 240

Lampiran: Ringkasan Temuan Lapangan                                                                                       Lampiran: Ringkasan Temuan Lapangan





            No     Provinsi – Lokasi                Ringkasan Temuan & Rekomendasi dari                                               No     Provinsi – Lokasi                Ringkasan Temuan & Rekomendasi dari
                                                                                                                                                                                           Subjek Penelitian
                                                                 Subjek Penelitian

                                             peredaran Sabu  terus mengalami peningkatan.  Sambas  diklaim                                                             sebagai  Bandar kecil.  Berbeda  dengan  pengecer  yang  hanya
                                             oleh beberapa narasumber dan infroman tengah berada dalam                                                                 menyediakan  biasanya  sekitar  maksimal  10  gram  dan  sabu  bisa
                                             level ‘siaga narkoba’, dan bukan hanya sebatas ‘daerah transit atau                                                       digunakan di lokasi tempat pengecer tersebut menjajakan, namun
                                             perlintasan narkoba belaka’. Status ke-gawat-an narkoba di Sambas                                                         tidak untuk jenis bandar kecil yang terkecuali hanya menjual putus.
                                             ‘naik’ dikarenakan Sambas saat ini sudah merupakan daerah tujuan                                                          Sementara pembelian atau transaksi dalam jumlah besar tetap
                                             pengiriman Sabu (salah satu titik akhir). Sebelumnya pengiriman                                                           dilakukan ke wilayah Beting, Kota Pontianak;
                                             Sabu di Kalimantan Barat  selalu dipusatkan  ke Pontianak (dari                                                        5.  Di PLBN Aruk, sistem dan mekanisme penggunaan Kartu Identitas
                                             perbatasan), dan dari situ baru didistribusikan ke masing-masing                                                          Lintas Barang (KILB) yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan,
                                             wilayah  Kabupaten/Kota.  Namun  saat  ini  tren-nya  mengalami                                                           masih membingungkan  banyak pihak,  terutama di kalangan
                                             perkembangan  dan  pergeseran  siginifikan.  Salah  satunya  adalah                                                       stakeholder instansi/lembaga Pemerintah yang ditugaskan di
                                             dikarenakan jalur Aruk-Sambas tidak lagi sekadar jalur transit atau                                                       PLBN. Secara regulasi, KILB diperuntukkan bagi warga/masyarakat
                                             jalur melintas semata, melainkan juga telah teridentifikasi sebagai                                                       yang berada di area perbatasan Negara, umumnya ditandai dengan
                                             sasaran peredaran Sabu itu sendiri. Kabupaten/Kota yang disasar                                                           prinsip  Pemerintah untuk  mengupayakan  kesejahteraan warga/
                                             sejak masuknya Sabu dari perbatasan/PLBN Aruk mencakup tiga                                                               masyarakat di perbatasan (di Kabupaten Sambas, salah satu daerah
                                             wilayah: Singkawang, Bengkayang, dan Sambas (atau yang dikenal                                                            yang  diprogramkan  memiliki  KILB  adalah  warga  yang  terdaftar
                                             juga dengan nama Sing-Be-Bas. Tiga wilayah tersebut merupakan                                                             di Kecamatan Sajingan Besar).  Dalam  praktiknya, pemeriksaan
                                             lahan  “permainan”  peredaran Sabu  yang  lantas  ditandai  oleh                                                          terhadap pemegang KILB ternyata tidak seketat pelintas umum
                                             mayoritas  warna  Kuning  dan  Merah,  sesuai  dengan  tahapan                                                            (non-KILB)  di  PLBN  Aruk.  KILB  merupakan  akses  untuk  dapat
                                             bahaya narkoba yang telah meluas di sana);                                                                                kemudahan  berbelanja  di  Malaysia  daripada  di  Indonesia  yang
                                          3.  Kategorisasi yang  berlaku  di  Sambas (dalam hal  transaksi                                                             secara jarak jauh  untuk  ditempuh,  sehingga  fungsi  KILB  adalah
                                             Sabu/Narkoba):  Pemakai  (penyalahguna  yang  masih  bersifat                                                             memberikan keleluasaan kepada warga di area perbatasan untuk
                                             ‘menggunakan’  sekali-sekali,  beli  untuk  sekali  pakai-habis,  dan                                                     berbelanja  ke lokasi terdekat, dan  dalam konteks  terdekat ke
                                             bahkan  masih  punya  hari  libur  pakai;  terkadang  pakai  untuk                                                        Aruk,  adalah  distrik  Kuching  dan  Desa  Biawak  di  Malaysia,  yang
                                             sekadar rekreasi waktu tertentu), Pecandu (Penyalahguna tingkat                                                           secara jarak tempuh relatif lebih terjangkau aksesnya ketimbang
                                             lanjutan;  penggunaan  masif  dan  tidak  memiliki  hari  libur  pakai,                                                   harus ke Sambas, Singkawang,  atau Pontianak. Desa Biawak
                                             diusahakan memakai Sabu dalam setiap aktivitas apa pun; sudah                                                             merupakan desa yang bisa ditempuh sekitar 30 menit dari Aruk,
                                             mulai  kepikiran  menjadi  Pengecer,  dan  punya  kecenderungan                                                           di  sana  terdapat  Pasar  Tebedu  yang  menjadi  tempat  transaksi
                                             menawarkan Sabu kepada yang lain), Pengecer (biasanya kolaboratif                                                         jual-beli lelong (pakaian-pakaian bekas kualitas Malaysia, sekaligus
                                             di level Pecandu; pada level Pengecer ini, yang dianggap Pengecer                                                         diklaim menjadi tempat transaksi jual-beli sabu). Banyak potensi
                                             Sabu  adalah ‘pedagang  sabu eceran’ yang  juga menyediakan                                                               KILB disalahgunakan sehingga  menjadi celah masuknya narkoba
                                             tempat/lokasi  untuk  ‘menggunakan  sabu’;  Pengecer  adalah  juga                                                        secara berkala. Salah satunya adalah minimnya pengawasan dan
                                             Pecandu),  Pengedar  (atau  disebut  sebagai  ‘Bandar  kecil’;  tidak                                                     pemeriksaan pihak Bea Cukai—sebagai representatif Kementerian
                                             menyediakan  tempat/lokasi  menggunakan  Sabu),  Bandar  (dekat                                                           Keuangan-  terhadap  pemegang  daftar  belanja  KILB  (yang  kerap
                                             dengan istilah ‘Sindikat’, dan Bandar yang dimaksud tidak berada di                                                       hanya diperiksa kesesuaian jumlah kardus atau karung belanjaan
                                             dalam Indonesia melainkan di luar negeri; namun pengerahan anak                                                           dengan yang tertera di daftar belanjaan atau tidak-nya, sementara
                                             buah Bandar tetap dilakukan  untuk  mengawasi dan mengontrol                                                              tidak pernah dilakukan  pembongkaran terhadap komoditas
                                             peredaran barang Sabu miliknya);                                                                                          tersebut). Ketika kami konfrimasi kepada BNPP selaku pengelola
                                          4.  Temuan  bahwa  berjualan  sabu  sudah  ‘dianggap’  sebagai  mata                                                         PLBN, mereka juga mengakui sangat minimnya informasi mengenai
                                             pencaharian:  menurut  Wawan  Gunawan,  seorang  Jurnalis                                                                 KILB,  apalagi  yang  bersifat  pelaporan  atau  korodinasi  dengan
                                             Perbatasan sekaligus bekerja sebagai Jurnalis di kantor berita                                                            BNPP.  Di  sini,  terlihat  sekali  ego-sektoral  dari  masing-masing
                                             Tribun  Pontianak,  yang  dalam  pergerakan  peliputannya  berada                                                         lembaga/instansi Pemerintah yang bertugas di PLBN, bahwa yang
                                             di  seputar  peredaran narkoba  jenis  sabu  dan  sebagainya,                                                             terpenting—dan masih diterapkan saat ini- adalah mereka secara
                                             menyatakan bahwa peredaran sabu di Sambas “menyamar” dalam                                                                masing-masing instansi melaporkan kepada atasan/ Pejabat Tinggi
                                             bentuk profesi pegawai swasta (para pelaku ketika berangkat dari                                                          di masing-masing di instansi/ lembaga/ Kementerian yang ada di
                                             rumah mereka menggunakan sepatu pantofel, berpakaian kemeja                                                               Pusat, lebih  diutamakan daripada koordinasi  dan  konsolidasi  di
                                             rapi dimasukkan ke dalam celana panjang bahan, dan membawa                                                                lapangan;
                                             tas layaknya pegawai swasta), artinya, para pelaku berangkat dari                                                      6.  Glory (baca: kemuliaan, keagungan, kejayaan) P4GN masih terletak
                                             rumah  menuju  ke  kontrakan  atau  kos-kosan  yang  mereka  sewa                                                         pada penangkapan, pemberantasan, dan pengungkapan peredaran
                                             secara bulanan  untuk  berjualan  sabu  (umumnya  paling  banyak                                                          di  tanah  air ketimbang  ‘mematangkan’  dan  memperjuangkan
                                             adalah 25 gram, minimal adalah 20 gram). Mereka biasanya disebut                                                          ‘habis-habisan’  dimensi  pencegahan  melalui  program-program






            226     Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)                                                                               Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   227
                                                                                                                                                                                  Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
                    Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245